Merdeka atau Mati!. Itulah semboyan yang senantiasa dipegang teguh oleh para pejuang dan para pahlawan di masa penjajahan dalam perebutan kemerdekaan. Syukur atas berkat rahmat Allah sehingga kemerdekaan bangsa Indonesia bisa tercapai lewat perjuangan para pahlawan-pahlawan kita dimasa lalu yang senantiasa istiqomah dan memegang teguh arti persatuan dan kesatuan bangsa.
Merdeka ataoe Mati
Paradr Surabaya Juang sebagai bentuk peringatan hari Pahlawan 10 November 1945 diikuti oleh segenap elemen. Baik dari para Veteran Perang, tentara atau angkatan bersenjata mulai dari darat, laut, udara dari jajaran TNI, pelajar maupun tokoh masyarakat dan warga yang menggambarkan berbagai perwakilan dari elemen-elemen tersebut yang merupakan satu kesatuan tidak bisa terpisahkan dalam memberantas penjajahan yang merongrong kedaulatan negara kesatuan Republik Indonesia.
Acara Parade Surabaya Juang mulai diberangkatkan dari titik kumpul pelataran Monumen Tugu Pahlawan Surabaya di Jalan Pahlawan dan finish di Taman Bungkul bertempat di Jalan Raya Darmo.
Parade Surabaya Juang sebagai bentuk peringatan hari Pahlawan menempuh jarak yang lumayan panjang hingga mencapai puluhan kilo meter.
Rute-rute yang dilewati iring-iringan Parade Surabaya Juang meliputi jalanan protokol di Surabaya yang juga merupakan jalanan yang bersejarah di kota Surabaya.
Start dimulai dari Jalan Pahlawan, lanjut ke Jalan Gemblongan, Jalan Tunjungan, Jalan Gubernur Suryo, Jalan Panglima Sudirman, Jalan Urip Sumoharjo dan berakhir di Jalan Raya Darmo. Sekitar pukul 08.00 pagi Parade Juang diberangkatkan dari Monumen Tugu Pahlawan Surabya terus lanjut menuju rute-rute tersebut diatas.
Parade dan Pesan Kebangsaan
Hotel Majapahit juga merupakan lokasi pos utama dari Parade Surabaya Juang. Setiap iring-iringan yang tergabung dalam Parade Surabaya Juang akan berhenti sesaat sampai di hotel Majapahith. Mereka berhenti dan beratraksi ataupun orasi-orasi dalam bentuk merdeka dan kebangsaan dari kebolehan yang mereka miliki dari masing-masing kesatuan ataupun kelompok iring-iringan.
Puncak acara iring-iringan Parade Surabaya Juang dan yang paling menjadi sorotan, tidak lain dan tidak bukan saat iring-iringan beberapa mobil Tank memasuki pelataran Jalan Tunjungan. Dalam iring-iringan mobil Tank tersebut ternyata terdapat penumpang istimewa dan spesial dengan kostum khas layak nya tentara berseragam hijau angkatan darat dengan topi khas layak nya yang dipakai oleh Bung Tomo. Siapa lagi kalau bukan Ibu Wali Kota Surabaya tercinta, Tri Risma Harini.
Lengkingan kalimat dan pekik Merdeka sepanjang jalan tidak henti-henti nya beliau lontarkan, "Merdeka... Merdeka... Merdeka..." dengan mengepalkan tangan kanan nya seraya sebagai bentuk sapaan kepada warga masyarakat yang menonton disepanjang jalan tersebut .
Sontak saja kita selaku penonton dan warga masyarakat Surabaya yang berada tepat disamping beliau yang berderet sepanjang jalan menyaksikan pawai Parade Surabaya Juang tersebut dengan tidak kalah semangat membalas pekikan tersebut, "Merdeka Bu Risma... Merdeka bu... Merdeka....".
Saat Ibu Risma sampai di Hotel Majapahit dengan Tank besar nya, saya merasa inilah acara puncak dari rentetan Parade Surabaya Juang Hari Pahlawan, sekalipun iring-iringan Parade Surabaya Juang akan terus melanjutkan perjalanan hingga finish di Taman Bungkul.
Para bapak-bapak Veteran Perang yang sudah menunggu di tempat masing-masing dan kedapatan juga disamping hotel sekelompok anak-anak paduan suara yang berpakaian tradisional yang nampak masih duduk dibangku sekolah menengah siap mengiringi berbagai acara dengan paduan suara lagu-lagu kebangsaan.
"Teruskan perjuangan ini, perjuanagan  para pahlawan-pahlawan kita yang sudah memberikan pengorbanan demi terjaga nya keutuhan bangsa, jangan berhenti sampai disini, tapi lanjutkan dan teruskan!".
Sedikit banyak itu bagian dari orasi atau sambutan yang disampaikan sebagai penyemangat dalam menyambung perjuangan, kini giliran kita untuk mengisi dan membangun nya.
Lagu kebangsaan Indonesia Raya pun berkumandang setelah itu yang membuat ikut bergetar jiwa serta sanubari dan air mata serasa tumpah saat lagu syukur ikut mengalir diatas udara hotel Majapahit dengan cuaca yang sedikit berawan yang sesekali berganti sinar mentari tersebut.
Meriah namun menumbuhkan jiwa-jiwa yang heroik saat ikut menyaksikan rentetan Parade Surabaya Juang kali ini di depan hotel Majapahit dan sepanjang Jalan Tunjungan.
Galeri Parade Surabaya Juang
Mengikuti Parade Surabaya Juang bisa menimbulkan jiwa heroik, seheroik menyimak suasana drama kolosal "Surabaya Membara" dipelataran Jalan Pahlawan. Sesaat para warga masyarakat Surabaya mungkin sudah lupa akan tragedi penyerudukan kereta api di acara drama kolosal Surabaya Membara 09 November 2018 yang hingga kini sudah memakan korban 3 orang meninggal dan sedikit nya 20 orang luka kecuali bagi warga yang memang ketimpahan musibah.
Warga Surabaya memang sungguh antusias atas even Parade Surabaya Juang tersebut. Seantusias menonton drama kolosal Surabaya Membara. Sebagaimana diketahui Parade Surabaya Juang merupakan acara dalam bentuk parade yang melintasi sejumlah ruas jalan protokol Surabaya sehingga penonton tidak terkumpul disatu titik.
Bisa dibayangkan juga seberapa banyak penonton yang menyaksikan Parade Juang tersebut, mulai dari titik kumpul atau titik start sudah padat berderet manusia-manusia hingga rute-rute dari ruas jalan yang dilewati Parade Surabaya Juang, jumlah nya bisa dipastikan melebihi ribuan.
Parade Surabaya Juang yang tidak hanya sebatas menarik dan seremonial, namun juga memberikan pesan  moral serta pesan kebangsaan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H