Mohon tunggu...
Pudji Prasetiono
Pudji Prasetiono Mohon Tunggu... Wiraswasta - Perjalanan serta penjelajahan ruang dan waktu guna mencari ridho Illahi

Budaya, culture sosial dan ciri keberagaman adalah nilai. Alam terbentang dan terhampar elok sebagai anugerah Illahi. Buka mata dengan mata-mata hati. Menulis dengan intuisi.

Selanjutnya

Tutup

Foodie Pilihan

Memori dan Perjalanan Berkesan, Campina Factory Tour

4 Agustus 2018   11:53 Diperbarui: 4 Agustus 2018   11:52 1353
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Create Happiness Since 1972 (Dok. Pribadi)

Serasa bukan berkunjung ke pabrik, tapi travelling, berwisata kuliner dan bernostalgia. Begitulah kesan pertama yang saya dapat begitu memasuki Campina Ice Cream Industri Tbk, Surabaya, di Jl. Rungkut Industri II, No. 15-17 Surabaya 60292. Acara yang diselenggarakan Kompasiana bertajuk Kompasiana Onlloc tersebut begitu mengena di hati.

Begitu memasuki pintu masuk serasa sudah mendapatkan pengalaman yang berbeda. Kondisi yang rapih, teratur, menarik dan sesuai dengan estetika lingkungan. Dalam pandangan saya yang nama nya pabrik identik dengan bising, riuh dengan bahan baku produk disana sini, sehingga terkesan semrawut dan  tidak teratur, namun di Campina berbeda.

Acara dimulai tepat pukul 09.00, tapi sebagian besar sudah pada hadir rata-rata sejam sebelum acara. Sebelum memasuki lokasi gedung pabrik Campina kita mendapat pengarahan awal dari pihak Campina yang disampaikan oleh ibu Anis yang sekaligus menjadi pembimbing lapangan selama acara berlangsung.

Pengarahan awal mengenai tata tertib selama acara yang disampaikan Ibu Anis selaku pembimbing lapangan (Dok. Pribadi)
Pengarahan awal mengenai tata tertib selama acara yang disampaikan Ibu Anis selaku pembimbing lapangan (Dok. Pribadi)
Selama acara berlangsung seluruh peserta tanpa terkecuali harus mentaati segala peraturan dan tata tertib yang ada, seperti hal nya :
  • Wajib menggunakan kaos kaki dan sepatu tertutup selama acara berlangsung.
  • Senantiasa berjalan pada marka yang benar seperti yang sudah ditentukan. Seperti hal nya menyebrang jalan di zebra cross juga berlaku di area pabrik Campina bukan hanya di jalan raya saja. Karena banyak kendaraan operasional yang lalu lalang di area ini.
  • Mencuci tangan dengan hand sanitizer sebelum memasuki area gedung yang sudah tersedia didepan pintu masuk.
  • Tetap menggunakan kaos kaki saat memasuki toilet dan mencuci tangan saat keluar toiet.

Sekilas memang terkesan ribet dan berlebihan, tapi kesemua nya itu memiliki tujuan masing-masing guna menjaga kebersihan, ketertiban lingkungan dan kemungkinan sekecil apapun menghindari kuman dan bakteri yang bisa masuk dan berkembang lebih jauh lagi.

Sebelum menuju meeting point kita sudah dimanjakan dengan coffe break ala Campina yang kesemuanya vegan snack. Sekalipun tidak banyak, saya sempatkan untuk mencicipi beberapa hidangan yang sudah tersaji. Ternyata enak juga snack-snak ala vegetarian di cafe lounge Campina tersebut.

Di ruangan cafe lounge itu (saya menyebutnya cafe lounge karena memang tempat nya enak dan cozy) ibarat memasuki lobby hotel. Di area seputar cafe lounge ini terdapat banyak "merchendise" dan armada Campina tempo doloe, mulai dari armada sepeda dan gerobak dorong (freezer) yang membuat saya sedikit merewind ingatan serta memory di era tahun 80an hingga 90an.

Terlebih gerobak dorong itu mengingatkan saat saya masih duduk dibangku SD. Gerobak dorong Campina yang pernah masuk dari kampung ke kampung, berkeliling dan menjajakan Es Krim langsung ke lokasi yang ditarget dengan suara khas nya.

Saat gerobak dorong Campina mulai memasuki area perkampungan dengan sapaan khas nya, anak-anak pada berhamburan menghampiri, sekalipun kesemua nya hanya sebagian yang membeli, terlebih saya, paling-paling hanya bisa melirik dan sebatas mantengin gambar-gambar peraga yang ditampilkan disetiap gerobak dorong nya.

Era tahun 80 hingga 90an es krim memang masih tergolong jajanan mahal yang kebanyakan masih belum bisa kejangkau oleh kebanyakan orang. Varian termurah ditahun tersebut kalau tidak salah ingat, sekitar Rp. 100, karena ditahun tersebut harga sebuah es teh berbentuk kemasan lilin masih seharga Rp. 25 rupiah.

