Asian Games ke-18 memang telah usai, tapi memory ini masih sangat lekat membekas belum mau pergi dan berlalu.
Euforia, keriuhan dan kemegahan Asian Games mulai dari opening ceremony, lanjut pertandingan demi pertandingan yang menghasilkan berbagai medali hingga lagu Indonesia Raya bisa berkumandang diberbagai venue pertandingan, menjadi saksi kemegahan dan kebesaran kalau kita  Indonesia bisa melakukan yang terbaik dan berprestasi di pentas akbar Asian Games.
Indonesia selaku tuan rumah Asian Games ke-18 sukses mengantarkan diri sebagai negara penyelenggara dan sekaligus sebagai peserta. Inilah bukti kalau kita juga bisa dan kita bisa bersaing karena perjuangan selalu menghasilkan buah yang manis.
Bangga Asian Games bisa kembali hadir di negeri kita setelah 56 tahun menunggu. Kebanggaan ini semakin komplit dengan hasil dan prestasi yang bisa kita raih sejauh ini. Dibalik kebanggaan ini terselip kesedihan karena tidak bisa mengikuti dan menonton pertandingan demi pertandingan dan memberi dukungan secara langsung divenue yang bersangkutan karena berbagai hal dan keterbatasan.
Dari berbagai cabang olah raga yang di pertandingkan dalam Asian games ke-18, Jakarta-Palembang, hampir semua cabang yang disiarkan secara langsung maupun tunda saya tonton. Mulai dari cabang Bulu Tangkis, Voli indoor maupun out door, Angkat Besi, Sepak Bola, Sepak Takraw, Basket, Skate Board, beberapa nomor atletik, Panjat tebing, Pencak Silat, Â dan berbagai cabang lain nya.
Ada lima cabang olah raga yang paling menjadi sorotan dari pandangan saya. Yang pertama cabang Bulu Tangkis, Angkat Besi, Panjat Tebing, Sepak Takraw dan berikut nya cabang dari Pencak Silat.
Cabang-cabang tersebut merupakan cabang andalan sebagai lumbung utama dan lumbung baru dalam mendulang medali emas yang harus senantiasa diperhatikan prestasi nya secara sungguh-sungguh dan tidak boleh lepas dari perhatian dan genggaman kita kedepan nya.
Bulu TangkisÂ
Cabang Bulu Tangkis merupakan cabang yang paling banyak disiarkan secara langsung oleh salah satu stasiun televisi pemegang hak siar Asian Games dari salah satu grup Emtek. Mulai dari babak penyisihan hingga partai final berlangsung, komplet disiarkan secara langsung dan diulas tuntas oleh pembawa acara yang juga salah satu mantan atllet Bulu Tangkis kita terdahulu, Yuni Kartika.
Peta kekuatan Bulu Tangkis memang sudah sedikit bergeser, dimana negara seperti China Taipe, Hongkong, Jepang dan India ikut ambil bagian menjadi pemain-pemain baru yang patut diperhitungkan dan menjadi negara yang senantiasa bisa mencuri point dari peta kekuatan Bulu Tangkis dunia selain China yang memang sudah menjadi pesaing ketat kita semenjak era tahun 80an.
Dari target sapu bersih yang dicanangkan, atlet Bulu Tangkis kita meraih 2 medali emas, 2 medali perak dan 4 medali perunggu. Tidak terlalu jelek prestasi ini. Dengan total torehan tersebut kita sudah cukup mendominasi dari total perolehan medali yang diperebutkan.
Kita masih bisa menyabet 2 medali emas dari cabang Bulu Tangkis dari 7 nomor yang dipertandingkan. Satu medali emas dari nomor tunggal putra dan satu medali emas berikut nya dari nomor ganda putra.
Dari Tunggal putra, Indonesia berhasil menyabet medali emas lewat Jonatan Chritie yang saat itu menkandaskan tunggal putra wakil dari China Taipe, Chou Tien Chen dengan rubber set, 21-18, 20-22, 21-15. Sementara di ganda putra terjadi all Indonesian final antara pasangan Kevin Sanjaya dan Macus Gideon dengan pasangan Fajar Alvian Muhammad Rian Ardianto juga melalui pertandingan rubber set, 13-21, 21-18 dan 24-22.
Dengan hasil ini memang Indonesia masih memperlihatkan dominasi serta kekuatannya dalam peta Bulu Tangkis dunia. Namun terlihat jelas ancaman yang diperlihatkan dari beberapa negara baru yang mengisi daftar peta kekuatan negara Bulu Tangkis membuat Indonesia harus senantiasa waspada dan meningkatkan prestasi serta kemampuan yang dimiliki yang bisa diandalkan dan bisa dibanggakan secara terus dan tidak tergantikan, karena cabang Bulu Tangkis adalah milik kita.
Angkat Besi
Kita patut berbangga akhir nya cabang Angkat Besi bisa turut mengharumkan nama bangsa. Angkat Besi sekarang sudah menjadi salah satu cabang andalan baru yang bisa mempersembahkan medali emas.
