Mohon tunggu...
Dua Cerpen
Dua Cerpen Mohon Tunggu... -

2cerpen merupakan komunitas yang mempunyai tujuan membangkitkan minat baca masyarakat. Kami menyediakan cerpen dan berita berkualitas yang bisa dinikmati siapapun yang terdiri dari cerita lucu, cerita rakyat, dongeng, sejarah dan bacaan lain yang terus diupdate.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Marco Polo

7 November 2016   07:49 Diperbarui: 7 November 2016   12:39 47
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Marco Polo dilahirkan di kota Venesia, Italia pada masa dimana bangsa Eropa tidak memiliki atau hanya memiliki sedikit pengetahuan tentang orang-orang dan budaya Cina, dan seluruh Asia Timur lainnya. Bangsa Eropa telah mendengar bahwa Cina itu memang ada, tetapi hanya sedikit mengetahui Asia lebih dari apa yang telah mereka dengar tentang Jenghis Khan dan gerombolan Mongolnya, atau apa yang telah mereka pelajari secara tidak langsung dari para pedagang yang telah pergi ke Turki atau Timur Tengah.

Pada pertengahan tahun 1260-an, ayah dan paman Marco, Nicolo Polo dan Maffeo Polo telah memutuskan bahwa cara terbaik untuk mempelajari Cina adalah dengan pergi kesana. Setelah melewati perjalanan yang panjang dan sulit, mereka diterima di istana Kubilai Khan, kaisar Cina yang adalah suku Mongol, dan belum pernah berjumpa dengan orang Eropa. Kubilai Khan merasa sangat tertarik dengan apa yang mereka katakana. Ia berkata kepada mereka agar meminta paus untuk mengirimkan para misionaris, guna mengajarkan agama Kristen, seni, dan kesusastraan Eropa kepada rakyat Cina. Saat dua saudara itu tiba kembali di tanah asal tahun 1269, teman-teman setanah air tidak bisa menangkap luasnya kisah mereka.

Pada tahun 1271, mereka memutuskan untuk kembali ke Cina, dan kali ini mereka mengajak putra Nicolo yang masih remaja, yaitu Marco. Kubilai Khan menyukai pemuda ini dan menjadikannya duta besar untuk berbagai macam urusan, mengirimnya ke berbagai misi di dalam Negara Cina, begitu pula ke Tibet dan Burma (sekarang Myanmar). Akhirnya, Marco Polo menyaksikan Asia melebihi yang pernah disaksikan oleh orang Eropa manapun, melebihi impian mereka yang mana pun. Bersama ayah dan pamannya, ia tinggal di Cina selama lebih dari 20 tahun, mempelajari bahasa dan adat istiadat Asia dan menjumpai orang-orangnya yang beraneka ragam.

Saat Polo bersaudara kembali ke Venesia pada tahun 1295, mereka lagi-lagi ditanggapi dengan sikap skeptic, tetapi setelah mereka mendemonstrasikan apa yang telah mereka pelajari di Cina, maka penduduk Venesia menjadi cukup terkesan, dan Polo bersaudara disambut dan dihormati. Banyak benda-benda yang telah mereka bawa dari Cina memang sungguh-sungguh mengesankan dan belum pernah dilihat di Eropa sebelumnya. Bahkan ada sebuah hikayat belum terbukti bahwa mereka telah memperkenalkan spageti ke Italia dari Cina.

Buku karangan Marco, The Travels of Marco Polo, mungkin adalah buku kisah perjalanan paling terkenal dan berpengaruh dalam sejarah karena kekayaan detail-detail yang diberikan kepada bangsa Eropa tentang abad pertengahan dengan pengetahuan substansial yang pertama tentang Cina dan Negara-negara Asia lainnya.

Karena sulitnya perjalanan melintasi benua, maka perdagangan antara Eropa dan Timur jauh itu berkembang cukup lambat, tetapi sebuah jalur telah terbuka setelah Marco Polo mempublikasikan rincian rute perdagangan yang bisa ditempuh. Penemuan perjalanannya telah memperluas cakrawala Eropa melebihi apa yang pernah dibayangkan oleh sebagian besar orang untuk mencapainya. Sebenarnya, perjalanan Christopher Columbus dua abad berikutnya juga terinspirasi oleh keinginan untuk menemukan rute yang lebih pendek dan mudah menuju ke Cina.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun