Lebaran kurang seminggu lagi, sementara operasional pekerjaan masih belum berubah. Masih banyak pekerjaan yang harus diselesaikan, beberapa kiriman juga masih mengantri untuk dituntaskan.
Kopi putih atau biasa disebut white coffe biasa menemani aktifitas menjelang soreku. Mengingat itu bulan Ramadhan, cukuplah tontonan berita televisi menemani aktifitas hingga jelang bedug maghrib ditoko dimana saya mengoperasionalkan segala bentuk pekerjaan.
Jalan Pahlawan, Surabaya menjadi jalanan yang super macet dijam-jam menjelang tutup toko ataupun perkantoran sepanjang ruas jalan ini. Karena memang jalan Pahlawan seringnya menjadi limpahan pengalihan arus lalu lintas, kendaraan-kendaraan yang akan menuju arah Pasar Turi ataupun Pusat Grosir Surabaya (PGS).
Penuhnya jalanan menambah kebisingan dan deru debu yang bikin sesak alur pernafasan hidung dan tenggorokan. Jalur arteri tersebut memang penuh dan padat, terlebih lebaran semakin dekat seperti sekarang.
Aktivitas pertokoan menjadi semakin meningkat, apalagi Pasar Turi dan PGS merupakan dua pusat grosir yang paling besar dan melegenda. Tidak hanya di Surabaya melainkan Jawa Timur bahkan hingga Indonesia bagian timur. Semua kebutuhan dan perlengkapan mulai dari kebutuhan rumah tangga hingga industry tersedia, lengkap, murah dan terjangkau.
Disiang hari itu sudah mendapat konfirmasi dari pabrik, kalau pesanan matras dan busa beberapa hari kemarin tidak bisa dikirim sesuai jadwal. Penuhnya order dan dari sebagian item pesanan belum ready tersedia. Alhasil harus menunggu satu hingga dua harian, atau jika ingin pesanan lebih cepat tersedia, bisa mengambil sendiri barang pesanan langsung ke pabrik.
Kejadian seperti ini memang biasa terjadi dan wajar, terlebih menjelang hari lebaran yang semakin dekat seperti ini.
Memang terkadang keadaan itu menjadi serba salah, jika menunggu datangnya kiriman dari pabrik berarti menunda lebih lama kedatangan barang. Para pelanggan-pelanggan bakal menjadi tidak sabar menunggu kedatangan barang pesanannya, sementara hari menjelang lebaran semakin dekat dan pekerjaan tidak bisa ditunda lebih lama lagi.
Keesokan harinya saya harus meluangkan waktu datang kepabrik menjemput dan mengambil sendiri barang pesanan, setelah mendapat konfirmasi dari pabrik perihal kesiapan barang pesanan saya, dengan maksud agar  para pelanggan tidak terlalu menunggu lama barang pesanannya untuk dikirim.  .
Jarak 30 Km sebenarnya tidak begitu jauh, karena hari sudah agak sore dan lebaran juga semakin dekat, sehingga denyut nadi perjalanan menjadi sangat padat, menambah kemacetan dan jarak tempuh seakan menjadi lebih Panjang.
Kerja sama dengan mebel Indonesia baru terjalin selama empat tahun, ramadhan 1437 H atau tahun 2016 merupakan ramadhan terakhir kita beroperasi di toko seputaran jalan Pahlawan tersebut. Karena memang pada akhir pebruari 2017 merupakan akhir dari masa kontrak toko yang kita tempati, yang menjadi operasional setia_hati, begitulah nama toko tersebut biasa disebut.
Omset khusus brand dari merk matras Indonesia tersebut cukup lumayan memberikan pemasukan, cash flow yang lumayan besar. Sekalipun kita dari toko yang tergolong kecil dan belum begitu tenar.
Sekitar pukul empat sore saya baru sampai dilokasi pabrik matras Indonesia. Barang-barang pesanan kita sudah tertata dengan rapih dan siap untuk  dimuat ke mobil. Setelah semua barang termuat dan tertata dengan rapih, betapa terkejut sekaligus gembira. Bos sekaligus pemilik mebel Indonesia memberikan bingkisan parcel dan menyerahkan langsung pada saya.
Isi parcel tersebut memang lumayan, mulai dari barang perlengkapan rumah tangga sampai barang keperluan lebaran. Cuman yang membuat saya begitu terkesan adalah, bos sekaligus pemilik langsung dari mebel Indonesia yang  turun langsung, memberikan sekaligus ucapan pernyataan terima kasih atas kinerja saya saat itu.
Itulah yang membuat saya terharu dan terkesan. Bukan lantaran isi dari parcel tersebut, melainkan perhatian yang sekaligus sebagai sebuah penghargaan yang tiada terkira bagi saya, mengingat saya bukan siapa-siapa.
Nama merk matras sengaja disamarkan, biar tidak terkesan sebagai cerita beriklan. Terima Kasih
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H