Mohon tunggu...
Feblicya Palimbunga
Feblicya Palimbunga Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa Bioteknologi, Universitas Kristen Duta Wacana

-

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Langkah Preventif Penyakit Tular Vektor DBD (Demam Berdarah Dengue) di Toraja Utara

10 Juni 2020   14:56 Diperbarui: 10 Juni 2020   14:54 152
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

Penyakit Tular Vektor merupakan penyakit menular yang banyak terjadi pada masyarakat di Indonesia, salah satunya adalah penyakit DBD (Demam Berdarah Dengue). Penyakit DBD adalah penyakit yang disebabkan oleh virus Dengue dari kelompok arbovirus B, yaitu arthropod-born envirus atau virus yang disebarkan oleh artopoda. Vektor utama penyakit DBD adalah nyamuk Aedes Aegypti dan Aedes Albopictus, namun yang lebih efektif menyebarkan virus Dengue adalah nyamuk Aedes Aegypti. Adapun gejala-gejala yang biasa timbul pada penderita DBD yaitu demam, nyeri otot, nyeri sendi, serta adanya ruam pada tubuh. Kasus DBD sering terjadi pada musim hujan. Curah hujan yang berlebih menyebabkan genangan air di jalan bahkan menyebabkan banjir, yang berpotensi sebagai tempat nyamuk bertelur. Faktor perilaku masyarakat yang mengabaikan pencegahan serta faktor kondisi lingkungan yang tidak sehat sangat mempengaruhi perkembangan vektor DBD.

Penyakit DBD telah menyebar luas di berbagai daerah di Indonesia salah satunya di daerah Toraja Utara. Setiap tahunnya Toraja Utara selalu terdapat kasus DBD.  Berdasarkan data yang diperoleh dari Dinas Kesehatan Sulawesi Selatan,  jumlah kasus DBD di Toraja Utara pada empat tahun terakhir secara berturut-turut, pada tahun 2014 = 0-19 jiwa, tahun 2015 = 38  2016 = 77 jiwa, dan tahun  2017 = 29 jiwa. Dari data tersebut kasus DBD di Toraja Utara berfluktuasi dari tahun ke tahun. Dilansir dari TribunToraja.com, pada tahun 2018 Dinas Kesehatan Toraja Utara mencatat terdapat 57 kasus DBD di Toraja Utara, dan pada awal bulan Januari -- 4 Februari tahun 2019 terdapat 3 orang  yang positif DBD. Keberadaan penyakit DBD pada suatu daerah tertentu sangat cepat penyebarannya, penyakit tersebut jika tidak ditangani dari awal bisa berakibat kematian, oleh sebab itu kasus penyakit tersebut harus segera ditindak lanjuti dengan berbagai upaya pengendalian tertentu yang didukung oleh kerjasama pemerintah dan masyarakat. 

Pola Penyebaran DBD (Demam Berdarah Dengue)

Lalu bagaimanakah penyebaran penyakit DBD dari agen, vektor, hingga host?      

Pola penyebaran penyakit DBD dari agen(virus), vektor (nyamuk), hingga host (tubuh) manusia yaitu, dimulai dari nyamuk Aedes aegypti terinfeksi melalui pengisapan darah dari orang yang sedang dalam fase viremia sebelum demam, darah orang tersebut mengandung virus dengue. Kemudian, masa inkubasi virus dalam tubuh nyamuk (extrinsic incubation period) antara 7-14 hari. Virus bereplikasi di dalam jaringan midgut nyamuk, kemudian melalui hemolymph menyebar ke jaringan lain yaitu kelenjar ludah. Nyamuk Aedes aegypti menularkan virus dengue, ketika nyamuk menggigit/menghisap darah pada tubuh manusia, sebelumnya itu nyamuk akan mengeluarkan air liurnya terlebih dahulu, dan pada saat mengeluarkan air liur maka virus dengue juga ikut dipindahkan kedalam tubuh manusia.  Masa inkubasi virus di dalam tubuh manusia antara 4-6 hari. Manusia infektif hanya pada saat viremia saja (5-7 hari), tetapi nyamuk dapat infektif (membawa virus) selama hidupnya.

