Tidak luput diberbagai daerah juga sering dijumpai, terlebih di titik-titik atau spot pemberhentian lampu merah dan menyatakan diri nya relawan-relawan bencana dadakan. Mereka menyebar ke beberapa pengendara dan para pengguna jalan untuk meminta sumbangan seiklas dan serela nya dengan menodongkan kotak-kotak amal bertuliskan "peduli bencana gempa dan tsunami".
Aksi-aksi penggalangan dana secara seporadis model begitu memang hanya berbatas waktu disaat-saat masa tanggap bencana saja, setelah itu aksi-aksi tersebut memang sudah jarang terlihat bahkan sudah tidak nampak lagi mereka lakukan, disatu sisi dinas sosial ataupun pemerintah memang tidak menganjurkan dan melarang pada aksi seporadis seperti itu.
Namun dititik-titik lokasi bencana dan terdampak bencana masih membutuhkan pertolongan dan penanganan guna pemulihan dan mengentaskan mereka dari tempat-tempat penampungan sementara yang kondisi nya kurang layak dan memprihatinkan serta semua nya serba dalam kondisi keterbatasan.
Mari kita melanjutkan aksi-aksi kita kembali seperti sebelum-sebelum nya, kepada korban bencana yang memang masih membutuhkan uluran tangan. Kita bisa mendonasikan dana-dana kita sekarang kepada struktur yang lebih kredibel, terlebih bagi yang sudah memiliki program nyata seperti Allianz Peduli sehingga bentuk bantuan kita semakin cepat tersalurkan pada jalan yang tepat guna mempercepat proses recovery penuntasan bencana.
Dengan begitu mereka bisa tersenyum kembali, anak-anak bisa melanjutkan sekolah mereka sesegera mungkin agar tidak tertinggal dengan berbagai mata pelajaran yang ada serta para orang tua dan keluarga bisa memulai menata hidup mereka kembali dengan lembaran baru.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H