Mulai dari makanan kecil, takjil dan seterusnya. Lebih tepatnya semua itu menjadi ajang "balas dendam" yang tanpa kita sadari  memperburuk dan memberikan dampak yang kurang baik bagi kesehatan dan alih-alih menjadikan "kantong kering" semakin nyata adanya.
Acara buka Bersama yang dibalut dalam metode reuni menambah kesan boros semakin kentara. Bagi yang terbiasa berbuka puasa dengan metode "balas dendam"' sebaiknya berhati-hati dengan apa yang sudah anda lakukan, atau malah sebaiknya hal tersebut anda hindari.
Mengkonsumsi makanan berlebih tanpa mempedulikan apapun itu tentu akan lebih mengakibatkan resiko penyakit susulan yang bisa ditimbulkan.
Dokter dan ahli kesehatan pun tidak menganjurkan mengkonsumssi segala makanan atau minuman yang tersedia dengan tidak memperdulikan apapun bentuk dan kandungan yang ada. Jangan asal penting bikin perut kenyang seketika begitu saja. Jika tindakan ini dilakukan secara terus menerus adanya malah bikin peningkatan kadar kolesterol darah dalam tubuh menjadi meningkat.
Bulan suci Ramadhan adalah bulan pengendalian. Pesan tersirat yang harusnya bisa kita ambil adalah kontrol diri dengan sebaik baiknya. Mengontrol dan membatasi segala asupan yang masuk kedalam tubuh.
Agar nilai puasa bisa benar-benar tercapai, terserap dan diterapkan mulai dari hal  yang paling kecil. Mulai mengontrol nafsu makan pada saat berbuka adalah yang terpenting.
Dengan makan secara bertahap, sedikit demi sedikit dari menu yang ringan ke menu yang berat dengan jeda waktu yang cukup. Begitulah point dari berbuka puasa dan puasa yang tepat sesuai dengan tuntunan.
Wasalam
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H