Sesekali pernah juga minta ibu buat dibeliin ice cream Campina saat lewat depan rumah, tapi rasa-rasa nya selalu nada penolakan yang saya dapat, masih ingat betul memang. Paling juga kalau kebetulan bulek lagi membelikan buat anak nya dan kebetulan saya berada disebelahnya, baru saya ikut kebagian merasakan nikmat nya ice cream Campina... Ups.

Coffe break times (Dok. Pribadi)
Coffe break times (Dok. Pribadi)
Armada jadul di salah satu sudut cafe lounge Campina (Dok. Pribadi)
Armada jadul di salah satu sudut cafe lounge Campina (Dok. Pribadi)
Belum sempat melanjutkan lamunan lebih jauh, ibu Anis segera minggiring kita untuk bersegera masuk ke ruangan meeting point, PT. Campina Ice Cream Tbk, untuk mendapatkan pemahaman dari pihak management yang disampaikan oleh Bapak. Mustofa selaku Branch Manager Campina, mengenai berbagai produk-produk Campina yang bejibun tersebut, tidak luput sejarah es krim dan sejarah berdiri nya Campina juga dipaparkan di sesion ini.

Area meeting point ini berada di ruang Blue Jack Training Room yang mengharuskan kita melepas sepatu namun tetap diharuskan menggunakan kaos kaki, nah salah satu SOP (standard operating prosedur) yang wajib ditaati dan tidak boleh dilanggar, yang kesemuanya sudah disampaikan sebelum nya diawal acara.

Sejarah Berdiri nya Campina

Bp. Mustofa, selaku Branch Manager, memberikan paparan mengenai sejaran dan berbagai varian produk Campina (Dok. Pribadi)
Bp. Mustofa, selaku Branch Manager, memberikan paparan mengenai sejaran dan berbagai varian produk Campina (Dok. Pribadi)
Tak kenal maka tak sayang, benar sekali pepatah ini. Saya sedikit tersentak sekaligus bangga, mengingat ternyata Campina yang merupakan es krim legendaris dan tersohor seantero negeri itu ternyata asli dari Surabaya, sontak saja rasa nasionalisme saya menjadi tumbuh.

Berawal pada tanggal 22 Juli 1972, Bapak Darmo Hadipranoto beserta istri membuat es krim Campina di garasi rumah nya yang berlokasi di Jl. Gembong Sawah, Surabaya. Bertepatan dengan moment tersebut pula CV Pranoto didirikan.

Dengan berjalan nya waktu Campina mulai dikenal dan sampai-sampai mendapat kunjungan dari Gubernur Jawa Timur pada saat itu, Bapak. H. M. Noer di tahun 1973. Di tahun tersebut cara penjualan campina mulai beragam dengan menggunakan armada, sepeda dan freezer seperti yang dipamerkan dalam "museum" cafe lounge Campina di Rungkut Industri.

Tahun 1994 ada partisipasi kepemilikan saham dari keluarga Bp. Sabana Prawira Widjaja (PT. Ultra Jaya Milk Industri), sehingga nama perusahaan berubah menjadi PT. Campina Ice Cream Industri.

Pabrik ice cream Campina berlokasi di Rungkut Industri Surabaya semenjak tahun 1984, bertujuan demi pengembangan varian produk yang sekaligus membutuhkan perluasan lokasi pula.

Dari paparan disini semakin menambah gamblang dan semangat untuk semakin mengedepankan produk Campina sebagai produk kebanggaan nasional.

Sebelum nya tidak menyangka pula kalau Es Krim Campina lahir digembong Sawah, Surabaya yang nota bene cuman berjarak 5 menit jalan kaki dari rumah saya, jalan kaki lho!, bukan naik odong-odong, sebegitu dekat nya ternyata.

Untuk mengobati rasa penasaran sepulang dari acara Kompasiana Onloc, keesokan hari nya saya sengaja menyusur Jl. Gembong Sawah untuk sekedar menilik "puing-puing" sejarah dari pabrik Campina masa lalu, yang saat itu belum terpikir untuk menanyakan langsung kepada Bapak Mustofa mengingat singkat nya waktu.

Ternyata benar ada nya, saya menemui armada Campina berupa pick up yang sedang diparkir dibahu jalan sebuah rumah di Jl. Gembong Sawah. Dalam rumah tersebut masih terdapat aktivitas, cuman kita harus masuk untuk melihat kesemuanya, karena kondisi rumah tersebut tertutup tidak bisa dilihat langsung dari luar.

Jl. Gembong Sawah, sebagai tempat saksi sejarah berdiri nya Campina sebagai ice cream legendaris. (Dok. Pribadi)
Jl. Gembong Sawah, sebagai tempat saksi sejarah berdiri nya Campina sebagai ice cream legendaris. (Dok. Pribadi)
Produk Campina

LuVe dan Concerto, sebagai bagian dari varian Campina (Dok. Pribadi)
LuVe dan Concerto, sebagai bagian dari varian Campina (Dok. Pribadi)

Bicara mengenai produk dan varian Es Krim Campina, sekarang sudah sangat banyak dan beragam. Jauh berbeda dari yang masih berpabrik di Jl. Gembong Sawah. Tidak hanya sebatas varian namun pembagian Es Krim Campina juga berdasarkan segmen pembagian usia.

