Mohon tunggu...
Ni Putu Widiasih
Ni Putu Widiasih Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa

Just an ordinary human

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Catur Marga Yoga/Catur Yoga Marga

28 Maret 2023   21:07 Diperbarui: 28 Maret 2023   21:17 2096
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Dalam doa setiap umat yang selalu menggunakan pernyataan cinta dan kasih sayang dan memohon kepada Hyang Widhi agar semua makhluk tanpa kecuali selalu berbahagia dan pastinya akan selalu mendapatkan anugrah termulia dari Ida Sang Hyang Widhi. Jadi untuk lebih jelasnya lagi, yang namanya seorang Bhakta tentunya akan selalu berusaha melenyapkan kebenciannya kepada semua makhluk hidup yang ada, sebaliknya ia selalu berusaha memupuk dan mengembangkan sifat-sifat Maitri, Karuna, Mudita dan Upeksa yang terdapat dalam ajaran Catur Paramita yang juga diajarkan dalam Agama Hindu. 

Di dalam kitab suci Weda kita kerap menjumpai beberapa mantra tentang Bhakti yang salah satunya adalah "Arcata prarcata priyam edhaso Arcata, arcantu putraka uta puram na dhrsnvarcata" Rgveda VIII.69.8) (pujalah, pujalah Dia sepenuh hati, Oh cendekiawan, Pujalah Dia. 

Semogalah semua anak- anak ikut memuja- Nya, teguhlah hati seperti kukuhnya candi dari batu karang untuk memuja keagungan-Nya). Terhadap landasan filosofis dari ajaran Bhakti diatas, terdapat seseorang yang bernama Drs. I Gusti Made Ngurah dan kawan-kawannya yang menyatakan pendapatnya yaitu "... bhakti adalah perwujudan cinta yang tulus kepada Tuhan, mengapa harus berbhakti kepada Tuhan karena Tuhan menciptakan alam semesta dengan segala isinya berdasarkan Yajnya." (Ngurah, 2006 : 80).

Seperti halnya baru-baru ini Agama Hindu melaksanakan yang namanya Nyepi. Nyepi adalah tahun baru Agama Hindu terutama di Bali yang kerap disebut sebagai Tahun Baru Caka. Pada tahun 2023 ini, Umat Hindu merayakan Tahun Baru Caka yang ke-1945. Dalam pelaksanaan Nyepi terdapat yang namanya Catur Brata Penyepian. Catur Brata penyepian ini sendiri merupakan pantangan yang tidak boleh dilakukan p[ada saat hari raya Nyepi. Berikut adalah empat pantangan dari Catur Brata Penyepian yaitu :

1. Amati Geni, dalam hal ini Geni dalam bahasa Bali mengandung makna api. Dengan kata lain, amati geni artinya tidak menyalakan api atau lampu dan tidak boleh mengobarkan hawa nafsu.

2. Amati Karya, dalam hal ini, seperti pada bahasa Indonesia, karya berarti kerja. Sementara itu amati karya adalah tidak melakukan kerja atau kegiatan fisik dan tidak bersetubuh, melainkan tekun mengerjakan penyucian rohani.

3. Amati Lelungan, yang dimana dalam hal ini Amati lelungan artinya tidak bepergian kemana-mana, namun senantiasa mawas diri di rumah dan memusatkan pikiran ke hadapan Tuhan dalam berbagai prabawa-Nya (perwujudan-Nya).

4. Amati Lelanguan, yang terakhir yaitu disebut dengan Amati lelanguan mengacu pada larangan mengadakan hiburan, rekreasi, atau kegiatan bersenang-senang. Ini termasuk tidak makan dan tidak minum.

Keempat pantangan inilah yang kemudian membuat suasana Bali menjadi sunyi senyap dan gelap gulita pada malam hari di Hari Raya Nyepi. Tidak ada orang yang berlalu lalang, semuanya tinggal di rumah masing-masing hingga menjelang matahari terbit esok harinya, tepatnya pada hari Ngembak Geni. Adapun penerapan Catur Marga Yoga yang dapat dilakukan pada saat Nyepi maupun Ngembak Geni yaitu :

  • Bhakti Marga Yoga yang dapat dilaksanakan dengan cara melasti pada saat sebelum Nyepi.
  • Karma Marga Yoga dapat dilakukan dengan gotong royong dalam ngarak ogoh-ogoh dan metulung mebat saat Pengerupukan.
  • Jnana Marga Yoga yang dapat diterapkan seperti seorang pemangku atau sulinggih dapat memberikan Dharma Wacana saat Ngembak Geni.
  • Raja Marga Yoga dapat melakukan meditasi atau yoga saat hari raya Nyepi.                                         

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun