Mohon tunggu...
Pudji Prasetiono
Pudji Prasetiono Mohon Tunggu... Wiraswasta - Perjalanan serta penjelajahan ruang dan waktu guna mencari ridho Illahi

Budaya, culture sosial dan ciri keberagaman adalah nilai. Alam terbentang dan terhampar elok sebagai anugerah Illahi. Buka mata dengan mata-mata hati. Menulis dengan intuisi.

Selanjutnya

Tutup

Kurma

"Al-Karamah" yang Selalu Ku Rindu

11 Juni 2018   23:55 Diperbarui: 12 Juni 2018   00:06 562
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bulan suci ramadhan merupakan bulan yang tepat untuk "berlari" sekencang kencangnya, dengan mengejar hadiah paling berkesan dari Allah yang tidak bisa diberikan oleh siapapun juga. Bahkan oleh bos-bos pemberi tunjangan hari raya sobat seiman sekalipun. Mereka semua tidak sanggup, mereka cuman bisa memberikan hadiah materi yang tidak seberapa nominalnya itu.

Kini bulan suci Ramadhan sudah memasuki pada sepuluh hari terakhir. Pada fase ini, Allah SWT akan membebaskan dosa-dosa hambanya dan terbebas dari siksa api neraka bagi mereka yang menjalankan ibadah puasa.

Sepuluh malam terakhir pada bulan suci Ramadhan juga merupakan malam turunnya Lailatul Qadar. Malam yang lebih baik dari 1.000 bulan. Umat muslim sedunia pada umumnya akan berlomba-lomba dan berbondong-bondong guna memperoleh malam Lailatul Qadar ini.

Mempersiapkan untuk menyongsong malam Lailatul Qadar adalah sebaik baik kegiatan. Namun ironisnya dimalam-malam akhir seperti ini nyatanya masjid menjadi semakin sepi dari jamaah sholat, baik sholat wajib maupun tarawih. Mereka lebih memilih berbondong-bondong ke tempat yang baru, setelah THR jatuh ke tangan mereka masing-masing, masya Allah.

Membahas "hadiah" dari Allah SWT, tidak ada yang paling berkesan bagi saya, kecuali bisa menghatamkan "Al Karamah", kitab suci Al-quran yang sangat saya sayangi.

Berpacu dengan kesibukan yang ada, membuat seringnya hal tersebut (tadarus) menjadi hal yang paling sering terlewatkan. Kalaupun sempat, paling-paling selembar dua lembar, minim sekali, jauh dari harapan. Katam dalam satu ramadhan merupakan pencapaian yang senantiasa kuharapkan sejauh ini.

Limpahan berkah, pelipat gandaan ganjaran dan malam seribu bulan atau Lailatul Qadar yang memang hanya ada di Bulan suci Ramadhan, tidak dibulan yang lain. Sungguh-sungguh sayang untuk dilewatkan begitu saja.

Kenapa Masjid menjadi tempat kedua dimalam akhir menjelang lebaran, bukankah ganjaran semakin besar dan berlimpah jika kita lebih memilih untuk memakmurkannya.

Lebaran kurang seminggu membuat tempat-tempat perbelanjaan menjadi semakin ramai. Persiapan lebaran mulai dilakukan oleh sebagian besar orang, sebagian memang memilih mudik bagi para perantau. Giliran terminal, bandara dan stasiun disesaki pemudik yang siap menghabiskan masa lebaran mereka dikampung halaman masing-masing.

Apakah begitu juga dengan anda?, ikut mudik?, punya aktivitas mudik?. Sangat menyenagkan memang bisa mudik dikampung halaman dan punya aktivitas mudik, karena itu merupakan sebuah kegiatan menyenangkan tersendiri.

Berbeda dengan mereka yang bekerja dan hidup dikota kelahiran atau kota asal. Mereka tidak perlu mudik, karena kampung halaman mereka sekaligus sebagai tempat tinggal dan tempat dimana mereka bekerja.

Memang mudik sudah menjadi tradisi menjelang lebaran tiba, tapi jangan menjadi tradisi menjelang lebaran untuk berpindah "lapak", dari yang biasa menjejali masjid kini berganti berjejal di mall dan pusat-pusat perbelanjaan.

Memanfaatkan malam-malam akhir bulan suci ramadhan dengan "mengais" hadiah dari Allah dengan memperbanyak berbagai amalan yang bisa membuat kita menuju kejalan Allah.

Semisal meningkatkan amalan sodakoh. Dengan mengeluarkan sedekah berarti kita menabung amal jariah, karena harta yang sesungguhnya merupakan harta yang kita keluarkan dijalan Allah.

Memperbanyak Itikaf, Dengan beritikaf kita berdiam diri di masjid dengan tujuan untuk beribadah. Memanfaatkan waktu sebaik baiknya di masjid, bisa menambah sholat malam atau pun meningkatkat tadarus al-quran di masjid dalam rangka beriktikaf yang seutuhnya.

Begitulah tuntunan baginda rasullulah Muhammad Saw memberikan contoh dan panutan yang beliau terapkan disepuluh malam akir bulan suci Ramadhan. Sebisa mungkin kita selaku umat yang beriman menerapkan demi mengejar "hadiah" dari Allah SWT.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun