Mohon tunggu...
Pudji Prasetiono
Pudji Prasetiono Mohon Tunggu... Wiraswasta - Perjalanan serta penjelajahan ruang dan waktu guna mencari ridho Illahi

Budaya, culture sosial dan ciri keberagaman adalah nilai. Alam terbentang dan terhampar elok sebagai anugerah Illahi. Buka mata dengan mata-mata hati. Menulis dengan intuisi.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Karena Seksualitas dan Prostitusi Bukan Lagi Sesuatu Hal yang Tabu

14 Januari 2019   17:19 Diperbarui: 15 Januari 2019   12:29 1711
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi bisnis prostitusi. Andreas Rentz / Getty Images

Kasus prostitusi ada baik nya tidak digembar gemborkan terlalu dalam, namun tetap diusut secara tuntas, mendalam dan menyeluruh hingga ke akar-akar nya tanpa banyak eksploitasi.

Pada dasar nya pembahasan mengenai sexualitas maupun prostitusi adalah sesuatu yang tabu, tidak patut dan tidak pantas untuk diperbincangkan secara vulgar maupun berbisik. Karena yang nama nya tabu otomatis harus ditutup tutupi serapat mungkin bukan untuk dibahas berlebihan hingga menjadi berita yang menghebohkan.

Dari zaman ke zaman maupun dari masa ke masa, prostitusi sudah ada dan tidak akan pernah ada mati nya. Selama Iblis dan Syaiton memegang teguh sumpah dan janji nya untuk terus menggoda dan menjerumuskan manusia untuk tinggal bersama mereka di neraka jahanam hingga akhir masa dan zaman berakhir.

Ibarat pepatah "mati satu tumbuh seribu". Satu kasus prostitusi selesai maka suatu saat akan timbul kasus senada, namun dengan beda model dan bentuk nya. Oleh karena itu, jangankan membicarakan sebuah kasus prostitusi, membicarakan urusan yang berbau sexualitas harus dihindari sedapat mungkin, karena bisa mengundang hawa syaiton untuk datang mendekat.

Sejauh ini kita terlalu terperdaya oleh perkembangan dan kemajuan zaman serta teknologi sehingga mengganggap sexualitas bukan lagi sesuatu yang tabu untuk dibicarakan. Sebalik nya saya lebih percaya kalau bahwasan nya  kita sudah "tergelincir" oleh paradigma menyesatkan tersebut.

Dengan begitu mudah nya konten-konten sexualitas bisa dinikmati karena perkembangan teknologi semakin maju yang gampang diakses dan diraih, namu yang nama nya tabu haruslah tetap menjadi tabu!.

Kini tidak hanya terbatas pada kaum dewasa semata, namun kaum muda bahkan anak-anak bisa mengakses yang nama nya konten-konten sexualitas dan pornografi, sehingga berpengaruh buruk dan mereka bisa menjadi dewasa sebelum waktu nya.

Semua memang kesalahan kita semata yang sudah mulai lalai, meninggalkan nilai-nilai serta norma-norma agama dan budaya kepatutan yang seharus nya dijunjung tinggi dan dipegang sedalam-dalam nya.

Dengan begitu Iblis dan Syaiton kini status nya lagi diatas angin, bergembira ria. Mereka sedang menikmati aroma kemenangan atas kelalaian manusia yang semakin menuju pada persekutuan nya.

Karena saya menganggap sexualitas bahkan prostitusi adalah sesuatu yang tabu maka saya tidak akan menginisialisasikan sebuah nama seorang korban ataupun pelaku apalagi menyebut nama dengan begitu lengkap nya dalam kasus prostitusi artis yang bertarif hingga 80 juta rupiah untuk sekali kencan dalam sekali transaksi.

Kita alihkan saja kepembahasan nominal 80 juta rupiah yang menjadi tarif dari prostitusi online tersebut!. Sebegitu besarkah nominal transaksi tersebut, sehingga menjadi heboh?. Nilai 80 juta rupiah habis sekali pakai untuk sekali transaksi dalam urusan prostitusi bukanlah sesuatu hal yang mengejutkan, terlebih prostitusi untuk level artis.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun