Desa Musuk  berlokasi di sebelah timur kaki Gunung Merapi. Desa yang berjarak 10 km dari puncak Merapi ini menyajikan pemandangan Gunung Merapi dan Gunung Merbabu di pagi dan sore hari yang cukup memanjakan mata. Akan tetapi, seringkali keindahan tersebut terhalang asap pembakaran sampah yang biasa dilakukan oleh warga sekitar.Â
Fenomena tersebut sudah menjadi pemandangan biasa karena memang tindak lanjut sampah rumah tangga belum terkelola dengan baik. Opsi penanganan sampah oleh masyarakat sekitar masih terbatas pada cara dibakar.Â
Berbeda dengan pengelolaan sampah di kota-kota, Desa Musuk masih belum memiliki sistem pengangkutan sampah rutin. Meski demikian, bagi beberapa dukuh di Desa Musuk, masyarakat sudah berinisiatif dengan membentuk bank sampah.
Sampah plastik merupakan sampah yang sulit terurai. Melalui pembakaran, masyarakat beranggapan bahwa plastik tersebut telah musnah dan dampak negatif sampah plastik tersebut telah hilang.Â
Tanpa disadari, hal tersebut berdampak negatif untuk tanah tempat sampah dibakar. Pola pembakaran yang dilakukan secara berpindah-pindah juga memperparah dan memperluas kondisi tanah tempat pembakaran.Â
Oleh karena itu, diperlukan inovasi penanganan sampah , khususnya sampah plastik, agar dampak negatif dari sampah plastik diminimalisir atau diubah menjadi barang yang lebih bernilai.
Untuk menjawab permasalahan sampah tersebut, Tim KKN-PPM UGM JT239 mencoba memberikan alternatif cara penanganan sampah selain dibakar, yakni dengan dibuat menjadi ecobrick.
Ecobrick merupakan bata ramah lingkungan yang bisa menggantikan fungsi batu bata konvensional yang terbuat dari tanah liat. Ecobrick terbuat dari botol plastik bekas yang diisi penuh dengan sampah non organik kering yang dipadatkan ke dalam botol.Â
Menjawab tantangan pengembangan Desa Eduwisata Musuk, tim kami berinisiatif untuk membuat bangku ecobrick yang akan diletakkan di Taman Joglo Desa Musuk.Â
Nantinya kami mengharapkan bangku ecobrick yang diletakkan di taman tersebut bisa menjadi contoh bagi masyarakat desa. Selain peletakan bangku ecobrick, Tim KKN-PPM UGM JT239 juga memberikan sosialisasi langsung kepada masyarakat mengenai cara pembuatan ecobrick.
Berdasarkan sosialisasi ecobrick yang telah dilakukan, masyarakat menunjukkan antusiasme untuk berkontribusi dalam gerakan mengurangi sampah plastik. Dengan demikian, masyarakat dapat memulai langkah awal dalam misi penyelamatan dunia dari sampah plastik.
Oleh   : M. Reza Alif dan Hasni Marwati
Editor : Kristin Banyu Risang Hobo
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H