Turun di kelas 62 Kg, Eko Yuli Irawan sukses mengungguli lawan-lawan bertanding dari beberapa lifter, seperti negara Jepang, Korea Utara, China Taipe, Uzbekistan dan Vietnam. Total angkatan yang berhasil dikumpulkan Eko Yuli Irawan sebesar 311 Kg, jauh diatas lifter Vietnam dengan total angkatan 299 Kg, sebagai peraih medali Perak dan disusul berikut nya lifter Uzbekistan dengan total angkatan 298 Kg sebagai peraih medali Perunggu.
Angkat Besi salah satu cabang unggulan Indonesia yang berpotensi mendulang medali emas di Asian Games ke-18 kali ini. Bahkan Angkat Besi merupakan cabang olah raga yang rutin menyumbankan medali di samping Bulu Tangkis, cuman memang di even sekala besar seperti Asian Games dan Olympiade, cabang Angkat Besi masih relatif susah bersaing untuk memperebutkan medali emas sebelum nya.
Pencak Silat
Pada Asian Games ke-18, Jakarta-Palembang, Indonesia berkesempatan  menurunkan cabang Pencak Silat sebagai salah satu cabang unggulan nya yang sekaligus dipertandingkan untuk pertam kali nya di Asian Games.
Sama hal nya dengan cabang Bulu Tangkis yang juga pertama kali di pertandingkan saat Indonesia bertindak sebagai tuan rumah, yaitu Asian Games ke-4 tahun 1962, 56 tahun silam. Sama hal nya dengan pencak Silat yang sekarang, saat itu Indonesia nyaris sapu bersih medali emas dari semua nomor yang dipertandingkan pada cabang Bulu Tangkis pada Asian Games ke-4.
Alhamdulilah sukses ini juga diikuti cabang Pencak Silat yang pertama kali di pertandingkan di Asian Games ke-18 dimana kita bertindak sebagai tuan rumah.
Nyaris separoh dari perolehan medali emas yang dipersembahkan oleh kontingen kita berasal dari cabang Pencak Silat, 14 medali emas dari 16 nomor yang dipertandingkan. Luar biasa menggembirakan dan apresiasi yang setinggi-tinggi nya untuk cabang Pencak Silat yang membanggakan.
Dari cabang Pencak Silat membuat torehan perolehan medali emas Indonesia kokoh di posisi ke-4 dan tak terkejar oleh perolehan medali dari negara Uzbekistan dan Iran yang menguntit di belakang di posisi ke-5 dan ke-6 yang masing-masing mengemas 21 keping medali emas dan 20 keping untuk Iran.
Selain sesuatu yang membanggakan dari cabang Pencak Silat ada sesuatu yang menyejukkan yang dipertontonkan saat moment Hanifan Yudani Kusuma memeluk secara bersama-sama Bapak Presiden Joko Widodo dan ketua Ikatan Pencak Silat Indonesia (IPSI) Bapak Prabowo Subianto dalam balutan bendera merah putih.
Moment tersebut serasa menyejukkan dan ikut serta menurunkan tensi politik yang sedang memanas. Kita tahu kedua nya merupakan calon presiden (capres) untuk pemilihan umum presiden (pilpres) 2019. Dengan ada nya moment menyejukkan yang tercipta bahwa sanya kita selaku warga tidak perlu ikut masuk dalam "perseteruan" tersebut. Karena ranah politik biarlah menjadi urusan orang-orang yang berkecimpung dalam dunia politik saja.
Panjat Tebing dan Sepak Takraw
Kejutan untuk cabang Sepak Takraw yang bisa mengalahkan dominasi Jepang sebelum nya, yang kini bisa menjadi andalan baru dalam mendulang pundi-pundi emas yang kesemua nya harus mendapat perhatian lebih untuk mempertahankan prestasi di masa depan.
Pencapaian yang luar biasa, perolehan 98 medali ( 31 medali emas, 24 medali perak dan 43 medali Perunggu). Pencapaian tersukses sepanjang sejarah keiuktsertaan Indonesia di Asian Games, melampaui pencapaian Asian Games ke-4 tahun 1962 dengan raihan total 77 keping medali.
Bersyukur kita sebagai bangsa Indonesia bisa sukses menyelenggarakan Asian Games ke-18 sebagai tuan rumah dan Jakarta-Palembang sebagai venue penyelenggara dengan baik dan lancar tanpa suatu halangan yang berarti yang diikuti dengan kesuksesan kita selaku peserta Asian Games yang bisa melampaui target prestasi dari yang ditetapkan sebelum nya.
Kita bisa tembus 4 besar sebagai negara pengumpul medali terbanyak dari yang ditargetkan finish di peringkat 10 besar.
Dengan pencapaian yang luar biasa dan tergolong sukses ini, kita jangan lantaran cepat puas dan berbangga diri. Kita harus senantiasa tetap menjaga eksistensi semua ini di perhelatan Asian Games berikut nya. Karena tantangan yang sesungguh nya merupakan Asia Games kedepan!. Apakah kita akan tetap bisa tampil baik seperti yang sekarang ataukah bisa tampil lebih baik lagi dari yang sekarang.
Mulai dari penutupan Asian Games ke-18 lewat closing ceremony di stadion Gelora Bung Karno, Jakarta, 2 September 2018 lalu, merupakan awal menatap Asian Games berikut nya. Asian Games ke-19, di Hangzhou, China, tahun 2022 mendatang.
Semoga.
Indonesia Bisa! Indonesia Juara!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H