Mohon tunggu...
Pudji Prasetiono
Pudji Prasetiono Mohon Tunggu... Wiraswasta - Perjalanan serta penjelajahan ruang dan waktu guna mencari ridho Illahi

Budaya, culture sosial dan ciri keberagaman adalah nilai. Alam terbentang dan terhampar elok sebagai anugerah Illahi. Buka mata dengan mata-mata hati. Menulis dengan intuisi.

Selanjutnya

Tutup

Olahraga Artikel Utama

Sinetron Minggir Dulu, Saatnya Asian Games!

22 Agustus 2018   14:48 Diperbarui: 22 Agustus 2018   18:44 1867
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Eko Yuli, saat penghormatan lagu Indonesia Raya (Dok. Vidio)

Cabang olahraga Angkat Besi sejauh ini bukan sebagai cabang olahraga favorit bagi saya. Jarang sekali saya menonton pertandingan cabang olahraga yang satu ini. Paling-paling Bulu Tangkis, Voli, Sepak Bola dan Renang, sebagai cabang olah raga yang sering saya tonton sebelum nya.

Cabang Angkat Besi tidak menarik bagi saya dan saya juga tidak begitu memahami model nya seperti apa. Karena sepanjang yang saya tahu, Angkat Besi hanyalah sebatas angkat beban dengan ukuran tertentu di kelas yang dipertandingkan. Bagi atlet yang sukses mengangkat beban dalam pertandingan tersebut maka dialah yang keluar sebagai pemenang, sebelum nya pemahaman saya sebatas itu.

Sedangkan Bulu Tangkis tidak pernah absen dari pengamatan saya setiap kali ada even pertandingan. Karena cabang Bulu Tangkis merupakan cabang yang tergolong favorit dan unggulan sebagai cabang yang selalu menyumbangkan medali emas bagi Indonesia.

Pengibaran Indonesia Raya (Dok. Vidio)
Pengibaran Indonesia Raya (Dok. Vidio)
Angkat Besi memang salah satu cabang unggulan Indonesia yang berpotensi mendulang medali emas di Asian Games ke-18 kali ini. Bahkan Angkat Besi merupakan cabang olahraga yang rutin menyumbankan medali di samping Bulu Tangkis, cuman memang di even sekala besar seperti Asian Games dan Olympiade, cabang Angkat Besi masih relatif terbatas dalam persaingan perebutan medali emas.

Namun syukur alhamdululah, dalam tiga harian semenjak acara resmi opening ceremony pembukaan Asian Games, dari ulasan yang saya simak rata-rata berjalan pada trek yang telah ditargetkan, setidak nya sejauh ini sesuai dengan apa yang di harapkan.

Tenang dan Fokus dengan Strategi Momentum yang Pas

Eko Yuli, saat penghormatan lagu Indonesia Raya (Dok. Vidio)
Eko Yuli, saat penghormatan lagu Indonesia Raya (Dok. Vidio)
Cabang Angkat Besi ternyata tidak melulu fokus pada angkat beban saja, melainkan juga ada strategi dan  hitung-hitungan yang berlaku guna meraih kemenangan dengan hasil optimal. Jadi memang bukan hanya Sepak Bola yang bermain strategi guna meraih kemenangan dalam bertanding.

Kegaptekan dan ketidak pahaman saya ini menjadi tercerahkan saat SCTV menyiarkan siaran langsung khusus cabang olahraga Angkat Besi beserta komentator dibidang nya alias seorang pelatih di bidang nya yang sekaligus memandu dalam acara siaran langsung tersebut (21 Agustus 2018).

Alhasil kegaptekan saya dalam cabang olahraga Angkat Besi tidak hanya sebatas tercerahkan melainkan juga menimbulkan ide-ide baru. Benar juga SCTV menyiarkan siaran langsung cabang Angkat Besi yang memang sangat berpotensi meraih medali emas.

Coach Hadi memang ahli nya, memandu jalan nya siaran langsung pertandingan Angkat Besi dengan begitu gamblang nya, memaparkan panjang lebar strategi, kiat dan hal apa saja yang harus dipersiapkan, begitu juga etika menonton dalam pertandingan Angkat Besi.

Etika Menonton?, Gak salah?, yup bener!. Dalam cabang Angkat Besi ada etika menonton yang harus di penuhi oleh seorang penonton. Dalam cabang ini  sangat-sangat dibutuhkan sebuah ketenangan dan konsentrasi. Jadi penonton tidak boleh sembarangan berteriak-teriak, sekalipun itu dalam bentuk dukungan karena hal tersebut bisa merusak konsentrasi dari seorang atlet saat bertanding.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Olahraga Selengkapnya
Lihat Olahraga Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun