Mohon tunggu...
Pendekar Sakti
Pendekar Sakti Mohon Tunggu... profesional -

Kaum yang ngakunya Liberal Sekuler ternyata Pengecut. Hanya berani berkoar2 dimedia.\r\n

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Pengukuhan Wali Naggroe Aceh dalam Sebuah Pandangan!

16 Desember 2013   13:31 Diperbarui: 24 Juni 2015   03:52 99
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bagi Anda Penggemar atau Fansnya WALI BAND, mohon maaf, untuk sejenak bukan wali yang selalu menghibur indra dengar itu yang dimaksud. :) tapi ini tentang wali di wilayah paling barat neagara ini. Dan ini berkaitan dengan 'hak istimewa' yang diberikan oleh Aceh, sebagai daerah 'khusus' di Indonesia. Ya, ini tentang Wali Naggroe, belum pernah dengar? hmm..

Baiklah, pada artikel ini kita mau bahas sedikit tentang wali naggroe,

tepatnya Tentang Pengukuhan Wali Naggroe Aceh!

Hari ini, Aceh mengukuhkan Wali Naggroe. jika merujuk ke MoU Helsinki, merupakan salah satu yang harus dilaksanakan (amanah MoU).

Tentu saja, dalam masyrakat kita yang 'hiterogenous', ada dua pendapat ada yang setuju dan ada yang tdk setuju. yang setuju kadang begitu 'euforia'. Yang tidak setuju, tentu juga sangat 'euforia' namun dalam hal antipatik. bahkan ada yang mengelurakan kata-kata yang kurang enak didengar, kalau kritikan adalah hal yang biasa dalam bermasyrakat.

Tapi, biasanya kita dapat membaca tingkat intelektualistas seseorang dari segi dia mengeluarkan pendapat. jika yang keluar adalah kata2 'ternak' pasti kita tau dimana kampungnya dan sama suapa teman-temannya.

hmm.. lalu Bagiamana dengan pendapat saya sendiri?

Dalam hal ini,tentu saja saya bukan seorang tokoh masyarakat yang perlu diminta pendapat atau komentarnya. Bukan juga seorang intelektual yang harus memberi pandangan dalam masalah ini. Namun, sebagia masyarakat yang hidup di Aceh, yang juga 'merasa memiliki' wali naggroe yang baru saja dikukuhkan. tentu, saya memberi pandangan, selayaknya masyarakat biasa yang meberi pandangan tentang wali naggroe.

dalam hal ini, saya hanya ingin mengutip pidato MENPAN pak Azwar Abubakar yang kebetulan ikut memeberi sambutan dalam acara pengukuhan wali naggroe yang baru saja berlangsung.

Kata Menpan;

"Dalam masyarakat kita mengenal ada yang Simpatik dan ada yang antipatik, namun ada diantara keduanya yaitu saling pengertian atau saling mengerti".

(yang mendukung tentu simpatik, yang tdk mendukung tentu anti patik)

Yang namanya manusia, mana ada yang sempurna, yang tdk sempurna itulah yang perlu kita saling bantu. Lanjut Menpan.

Jadi, terkait Hal ini, saya tidak perlu memusingkan kepala untuk anti patik atau terlalu simpatik. Saya hanya berada ditengah-tengah saja. ya "saling mengerti".

Ini bukan maksud 'menyelamatkan' diri dari orang yang simpatik amupun yang antipatik.

Tapi, saya hanya menggunakan pikiran logis saja.

Logisnya begini, Negara ini sudah ada yang urus,Aceh adalah Bagian dari sebuah negara yang mana juga sudah ada yang urus (ada Gubernur,DPRA dst,,)

saat ini, yang mengurus masalah nanggroe adalah mereka yang telah dipercayakan untuk mengurusinya. Jadi apa yang perlu dipikirkan untuk mengurusi mereka?

Kita tdk hidup dia alam mimpi, kita hidup dialam nyata.

Ya, kita harus terima apa yang telah menjadi kenyataan. Wali naggroe hari ini telah dilantik, dan itu adalah nyata. dan kita terima saja. buat apa ribut-ribut?yang ada buang buang energi yang tdk jelas apa manfaatnya. kalaupun manfaat saya kira lebih besar mudharatnya.

masalah uang pelantikan yang 2,4 M? ya kalau anda mau mempermasalahkan ya silahkan permasalahkan, atau minta ke PPID ttg pengeluaran biayanya.

Yang jelas saya pribadi tdk mau ambil pusing, masih banyak yang lebih penting yang perlu saya urus.

Bahkan, orang-orang yang lebih hebat dari kita tdk mempermasalahkan

saya lihat ada Ahmad farhan Hamid(MPR RI)Azwar Abubakar (Menpan),Gubernur2 Aceh sebelumnya dan pengurus2 negara lainnya.

Jadi dalam hal ini, sekali lagi, walaupun memberi pendapat bukan sebagai tokoh masyarakat atau pejabat negara, hanya sekedar rakyat biasa. Ya biasa saja, tdk perlu ribut-ribut dan membuang energi kpd yang tdk bermanfaat. Karena masih banyak yang perlu dipikirkan dan dibutuhkan energi kpd yang lebih bermanfaat.

Bagi Anda? ya silahkan.. semua memiliki pandangan masing2. Mau simpatik mau anti patik, itu adalah hak setiap warga. Tentu saja, setiap pilihan ada konsekwensinya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun