Mohon tunggu...
2A_03_Yahya nuruddin
2A_03_Yahya nuruddin Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Seorang mahasiswa yang berusaha menjadi ternaker tersukses di dunia

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Inflasi dan Pengangguran

6 Desember 2022   07:36 Diperbarui: 6 Desember 2022   07:52 272
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

INFLASI DAN PENGANGGURAN

Dalam ilmu makro ekonomi terdapat pembahasan penting yaitu inflasi dan deflasi. Inflasi adalah kenaikan harga barang dan jasa yang secara umum dan terus menerus dalam jangka waktu tertentu. Sedangkan Deflasi adalah menurunnya harga barang secara konvensional dan berkelanjutan. Tinggi rendahnya tingkat inflasi menentukan kebijakan yang dapat diambil oleh para pengambil kebijakan atau Bank Sentral. Hal ini berperan dalam menjaga kestabilan harga dan daya beli masyarakat. 

Tingginya inflasi akan berakibat mendorong suku bunga naik. Akibatnya iklim investasi menjadi lesu, Pengangguran meningkat diiringi dengan konsumsi masyarakat yang menurun. Jadi, misalkan besarnya inflasi pada tahun yang bersangkutan naik sebesar 5%, sementara pendapatan tetap, maka itu berarti secara riil pendapatan mengalami penurunan sebesar 5% yang akibatnya relatif akan menurunkan daya beli sebesar 5% juga.

Tujuan jangka panjang pemerintah adalah menjaga inflasi tetap rendah sebenarnya pada tingkat yang sangat rendah. Inflasi nol persen bukanlah tujuan utama dari kebijakan pemerintah karena sulit 5 tercapai Hal terpenting untuk dikerjakan adalah menjaganya tetap seimbang Inflasi tetap rendah. Terkadang inflasi berakselerasi secara tiba-tiba atau ada sebagai akibat dari peristiwa tertentu yang terjadi secara tidak terduga Pemerintah, misalnya devaluasi (devaluasi mata uang) sangat tinggi atau ketidakstabilan politik. Menghadapi masalah inflasi semakin cepat campur tangan pemerintah Tujuannya untuk mengembalikan stabilitas harga.

Terdepat beberapa jenis inflasi berdasarkan sifat, sebab dan asalnya.

Bedasar Sifatnya :

            Bardasarkan sifatnya, inflasi dibagi menjadi 3 kategori.

  • Inflasi merayap/rendah (creeping inflation), inflasi ini mudah dikendalikan karena belum terlalu mengganggu perekonomian negara. Biasanya hanya dibawah 10% pertahun.
  • Inflasi menengah (galloping inflation), inflasi ini ditandai dengan kenaikan harga tinggi dalam jangka pendek dan memiliki sifat akselerasi. besarnya antara 10 -- 30% pertahun.
  • Inflasi berat (high inflation), inflasi ini sangat sulit dikendalikan karena kenaikan harga pada inflasi ini bisa mencapai 100% pertahun.

Berdasar Sebabnya :

Berdasarkan penyebabnya inflasi dapat dibedakan menjadi 3 yaitu inflasi yang diakibatkan oleh naiknya permintaan, naiknya biaya produksi, dan pertambahan jumlah uang beredar.

  • Kenaikan permintaan (demand pull inflation) adalah kondisi dimana harga barang-barang di pasar naik. Kondisi ini dipicu ketika jumlah permintaan melebihi pasokan. Dengan kata lain, banyak orang menginginkan barang, tetapi barang yang diinginkan langka. Itu sebabnya orang berani mengeluarkan uang lebih untuk mendapatkan produk tersebut. Efeknya, nilai barang naik berkali-kali lipat dari harga sebelumnya.
  • Biaya produksi (cost push inflation) Jika biaya produksi naik, maka produsen akan membatasi jumlah output atau produksi barang, sehingga produk yang dibutuhkan di masyarakat jumlahnya terbatas. Akibat kerbatasan jumlah produk yang dibutuhkan masyarakat maka masyarakat akan rela membeli produk dengan harga yang lebih tinggi.
  • Penambahan jumlah uang beredar Hal ini dikarenakan apabila jumlah uang yang beredar di masyarakat meningkat, maka harga barang akan ikut mengalami kenaikan. Karena naiknya daya beli masyarakat sedangkan stok barang menipis, maka harga barang akan ikut naik.

