Mohon tunggu...
Octha Monichaa
Octha Monichaa Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Anak Rantau "Katanya"

16 November 2017   18:48 Diperbarui: 16 November 2017   19:11 475
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Meninggalkan zona nyaman karena sebuah keinginan, ya mungkin kata-kata itu yang menggambarkan keadaanku dan beberapa rekanku saat ini. Kami melangkah dengan sebuah keyakinan bahwa ketika kami kembali, kami akan membawa sebuah perubahan dalam diri masing-masing terutama dan perubahan kepada lingkungan sekitar tentunya.

Dapat dikatakan sebagai lambang bhineka tunggal ika, salah satu dari kami berasal dari provinsi Maluku Utara kota Ternate tepatnya, satu lagi dari Provinsi Riau, kota Pekanbaru. Ada juga yang berasal asli dari kota yang kita perjuangkan saat ini, Malang. Kita 7 remaja yang baru saja menapaki jalan dan proses menuju kedewasaan.

Berawal dari ketakutan akan ketidak mandirian, rasa kesendirian dan ketergantungan, kami memutuskan untuk pergi dan keluar dari zona masing-masing dalam artian proses merantau katanya.

Berat, terutama bagiku sendiri. Tapi aku yakin bagi mereka juga berat menjalani proses rantau yang ya bisa dibilang cukup menyiksa dengan segala rangkaian perjuangan yang harus kita lewati.

Terlebih beberapa dari kami ada yang memiliki ciri khas "gampang sakit". Dimulai dari si anak Riau yang gampang banget sakit maag, aku yang gampang banget pingsan Ketika sudah nyampe ujung rasa capek dibatas kuatku, dan ya masih banyak lagi kekurangan dari kami.

Awalnya aku tak percaya bisa menjalin hubungan yang seerat ini dengan mereka, berawal dari mengenal nama mereka satu persatu. Fafa, Silvi, Nita, Diana, Ria, Savira,  dan aku sendiri, Sandra. Kebanyakan dari kepribadian kami banyak kesamaan dan tak sedikit pula bertolak belakang setiap individunya.

Cekcok ketika rebutan antri mandi, cekcok akibat ketersinggungan dari kata perkata tiap kalimat dalam sebuah candaan, tertawa bersama dikasur bagian bawah, bersedih ketika salah satu dari kami jatuh sakit, menangis bersama ketika tidak satupun dari kami mampu untuk membeli sesuap nasi, berbagi sebungkus nasi, sebotol air dan sepayung bersama saat hujan tiba.

Kami memang belum pernah dihadapkan dengan situasi yang seperti ini, terutama aku. Terkumpul dan disatukan dalam satu ruangan yang kami sebut kamar, berbagi canda dan tawa, diajarkan dan ditekankan tentang kebersamaan cinta dan kasih, diterapkan berbagi, nemepis rasa egois masing-masing, diajarkan toleransi atas segala perbedaan yang ada, dan menekankan bahwa semua hal itu penting bagi kita untuk hidup dimasyarakat nanti.

Tertawa bersama saat salah satu dari kami ada yang kalah dalam sebuah permainan sambung lagu, tertawa dan menyesal bersama mungkin ketika 7 orang didalam kamar tertidur pulas dan terkena alpha jama'ah, menonton film bersama dan berteriak ketika ya terdapat part horor dalam film yang kami tonton, ngaji pagi setelah sholat subuh, ngaji taklim yang beru pertama kita jumpai disini, khotmil di gedung sport center dan serangkaian peristiwa asik dan unik lainnya.

Sudah dipastikan, aku dan kalian pasti akan rindu moment-moment seperti itu, moment dimana kita menekan rasa egois yang tinggi dalam diri, dimana kita meninggalkan kebiasaan individual yang dominan dalam diri kita, dimana kita saling merangkul hingga tidak ada satupun yang terjatuh atau tertinggal.

Entahlah, ini bukan sebua puisi atau sebuah sajak. Hanya saja aku ingin mengatakan kepada kalian bahwa aku menyayangi kalian, mungkin aku yang selalu marah, bertingkah rame, manja dan apapun itu selalu membuat kalian merasa sakit hati atau apapun. Aku menyayangi kalian lebih dari aku menyayangi diriku sendiri.

Teruntuk fafa, silvi, diana, nita, ria, dan savira tetaplah semangat menjadi serangkaian proses menuju kedewasaan dan selamat melewati serangkaian perjuangan demi cita-cita  yang kalain impikan.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun