Mohon tunggu...
Dionisius Damastya
Dionisius Damastya Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta

Mahasiswa biasa yang berkarya lewat tulisan-tulisan kecil.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Bahtera Keraguan (Sebuah Cerpen yang Diadaptasi dari Novel "Pada Sebuah Kapal" Karya NH. Dini)

6 November 2024   23:00 Diperbarui: 6 November 2024   23:36 63
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Aku pun tidak menolak tawaran tersebut dan kami pun makan berdua. Betapa senangnya hatiku ketika bersamanya malam itu. Aku tak tahu perasaan apa yang muncul dalam diriku ketika bersamanya. Aku merasa nyaman dan aman ketika di dekatnya. Berbeda ketika bersama dengan Chris. Aku selalu merasakan ancaman dan ketakutan untuk dibentak dan diperlakukan kasar olehnya. Tapi dengan Robert aku selalu merasakan kenyamanan, perhatian ketulusan. Apakah artinya ini bagiku? Apakah ada sesuatu yang dipendam olehnya? Apakah yang terjadi padaku ketika bersamanya? Pertanyaan ini selalu menggeluti dan membuatku bimbang dalam hatiku. Padahal di sisi lain aku telah berumahtangga dengan Chris meskipun ia selalu memperlakukanku dengan kasar dan tak pernah menghargaiku. Aku merasakan sesuatu ketika aku bersama dengan Robert. Apakah ini?

Tak terasa waktu sudah menunjukkan pukul sebelas malam. Aku pun pergi ke kamarku dan berpamitan dengan Robert untuk istirahat. Robert menemaniku sampai depan kamar. Sebelum ia pergi kami sempat bercakap-cakap di balkon kamarku.

"Rin, ada hal yang ingin kubicarakan. Sebenarnya sejak pertama aku melihatmu aku sudah tertarik padamu. Aku tahu aku telah mempunyai istri, begitu juga kau yang telah mempunyai suami. Namun aku juga tak bisa menyembunyikan perasaanku." tuturnya.

Aku terkejut mendengar perkataan Robert itu. Seketika hatiku berdegup kencang. Hatiku bergejolak mendengar kata-kata tersebut keluar dari mulutnya. Apakah benar ia suka denganku? Mengapa ia bisa suka denganku? Sedangkan aku dan dia baru bertemu? Apakah artinya ini bagiku dan baginya? Saat itu aku tak mengeluarkan sepatah kata apapun. Badanku merinding dan perasaanku campur aduk ketika mendengar itu. Mengapa aku menjadi seperti ini? Aku tak tahu apa yang harus kuperbuat. Aku mencoba mengalihkan pembicaraan ke hal yang lain.

"Sepertinya aku sudah terlalu mengantuk. Aku ingin istirahat." kataku.

"Terima kasih atas hari ini, Rin. Selamat malam, selamat beristirahat."

Setelah Robert keluar aku pun beranjak ke kasur dan menangis. Hatiku sangat bergejolak dan perasaanku campur aduk. Sukakah aku dengannya? Namun Chris masih berstatus sebagai suamiku. Apa yang terjadi pada diriku sehingga Robert dapat suka padaku? Apa yang harus kulakukan saat ini? Dalam kesendirianku malam itu aku meluapkan segala perasaanku. Tetesan air mata tak berhenti mengalir dari kebimbanganku malam itu. Bimbang, bingung, ragu, cemas, namun di satu sisi ada perasaan senang dalam hatiku. Aku terlalu bimbang dengan hal ini. Lagipula aku dan Chris memang tidak bisa bersatu karena dari awal aku terlalu percaya dengan janji dan tindakan manisnya. Aku sedari awal tidak memperhatikan perkataan kakakku sebelum aku memilih untuk menikah dengan Chris. Apakah ini cinta tulus yang seharusnya kudapatkan dari Chris?

Malam itu aku bergelut dengan perasaan dan pikiranku sendiri. Esok hari kapal ini rencananya akan berlabuh ke Kobe dan aku berencana untuk turun sebentar kembali ke rumah. Di tengah-tengah permenunganku malam itu, ombak semakin besar dan ganas seakan hendak melahap kapalku. Kapal layarku kini sedang terombang-ambing oleh bimbangnya ombak laut kehidupan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun