Danau Matatoi atau Motitoi ini adalah daya tarik utama Pulau Satonda. Dasar danau dipenuhi karang dan stuktur terumbu stromatolit banyak terdapat di sana. Keberadaan struktur stromatolit membutuhkan air dengan kondisi khusus, yang justru membuat makhluk laut lain tidak bisa hidup di sana. Terumbu dengan struktur stromatolit pertama kali muncul 3000 juta tahun yang lalu pada zaman Pra-Kambium. Di Danau Motitoi, stromatolit terdapat sampai kedalaman 12 meter. Kondisi Danau Motitoi yang sangat basa dengan salinitas tinggi ini mendukung hipotesa (dugaan) Soda Ocean, yang menyatakan bahwa laut Pra-Kambium bersifat alkalin dan dijenuhi oleh mineral karbonat (baca juga :Stromatolit Satonda).
Jika melihat aura danau dari puncak tebing, terasa sekali aura dingin, diam dan misterius . Secara subjektif sesuai sekali dengan misteri apakah danau ini benar-benar danau purba yang terlindung oleh pagar tebingnya sehingga keaslian warisan purbanya juga terlindungi? Atau,  seperti apakah sebenarnya proses pembentukan danau tersebut?  Dasar laut purba yang terangkat ke atas , ataukah pemisahan daratan seiring letusan gunung Tambora? Sungguh misterius…..
Pukul 10.00 WITA peserta hash kembali ke kapal diantar perahu boat. Berenang, snorkling selama satu jam telah pula dilakukan beberapa peserta. Merasakan langsung berenang di perairan Satonda sambil melihat terumbu dan ikan kecil berwarna biru-benhur, bisa merubah kesadaran psikhis kita menjadi segar. Sayang kami tak ada kamera yang bisa digunakan di bawah laut. Berikut ini kami suguhkan foto dari sumber yang telah kami cantumkan. Ikan-ikannya sangat banyak yang berwarna biru seperti pada foto tersebut. Â Keberadaan kami sejak pukul 03.00 telah cukup untuk menyimpan seluruh aroma keindahan pulau. Jalur tracking darat yang hanya sepertiga keliling danau membuat kegiatan hash berlangsung relatif singkat. Karena itu waktu yang masih tersisa kami manfaatkan untuk singgah di Pulau Moyo.
Sumber foto ikan biru :Â http://dians999.files.wordpress.com/2011/06/pb170501-p-satonda.jpg
Perairan Satonda pada foto bawah inilah tempat ikan-ikan biru berkeliaran. Perairan begitu bening hingga bayangan perahu bisa dilihat di dasar laut dangkal. Peserta hash kembali ke kapal di antar lagi oleh perahu boat.
SINGGAH KE PULAUÂ MOYO Melalui jalur laut yang sama, kapal berangkat pada perairan Satonda ke arah Barat. Sekitar separuh perjalanan, kapten menghentikan kapalnya. Pak kapten telah faham spot-spot menarik di sekeliling pantai Pulau Moyo. Sebuah spot dengan aliran muara sungai yang super jernih dan biru dipilihkan kapten kapal untuk kami. Tak ada dermaga di sana, jadi kapal melempar jangkar pada jarak sekitar 20-an meter dari pantai. Beberapa peserta hash langsung terjun ke laut yang jernih , berenang menuju daratan.
Inilah bentuk sekoci yang dimiliki kapal. Menggunakan sekoci ini bagi orang awam memang diperlukan nyali lebih besar. Beberapa peserta terdiam agak lama untuk mengumpulkan nyaliÂ