Aktivitas melaut akhirnya diubah menjadi memperbaiki jaring maupun peralatan melaut yang lainnya. Nelayan di kota wali tersebut sampai saat ini kesulitan mendapatkan BBM jenis solar.
Hal itu diungkapkan, Nur Yanto, salah satu nelayan asal Palang, Tuban. Selain yang diungkapkan Nur Yanta sebelumnya, Nur Yanto juga mengaku jika untuk membeli BBM Solar pun dibatasi.
"Untuk nelayan pancing seperti saya membutuhkan 40 liter solar, namun hanya boleh membeli di SPBU sebanyak 20 liter. Itupun langka," tandasnya. (setya) Padahal, solar menjadi bahan bakar utama perahu yang mereka gunakan.
Dampak kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) ini membuat banyak nelayan di indonesia termasuk di kota Tuban, Jawa Timur terpaksa tidak bisa melaut.
Ratusan perahu nelayan terpaksa ditambatkan di pesisir Utara Kelurahan Sidomulyo, Tuban, Jawa Timur. Seminggu terakhir para nelayan tidak bisa mencari tangkapan ikan karena kelangkaan solar.
Sejumlah nelayan terlihat antri untuk membeli solar di SPBU. Bahkan, mereka harus menunggu sekitar satu jam untuk mendapatkan solar yang diperlukan untuk kebutuhan melaut namun ketersediaan stok solar kosong. Hal itu terjadi setelah pemerintah resmi mengumumkan kenaikan harga BBM (bahan bakar minyak) mulai dari Pertalite, Solar, dan Pertamax.
Harga terbaru BBM bersubsidi dan non-subsidi itu mulai berlaku pada Sabtu 3 September 2022 pukul 14.30 WIB.
"Keberatan harga solar naik," kata nelayan asal Desa Karangagung, Kecamatan Palang, Yetno, saat antri solar di SPBU Kradenan, kecamatan setempat.
Ia menjelaskan, meski harga BBM sekarang naik namun nyatanya solar juga sulit didapatkan. Terbukti nelayan jenis mancing itu sudah menunggu hampir satu jam, tetapi tidak juga mendapat solar. Selain itu, kenaikan BBM juga belum tentu bisa mendongkrak harga tangkapan ikan.
"Sudah naik langka juga, kalau harga ikan tidak naik ya makin sulit kehidupan nelayan," terangnya.