Faktor Resiko

Kasus DBD di Kabupaten Toraja Utara dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain:

a. Faktor perubahan cuaca

Perubahan cuaca, seperti musim hujan merupakan kondisi dimana kasus DBD sering terjadi. Pada masa musim hujan yang berkepanjangan menyebabkan banjir atau genangan-genangan air di jalan sehingga sangat berpotensi untuk dijadikan sarang nyamuk/tempat nyamuk untuk bertelur selain itu, curah hujan yang besar akan menyebabkan genangan air ini melimpah sehingg larva atau pupa nyamuk tersebar ke tempat lain yang dapat meningkatkan resiko penularan.

b. Faktor Kondisi Lingkungan

Kondisi lingkungan juga sangat mempengaruhi adanya vektor DBD baik itu diluar lingkungan rumah maupun di dalam rumah. Kondisi tersebut seperti kondisi lingkungan yang kurang bersih yaitu pada tempat penampungan air yang tidak memiliki penutup, bak kamar mandi jarang dikuras, serta kebiasaan menggantung pakaian atau menumpuk pakaian kotor. Faktor lainnya adalah kurangnya fasilitas pembuangan sampah yang menyebabkan sampah tertumpuk dan berserakan sehinga menyebabkan tersumbatnya saluran air hujan. kondisi inilah yang sangat disukai oleh nyamuk Aedes aegipty untuk dijadikan tempat berkembangbiak.

Strategi Pengendalian 

Melihat beberapa faktor resikio diatas maka berikut adalah beberapa langkah preventif yang dapat dilakukan untuk penyakit DBD antara lain:

a. Aksi manajemen lingkungan

Manajemen lingkungan dimaksudkan untuk melakukan pemberantasan sarang nyamuk, dapat dilakukan dengan rutin menguras dan menyikat dinding bak mandi atau tempat penampungan air lainnya, menutup rapat penampungan air agar nyamuk tidak dapat masuk kedalam penampungan, dan mendaur ulang barang-barang bekas agar tidak tertumpuk dan dapat digunakan kembali.

b. Aksi kerja bakti

Aksi kerja bakti sangat membantu dalam pengendalian kasus DBD jika sering dilakukan terutama pada daerah yang endemik. Aksi kerja bakti sosial dalam pengendalian DBD, seperti melakukan pembersihan lingkungan, menutup lubang yang dapat menampung genangan air, dan lain sebainya.

c. Penanaman tanaman biolarvasida

Cara lain yang dapat dilakukan untuk mengantisipasi adanya vektor nyamuk adalah dengan melakukan penanaman tanaman biolarvasida di sekitar halaman rumah. Tanaman biolarvasida adalah tanaman-tanaman yang dapat mencegah hadirnya nyamuk Aedes Aegepty secara langsung. Terdapat beberapa tanaman biolarvasida yang dapat mengantisipasi adanya nyamuk antara lain: tapak dara; serei; kemangi; jeruk; sirsak; kunyit; jahe dan masih banyak lagi. 

d. Sosialisasi

Untuk menambah pemahaman masyarakat tentang penyakit tular vektor DBD agar lebih siaga lagi, maka pihak Pemerintah/Dinas Kesehatan perlu melakukan sosialisasi terhadap masyarakat seperti memberikan informasi tentang bahaya penyakit DBD dan faktor resiko yang dapat meningkatkan kasus DBD serta memberi solusi tentang bagaimana penanggulangannya.

Adapun upaya pengendelian yang telah dilakukan oleh Dinas Kesehatan Toraja Utara, yaitu dengan program zero DBD untuk membasmi penyakit DBD di Toraja Utara serta mengimbau masyarakat untuk waspada dengan menjaga kebersihan lingkungan dan lain sebagainya. Kasus penyakit DBD di daerah Toraja Utara masih terus terjadi terhadap masyarakat dari tahun ke tahun. Walaupun kasus DBDnya masih sedikit dibandingkan dengan Kabupaten lainnya jika dilihat pada empat tahun terakhir dari data Dinas Kesehatan Sulawesi Selatan tahun 2017, namun jika diabaikan bisa saja meningkat drastis karena penyakit DBD merupakan penyakit tular vektor yang penyebarannya bisa sangat cepat. Kasus penyakit tersebut tentu bisa dikendalikan dengan berbagai upaya seperti beberapa strategi pengendalian yang telah diuraikan diatas, serta mendengarkan dan taat melakukan imbuan dari pemerintah. Oleh karena itu, agar upaya pengendalian kasus DBD berjalan dengan efektif maka perlu adanya kerjasama yang baik antara pemerintah  dan masyarakat aktif dalam mewujudkan Toraja Utara bebas DBD.

Referensi:

Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Selatan. 2017. Profil Kesehatan Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2017. Sulawesi Selatan : Dinkes Provinsi Sulawesi Selatan

TribunToraja.com.https://makassar.tribunnews.com/2018/04/06/dalam-tiga-bulan-dinkes-toraja-utara-tangani-28-kasus-dbd, diakses pada 6 April 2018, pukul 14:55 WITA.

Soewondo, E.S., 2002. Tata Laksana Demam Berdarah Dengue pada Orang Dewasa. Seri Penyakit Tropik Infeksi, Perkembangan Terkini Dalam Pengelolaan Beberapa Penyakit Tropik Infeksi. Airlangga University Press, Surabaya: 117.

Widoyono. 2008. Penyakit Tropis, Epidemiologi, Penularan, Pencegahan dan Pemberantasannya. Jakarta : Erlangga.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun