Namun kenapa Nokia jadul yang kala itu tingkat keawetan nya bisa bertahan jauh lebih lama, setidak nya bisa mencapai sepuluh tahun bahkan lebih ketimbang smart phone?
Saya masih menyimpan dan memiliki Nokia 3315 dan 3230. Untuk Nokia 3315 saya beli di tahun 2003 dan 3230 ditahun 2006, berikut nya saya baru berganti dengan smartphone sepuluh tahun berikut nya, tahun 2014.
Nokia jadul saya sebenar nya masih bisa dipakai jika saya bisa mendapatkan bateray sebagai spare part yang harus diganti, karena memang sudah tidak dijual dipasaran. Akhir nya saya harus rela untuk mengistirahatkan dan memuseumkan Nokia jadul kebanggaan saya tersebut.
Tidak beda barang elektronik, tidak beda pula dengan produk mebel. Perlengkapan mebel di era sekarang kualitasnya jauh menurun. Dulu sebelum nya berbahan kayu, kini rata-rata berbahan partikel, sehingga tidak bisa berumur panjang. Sudah jarang sekali perlengkapan mebel berbahan kayu, sekalipun ada pastilah harganya selangit.
Begitu juga dengan buku-buku komputer, buku komputer zaman dulu bisa disimpan dengan kurun waktu yang relatif lama, namun sekarang semua itu menjadi cepat usang.
Sering sekali dulu berburu-buku mengenai tips and trik komputer, mengingat di era 90an komputer sudah mulai masuk dan menggantikan perangkat mesin ketik manual. Namun sejatinya sekarang lebih nyaman membelli novel atau buku-buku yang sifatnya menginspirasi yang terkesan tidak lekang dimakan oleh zaman.
Setidaknya masih banyak contoh dan permisalan yang bisa disebutkan lebihh banyak lagi kenapa teknologi sekarang lebih cenderung bersifat "sampah", sekalipun tidak semua teknologi bisa dipukul rata seperti itu. Bisakah kita melakukan revolusi untuk teknologi "sampah" tersebut?
Negeri yang belum bisa dibilang makmur ini, rata-rata masyarakatnya masih memiliki kecenderungan tingkat gengsi yang cukup tinggi, ibarat kata "uda kere belagu pula". Gengsi memang hak tiap personal, tapi itu adalah hak yang tidak bagus.
Fenomena teknologi "sampah", seperti ini juga merupakan bagian dari dampak globalisasi dan perdagangan bebas yang di era tahun 90an terlihat "manis dan menggoda", ternyata setelah memasuki era itu, kita belum siap dengan berbagai dampak yang ditimbulkan.
Kembali ke Topik
Jika hoarder adalah orang yang menderita penyakit kejiwaan buat penimbun "sampah" (kaskus.co.id) bisa diambil kesimpulan, pengertian hoarder dengan kolektor beda-beda tipis menurut pandangan saya. Kolektor memiliki arti mengumpulkan serta mengoleksi, sekalipun tidak melulu benda-benda kuno ataupun antik. Keduanya, Hoarder dan Kolektor sama-sama memiliki sifat mengumpulkan.