Berdasar Asalnya 

Berdasarkan asalnya inflasi dibagi menjadi dua, pertama inflasi dalam negeri (domestic inflation) yang muncul karena terjadinya defisit atau kerugian dalam pembiayaan dan belanja negara yang terlihat pada anggaran belanja negara.

Kedua inflasi yang berasal dari luar negeri. Di Karenakan negara-negara yang menjadi mitra dagang suatu negara mengalami inflasi yang tinggi, dapatlah diketahui bahwa harga-harga dan juga ongkos produksi relatif mahal, sehingga apabila negara lain terpaksa harus mengimpor barang tersebut maka harga jual di dalam negeri tentu saja akan bertambah mahal.

Definisi Inflasi Merayap dan Hiperinflasi

Inflasi merayap adalah proses kenaikan harga barang yang lambat jalannya. Inflasi ini digolongkan pada kenaikan harga-harga yang tingkatnya tidak melebihi dua atau tiga persen setahun. Sebagai contoh Malaysia dan Singapura adalah dua dari negara-negara yang tingkat inflasinya dapat digolongkan sebagai inflasi merayap.

Hiperinflasi adalah proses kenaikan harga yang sangat cepat dimana tingkat harga berlipat ganda dari waktu ke waktu dalam jangka pendek. Misalnya di Indonesia pada tahun 1965 terjadi inflasi sekitar 500% dan mencapai 650 % pada tahun 1966. Artinya Tingkat harga meningkat 5 kali lipat pada tahun 1965 dan 6,5 kali lipat pada tahun 1966.

Di negara berkembang, inflasi terkadang tidak mudah dikendalikan Negara-negara ini tidak menghadapi masalah hiperinflasi, tetapi juga tidak mampu menurunkan inflasi ke tingkat yang rendah. Di sebagian besar negara, rata-rata inflasi berkisar antara 5 hingga 10 persen. Jenis inflasi ini dapat dikategorikan sebagai inflasi rendah.

Dampak dari Inflasi

Inflasi biasanya memiliki efek negatif dalam bisnis, tetapi sebagai salah satu prinsip Ekonomi bahwa ada trade-off antara inflasi dan inflasi dalam jangka pendek Pengangguran menunjukkan bahwa inflasi dapat memperlambatnya Pengangguran atau inflasi dapat digunakan sebagai sumber daya Keseimbangan ekonomi negara, dll. Dapat dilihat beberapa dampak positif dan negatifnya inflasi sebagai berikut:

Dampak Negatif 

  • Ketika harga-harga cenderung terus naik, masyarakat panik dan perekonomian tidak berjalan normal, karena di satu sisi ada masyarakat yang terlalu banyak uang untuk membeli sesuatu, sedangkan kekurangan uang tidak dapat membeli apapun. negara tunduk pada semua kekacauan yang ditimbulkannya.
  •  Akibat kepanikan ini, masyarakat biasanya menarik tabungannya untuk membeli dan menumpuk barang, sehingga banyak bank yang terburu-buru, yang mengakibatkan bank tidak memiliki dana untuk penyitaan (kebangkrutan) atau dana investasi yang tersedia sedikit. .
  •  Produsen menggunakan kesempatan untuk menaikkan harga untuk meningkatkan keuntungan mereka dengan bermain dengan harga.
  • Distribusi barang relatif tidak adil karena penumpukan dan pemusatan barang di tempat-tempat yang dekat dengan sumber produksi dan di mana orang memiliki banyak uang.
  • Jika inflasi terus berlanjut, banyak produsen yang akan bangkrut karena produknya relatif lebih mahal dan tidak ada yang mampu membelinya. 6. Kesenjangan antara kemiskinan dan kemakmuran sosial semakin lebar, menimbulkan kecemburuan emosional dan finansial yang dapat mengakibatkan penjarahan dan penjarahan.
  • Kesenjangan antara kemiskinan dan kemakmuran sosial semakin lebar, menimbulkan kecemburuan emosional dan finansial yang dapat mengakibatkan penjarahan dan penjarahan.

