Mohon tunggu...
Pudji Prasetiono
Pudji Prasetiono Mohon Tunggu... Wiraswasta - Perjalanan serta penjelajahan ruang dan waktu guna mencari ridho Illahi

Budaya, culture sosial dan ciri keberagaman adalah nilai. Alam terbentang dan terhampar elok sebagai anugerah Illahi. Buka mata dengan mata-mata hati. Menulis dengan intuisi.

Selanjutnya

Tutup

Bola

Zizou, Tiga Trophy dalam Satu Kepelatihan

28 Mei 2018   21:36 Diperbarui: 28 Mei 2018   21:46 816
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Stadion NSC Olimpiyskiy, Kiev, Ukraina, akhirnya menjadi saksi torehan sejarah baru pencapaian Real Madrid dengan tiga kali beruntun dalam perolehan thropy Liga Champions Eropa musim 2017/2018.

Pengalaman bermain, ketenangan  dalam menjalani laga, serta mental dan ditambah jam terbang dikompetisi-kompetisi elite bergengsi Liga Eropa menjadi nilai lebih bagi Real Madrid dalam menjalani laga final.

Diatas kertas Real Madrid memang lebih diunggulkan, lebih berpengalaman ketimbang Liverpool. Tetapi bukan berarti Liverpool tanpa perlawanan dalam menghadapi nama besar Real Madrid. Liverpool tetap memberikan perlawanan berarti dalam laga final sarat gengsi tersebut.

Liverpool memiliki semangat dan pergerakan cukup tinggi, tidak melihat Real Madrid sebagai team besar lantas menyurutkan daya juangnya begitu saja. Namun dengan kematangan yang dimiliki Real Madrid, mampu meredam determinasi Liverpool yang tinggi dan tetap tenang dalam menghadapi perlawanan lawan.

Setidaknya itu gambaran umum yang bisa saya berikan dari final pertandingan Liga Champions, minggu pagi, 27 Mei 2018, saat jeda turun minum babak pertama pertandingan berlangsung. Sebelum maupun sesudah kejadian insiden Mo. Salah berlangsung.

Insiden Mo. Salah

Menit 31, Mo. Salah sudah harus ditarik keluar atas cedera yang dia alami. Yang berikutnya membuat "hentakan" Liverpool agak sedikit mengendor hingga blunder Loris Karius pada babak berikutnya, yang menambah "derita tangisan" di kubu Liverpool.

Saya menyimak betul sebuah kesedihan dari raut muka Mo. Salah, dengan mata berkaca-kaca, hingga harus "undur pamit" karena tidak bisa melanjutkan pertandingan hingga akhir. Laga final yang sudah ditunggu-tunggu, bahkan oleh banyak pemain yang tidak berkesempatan untuk tampil diputaran final itu harus rela diakhiri lebih awal lantaran cedera lengan .

Kesedihan Mo. Salah bukan lantaran menahan sakit atas cedera lengan nya, melainkan harus mundur dengan terpaksa, sehingga tidak bisa membela team di partai puncak. Bukan pula lantaran karena penampilan dilapangan yang kurang,

Sementara dari kubu Real Madrid, tidak luput akan kejadian yang serupa. Dani Carvajal mengalami kesedihan yang hampir sama dengan Mo. Salah, lantaran harus keluar karena cedera. Setelah dilanggar oleh pemain Liverpool lainnya.

Dari insiden yang dialami oleh Mo. Salah menjadikan drama serta kontroversi tersendiri, yang sampai saat ini menimbulkan perdebatan sekaligus menimbulkan simpati, serta hujatan di sisi lain bagi Sergio Ramos.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun