kalau menang berprestasi
kalau kalah jangan frustasi
kalah menang solidaritas
kita galang sportifitas
Tidak berlebihan ada nya untuk menyimak kembali kalimat dalam syair lagu Meraih Bintang yang dilantunkan Via Vallen dalam salah satu theme song Asian games ke-18, Jakarta-Palembang, 2018, yang juga dinyanyikan begitu oke dalam pembukaan pesta olahraga terbesar di Asia ini, pada 18 Agustus di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Jakarta.
Syair-syair dalam lagu tersebut sangat apik dan begitu pas sebagai pemacu dan penyemangat dalam bertanding.
Namun setiap atlet pun harus senantiasa mengingat dan selalu mengedepankan prinsip-prinsip fair play dan solidaritas dalam setiap pertandingan yang mereka jalani dalam Asian Games.
Ada sedikit tontonan yang kurang mengenakkan yang ditunjukkan oleh Amir Mahdi Zadeh, wakil kontingen Iran dari cabang Karate dalam prosesi penyerahan dan pengalungan medali, Jakarta Convention Center, Senayan, Jakarta (Minggu, 26 Agustus 2018).
Seperti diketahui Amir Mahdi Zadeh (peraih medali perak) dikalahkan oleh Rifki Ardiansyah Arrosyiid dalam final cabang Karate nomor kumite 60 Kg putera .
Dalam prosesi dan pengalungan medali terlihat jelas rasa kekecewaan yang diperlihatkan atlet Iran tersebut dan rasa tidak bersahabat nya dengan kontingen kita.
Dia pun sempat melepas kembali medali yang telah di raih dan dikalungkan sementara prosesi penyerahan medali belum selesai.
Amir Mahdi Zadeh merasa kecewa dengan penilaian dan hasil yang diberikan juri yang merugikan posisi nya. Setidak nya itu gambaran yang bisa saya baca lewat tayangan yang sebatas cuplikan dari prosesi penyerahan medali yang saya tonton lewat tayangan televisi.
Hal ini membuat spekulasi pertanyaan, apakah juri telah melakukan penilaian yang berat sebelah?. Harapan saya juri sudah melakukan tugas nya dengan baik sesuai dengan penilaian dan kreteria yang berlaku dalam cabang karate, mengingat lawan tanding Amir Mahdi Zadeh dalam final merupakan karateka dari Indonesia.
Dengan kejadian ini lantas mengingatkan akan pertandingan cabang Sepak Bola babak penyisihan 16 besar saat tim nasional U-23 Indonesia meladeni tim nasional Uni Emirat Arab, 24 Agustus lalu yang harus diakhiri dengan drama adu penalty.
Sebelum pertandingan harus diakhiri dengan skenario adu penalty, banyak netizen yang beranggapan selama jalannya pertandingan dua gol UEA yang tercipta kesemua nya karena hadiah penalty tersebut diindikasikan andil besar dari "pemain ke-12".
Padahal sebelum nya saya punya keyakinan dengan kemampuan tim nasional U-23 Indonesia untuk bisa berkiprah lebih jauh setidak nya bisa menembus babak semi final seperti dengan yang ditargetkan oleh KONI ataupun PSSI.
Dengan performa dan penampilan bagus serta memiliki tingkat mental dan kepercayaan diri yang saya anggap cukup baik untuk berlaga di level Asia, terlebih pesta olah raga Asian Games kali ini kita bertindak sebagai tuan rumah. Berlaga dirumah sendiri dengan dukungan serta doa  penuh dari segenap penonton dan suporter fanatik yang setia.
Setidak nya keyakinan tersebut dikuatkan dengan penampilan tim nasional U-23 Indonesia yang bisa mengungguli tim nasional Hongkong dengan kemenangan 3-1 sekalipun sebelum nya sempat tertinggal lebih dulu dan tetap bermain konsisten sehingga bisa memenangkan pertandingan.
Belajar dari berbagai aspek tersebut Indonesia Asian Games Organizing Committee (INASGOC), Â selaku Panitia Nasional Penyelenggara Asian Games 2018 Â ataupun pihak terkait lain nya harus segera mengevaluasi segala bentuk yang bisa mengindikasikan jalan nya pertandingan menjadi lebih baik dan minim dari kontrofersi apalagi kecurangan.
Juri-juri ataupun wasit yang bertugas harus memiliki jam terbang cukup, bertindak adil dan jujur dengan kapabilitas yang tinggi, sehingga pertandingan yang dipimpin oleh nya bisa benar-benar memiliki keputusan yang memang sudah seharus nya.
Karena semua medali yang kita dapat harus memang benar-benar dari hasil pertandingan yang fair play, dari hasil yang layak dan benar-benar dari hasil penilaian yang seharus nya, hasil yang sportif.
Nilai dan kualitas jauh lebih berarti dari pada kuantity, sekalipun kuantity juga perlu sebagai ukuran sejauh mana kemampuan kita. Namun kesuksesan penyelenggaraan pesta olah raga Asian Games ke-18 jauh lebih berarti bagi kita selaku tuan rumah penyelenggara.
Sukses sebagai peserta dan sukses sebagai tuan rumah penyelenggara Asian Games ke-18 tujuan utama yang bisa lebih membawa nama baik bangsa dan negara. Jauhi bentuk-bentuk kecurangan karena negara kita adalah negara besar dan beradab.
Indonesia Bisa! Indonesia Juara!
Asian Games 2018
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H