Mulai dari es krim stik yang memiliki beberapa farian tersendiri, antara lain Happy Cow, Marvel Iron Man dan yang paling menarik perhatian saya di varian stik adalah, Big Time Bola, pas banget dinikmati di saat suasana pesta bola seperti moment Piala Dunia Russia 2018 yang baru saja berlalu dan moment musim bola 2018/2019 yang sebentar lagi akan dimulai.

Campina, Istimewa di Setiap Suasana, dengan varian yang begitu beragam dan menarik, hingga mencapai 80 varian.

Selain Big Time Bola ada produk baru inovasi dari Campina,  "LuVe Litee" yang juga menarik dari pandangan saya, karena Es Krim ini low fat dan 100% non dairy pertama di Indonesia. Kalau LuVe ini rasa orang dewasa, bukan seperti Happy Cow dan Iron Man yang menyasar segmen anak-anak.

Factory Tour

Lab Quality Control (Dok. Pribadi)
Lab Quality Control (Dok. Pribadi)
Bagian yang tidak kalah menarik dan penting adalah factory tour. Karena disesi ini kita bisa mengetahui bagaimana ice cream Campina dibuat dan diproduksi, sehingga menjadi produk yang begitu nikmat dengan varian yang beragam, hingga mulai anak-anak sampai dewasa dan orang tua menyukai ice cream.

Sebelum kunjungan factory tour, giliran Pak Karyono menjabarkan aturan dan SOP yang harus dipatuhi sepanjang factory tour berlangsung, karena di area produksi kita sama sekali tidak diizinkan untuk mengambil gambar ataupun merekam berbagai keadaan yang sedang berlangsung dalam ruang produksi. Jadi siap-siap direkam dalam benak masing-masing sebagai bahan reportase.

Begitu juga dengan bagian kepala, harus tertutup rapat, sekalipun tidak diwajibkan menggunakan helm juga, tapi "shower cap". Tindakan ini sebatas menghindari ada nya rambut kita yang ditakutkan rontok ataupun terbang dan masuk dalam kemasan ice cream yang bisa merusak hasil produksi. Begitu ketat dan tertibnya aturan dan ketentuan yang diberlakukan dan kesemuanya harus kita patuhi demi kenyamanan bersama.

Didepan, saat memasuki area gedung secara tidak langsung kita sudah melihat dan mnegunjungi kantor-kantor Campina yang mengusung konsep Go green yang ramah lingkungan, sebagai bentuk kegiatan office tour, kini giliran factory tour yang dipandu Ibu Anis kembali.

Kunjungan factory tour kita dimulai dari quality control (QC), meliputi pemeriksaan laboratorium, baik secara fisika, kimia, maupun biologis. Semua produk-produk Campina harus lolos uji, bebas atau 0% dari segala bentuk kontaminasi bakteri dan microbiologis.

Jadi tidak perlu ada kekhawatiran guna mengkonsumsi produk-produk Campina yang bisa mengakibatkan batuk ataupun gejala penyakit sejenis. Ingat saudara sekalian, itu hanya mitos ketakutan kita semata, ibu-ibu atau orang tua kita pada masa lalu akan "kantong kering" yang bisa ditimbulkan akibat mengkonsumsi ice cream secara berlebih (sekali lagi ibu Anis memberi paparan disela kunjungan, sekaligus lontaran joke segar pengusir ketegangan).

Gudang bahan baku Campina tidak lupa kita kunjungi, namun bagian yang paling "mendebarkan" dari factory tour adalah saat kunjungan di "cold storage". Yang merupakan gudang penyimpanan akhir produk-produk Es Krim Campina yang memiliki suhu minus hingga 30 derajat celsius. Sekalipun sudah menggunakan mantel khusus tapi tetap saja dinginnya serasa berada dikutub utara. Kesemua nya itu bagian dari menjaga produk Campina sebagai es krim berkualitas dan bermutu.

Acara terakhir kita dalam tajuk Kompasiana Onloc adalah menikmati menu-menu special ala kantin vegan Campina dan menikmati es krim sepuasnya, mantap!.

***

Tidak cukup memang membahas keberadaan Es krim campina yang asli Indonesia dengan konsep Go green dan kantin vegan yang masyur tersebut dari satu dua aspek dalam satu artikel, karena masih banyak sisi-sisi menarik untuk disimak dan diulas lebih jauh. Semoga yang berkesempatan membaca artikel ini bisa tertarik dan melakukan kunjungan berikutnya.

#KompasianaOnLoc

#CampinaFactoryTour

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Foodie Selengkapnya
Lihat Foodie Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun