Lebaran atau Idul Fitri merupakan hari yang paling ditunggu dan dinanti oleh kaum muslimin setelah mereka menjalankan ibadah puasa ramadhan sebulan penuh lamanya, begitu juga dengan diriku.
Sebulan penuh berpuasa, menahan lapar, dahaga serta nafsu dengan menjauhi segala bentuk larangan dan menjalankan segala perintah dengan sebaik-baiknya. Setelah itu tibalah disebuah hari kemenangan. Hari yang ditunggu-tunggu, yaitu Idul Fitri.
Adakah yang tidak mudik lebaran tahun ini?. Kehabisan tiket atau "THR" telat, bikin mudik ikut tertunda, atau kebetulan saat lebaran tidak bisa libur karena tuntutan pekerjaan yang tidak bisa ditinggalkan, nah lho, penderitaan banged kalau yang satu itu.
Mudik serasa sudah menjadi tuntutan bagi mereka para perantau. Mudik sudah menjadi kebiasaan atau budaya dalam ber Idul Fitri. Tapi apakah hakekat Idul fitri hanya urusan mudik dan pulang kampung semata?, tentu tidak.
Hakekat Idul Fitri dan Silaturahmi
Hakekat Idul Fitri adalah kembali ke fitrah, untuk mencapai fitri lahir dan bathin. Untuk itu dalam Idul Fitri harus menjalin tali silaturahmi, menyambung tali silaturahmi dengan orang tua terutama, sanak saudara dan kerabat, untuk saling bermaaf-maafan satu sama lain untuk membentuk jiwa yang fitri lahir bathin tersebut.
Berangkat dari akar tradisi silaturahmi, saling berkunjung dan bermaaf-maafan inilah yang melahirkan budaya mudik. Lebih hebatnya lagi tradisi dan budaya ini cenderung hanya ada di negeri ini yang tidak didapati dinegeri lain, luar biasa kan. Benar-benar mencerminkan sebuah hubungan kekerabatan "guyub rukun". Jadi bangga tinggal dinegeri ini, Indonesia.
.Silaturahmi kali ini saya mengunjungi relasi di Madura. Mungkin yang belum tahu Madura gambarannya adalah pulau yang terkesan panas, tandus, penghasil garam dan relatif sepi. Tapi jangan salah, kalau saat lebaran seperti ini Madura menjadi pulau yang ramai dan jalanannya juga mendadak macet. Hal ini dikarenakan budaya mudik alias "toron"Â di Madura yang sangat kuat dan mengakar.
Orang Madura sebagian besar sebagai pendatang untuk bekerja dan sebagian menetap di Surabaya. Saat moment Lebaran Idul Fitri seperti sekarang, hampir sembilan puluh persen diantaranya melakukan pulang kampung kembali untuk berlebaran. Disaat inilah kota Surabaya menjadi lengang dan berbalik Madura yang menjadi ramai.
Kuliner Bebek Sinjay
Selain bebek sinjay masih banyak kuliner lain yang juga senada dengan menu bebek yang bervariasi di Madura, khusus nya kota Bangkalan. Tapi yang paling terkenal bebek sinjay itu sendiri. T
empat ini selalu ramai dan dipadati pengunjung, terlebih libur lebaran seperti sekarang. Bagi yang menyukai menu bebek bisa bereksperimen dengan berbagai varian yang cukup variatif.
Libur lebaran yang panjang saya sempatkan untuk mengoptimalkan silaturahmi dengan sebaik-baiknya dan komunikasi sebaik-baiknya dijaringan provider saya yang kata nya luas dan cepat. Komunikasi lancar dan jernih sekalipun lewat media data voice, tanpa putus-putus dan tertunda. Oleh karena itu saya ingin bereksperimen dengan hal ini sebagai ajang pembuktian.
Begitu juga saat silaturahmi yang sekaligus berlibur ke Malang, disana kita benar-benar menikmati perjalanan dengan suasana lebaran yang menyejukkan dengan jaringan yang cepat dan jernih.
Benar-benar Idul Fitri yang luar biasa. Silaturahmi tanpa putus harus tetap jalan terus.
Taqaballahumina waminkum
Taqaballahuma ya karim
Shiyamana wa Shiyamakum
Selamat Hari Raya Idul Fitri 1439 H
Mohon Maaf Lahir Bathin
Wasalam
P_pras
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H