Konferensi Meja Bundar (KMB) adalah pertemuan antara perwakilan Republik Indonesia, Belanda, dan BFO (Bijeenkomst voor Federaal Overleg) yang mewakili beberapa negara ciptaan Belanda di Indonesia. Konferensi Meja Bundar terjadi di Den Haag, Belanda, pada 23 Agustus sampai 2 November 1949. Hal ini bertujuan untuk menyelesaikan permasalahan Indonesia yang telah lama selesai. Walaupun Indonesia telah menyatakan kemerdekaan pada 17 Agustus 1945, Belanda masih tetap ingin merebut Indonesia. Beberapa hasil dari KMB adalah sebagai berikut:
1. Belanda mengakui Indonesia dalam bentuk Republik Indonesia Serikat (RIS) sebagai negara yang merdeka dan berdaulat.
2. Status Irian Barat akan diselesaikan setahun setelah pengakuan kedaulatan.
3. RIS dan Belanda akan membentuk Uni Indonesia-Belanda yang bersifat longgar, berdasarkan kerjasama, sukarela, dan sederajat.
4. RIS akan memberikan izin baru kepada perusahaan-perusahaan Belanda untuk beroperasi di Indonesia.
5. RIS harus membayar semua hutang Hindia-Belanda sejak 1942.
6. RIS akan membentuk Angkatan Perang Republik Indonesia Serikat (APRIS) yang terdiri dari TNI dan mantan tentara KNIL.
Hasil tersebut memberikan beberapa dampak bagi Indonesia yakni negatif dan positif. Dampak positif yang dirasakan Indonesia yakni Belanda akhirnya mengakui kedaulatan Republik Indonesia pada 27 Desember 1949 oleh ratu kerajaan Belanda yakni Ratu Juliana. Belanda pun menyerahkan wilayah bekas jajahannya, dan Belanda pun menghentikan konflik bersenjata dari militer Belanda. Selain dampak positif yang Indonesia rasakan, Indonesia pun merasakan dampak negatifnya yakni demokrasi di Indonesia belum terlaksana sepenuhnya. Hal ini dikarenakan Indonesia berubah menjadi Negara Indonesia Serikat yang menunjukkan bahwa Indonesia merupakan negara boneka Belanda. Indonesia pun harus membayar semua hutang Hindia-Belanda sejak 1942. Ini adalah dampak positif dan negatif dari Konferensi Meja Bundar, hasil yang didapatkan oleh Indonesia menguntungkan, tetapi ternyata ada juga hasil yang merugikan Indonesia.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H