Dampak positif

  • Masyarakat mengkonsumsi secara selektif, produksi dilakukan seefisien mungkin dan konsumsi dapat ditekan. Inflasi yang berkepanjangan dapat menumbuhkan industri kecil dalam negeri menjadi semakin dipercaya dan tangguh. 10
  • Tingkat pengangguran cenderung akan menurun karena masyarakat akan tergerak untuk melakukan kegiatan produksi dengan cara mendirikan atau membuka usaha.

Hubungan Inflasi dengan Pengagguran

Jika inflasi terlalu tinggi, maka masyarakat tidak lagi ingin menyimpan uangnya, tetapi akan di ubah dalam Bentuk barang, baik barang yang sudah siap pakai maupun yang perlu melalui proses Produksi (misalnya pembangunan rumah). Sementara pengangguran adalah orang yang tidak bekerja dan sedang mencari pekerjaan. Dalam kondisi tingkat inflasi yang tinggi, maka secara teoritis para pengangguran akan banyak memperoleh pekerjaan, bukan karena banyak masyarakat membutuhkan tenaganya, tetapi juga para produsen seharusnya akan memanfaatkan momentum kenaikan harga barang dengan menambah produksinya yang tentu saja harus membuka kapasitas produksi baru tentunya juga akan memerlukan tenaga kerja baru sampai pada tingkat full employment.

Kenyataannya inflasi yang tinggi membuat masyarakat hidup berhemat, banyak PHK dan penurunan jumlah produksi sehingga terjadi kelangkaan barang di pasar, dan ini justru akan menjadi inflasi yang sudah tinggi menjadi lebih tinggi.

upah tenaga kerja akan cenderung turun apabila pengangguran semakin banyak, karena banyaknya pengangguran mencerminkan adanya kelebihan penawaran tenaga kerja. Sebaliknya apabila upah tenaga kerja akan naik bila tingkat pengangguran rendah, karena adanya kelebihan permintaan tenaga kerja. Namun, meskipun pada suatu kondisi dimana terdapat keseimbangan antara permintaan dan penawaran tenaga kerja yang memberikan tingkat upah tertentu, pengangguran masih saja tetap ada, hal ini dikarenakan kurangnya keahlian yang tidak sesuai dengan lowongan dan sebagainya. penawaran dan permintaan itu menentukan tingkat upah dan perubahan upah tergantung dari adanya kelebihan permintaan tenaga kerja. Artinya, semakin besar kelebihan permintaan tenaga kerja, semakin tinggi pula tingkat upah. Karena rasio kelebihan permintaan tenaga kerja sebanding dengan pertumbuhan upah. Karena hubungan antara kelebihan permintaan tenaga kerja sebanding dengan kenaikan upah, yang berarti apabila tingkat upah tinggi maka pengangguran semakin rendah, sebaliknya bila tingkat upah rendah, maka pengangguran semakin tinggi. asumsi dasar dari teori ini adalah apabila upah riil sama dengan upah nominal, dimana upah riil adalah upah nominal dibagi dengan harga berlaku.

Dalam perekonomian pengangguran dan inflasi adalah masalah besar yang perlu dihadapi. Kebijakan pemerintah perlu dilakukan apabila kedua masalah tersebut muncul Masalah pengangguran dapat dilihat dengan dua cara. Yang pertama melihat sumber masalahnya, dan yang kedua berdasarkan karakteristiknya. Berdasarkan sumber pengangguran, dibagi menjadi: pengangguran normal/friksional, pengangguran siklis (kunjungtur), pengangguran terstruktur dan pengangguran teknologi. Berdasarkan ciri -- cirinya pengangguran dibedakan kepada: pengangguran terbuka, pengangguran tersembunyi, pengangguran bermusim dan setengah menganggur. Hal ini dikarenakan adany dorongan pemerintah dalam bidang ekonomi, sosial dan kesejahteraan politik. Dari sudut pandang ekonomi, tujuan mengatasi pengangguran adalah Memberikan kesempatan kerja, meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan memperbaiki distribusi pendapatan.

Sumber

Agus wisman, 2019 (EKONOMI MAKRO INFLASI DAN PENGAGGURAN) fakultas ekonomi

       taruma negara 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun