Mohon tunggu...
Ni Putu Widiasih
Ni Putu Widiasih Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa

Just an ordinary human

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Catur Marga Yoga/Catur Yoga Marga

28 Maret 2023   21:07 Diperbarui: 28 Maret 2023   21:17 2096
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Catur Marga Yoga atau Catur Yoga Marga

Tujuan terakhir atau tertinggi dalam Agama Hindu dari kehidupan adalah mencapai yang namanya Moksa. Moksa ini sendiri adalah merupakan salah satu Sradha yang merupakan tujuan hidup tertinggi dalam Agama Hindu. Setiap orang pada hakikatnya mencapai Moksa, asalkan mereka mengikuti dengan tekun jalan yang telah ditunjuk oleh agama itu sendiri. Jalan yang ditunjuk oleh ajaran agama untuk mencapai Moksa adalah salah satunya yaitu Catur Marga Yoga atau Catur Yoga Marga. Kemudian apakah definisi dari Catur Marga Yoga ini sendiri? Mari kita simak penjelasannya dibawah ini.  

Catur Marga Yoga ini sendiri adalah empat jalan ataupun cara mencapai kesempurnaan hidup atau Moksa. Dalam Agama Hindu, Catur Marga Yoga memiliki empat bagian, keempat bagian tersebut diantaranya yaitu :

1. Bhakti Marga Yoga

2. Karma Marga Yoga

3. Jnana Marga Yoga

4. Raja Marga Yoga.

Seperti sebelumnya yang sudah dijelaskan bahwa pengertian Catur Marga Yoga itu sendiri adalah empat jalan atau cara mencapai kesempurnaan hidup atau Moksa. Bagian-bagian dari Catur Marga Yoga masing-masingnya memiliki definisi yang berbeda-beda. Berikut adalah penjelasan mengenai arti dari bagian-bagian Catur Marga Yoga yaitu sebagai beriku :

1. Bhakti Marga Yoga, yang merupakan cara mencapai Moksa melalui sikap bakti kepada Sang Hyang Widhi. Kata Bhakti berarti hormat, yang mana rasa hormat dilakukan dengan mendekatkan diri kepada Tuhan atau Ida Sang Hyang Widhi Wasa.

2. Karma Marga Yoga, hal ini merupakan cara mencapai Moksa melalui kerja tanpa pamrih. Orang yang melaksanakan Karma Marga Yoga disebut dengan Karmin, di mana Karmin akan bekerja keras tanpa menginginkan hasil.

3. Jnana Marga Yoga, dalam hal ini merupakan cara mencapai Moksa melalui pengetahuan. Orang yang melaksanakan Jnana Marga Yoga disebut dengan sebutan Jnanin.

4. Raja Marga Yoga, ini merupakan cara mencapai Moksa melalui tapa, brata, yoga, dan samadhi. Tapa dan brata merupakan latihan mengendalikan diri. Yoga dan samadhi merupakan latihan meditasi atau pemusatan pikiran. 


Sumber-sumber dari  ajaran dari Catur Marga Yoga ini diajarkan dalam pustaka suci kitab Bhagavad Gita, terutama pada bagian Trayodhyaya tentang karma yoga/marga yakni sebagai satu sistem yang berisi ajaran yang membedakan antara ajaran subha karma atau perbuatan baik dengan ajaran asubha karma atau perbuatan yang tidak baik. Hal ini kemudian dibedakan kembali menjadi beberapa bagian yaitu yang dibedakan menjadi perbuatan tidak berbuat atau akarma dan wikarma atau perbuatan yang keliru. 

Karma juga memiliki dua makna berbeda yakni karma terkait dengan ritual atau yang kerap disebut Yajna dan karma dalam artian tingkah laku ataupun sebuah perbuatan. Yang kedua, yaitu tentang Bhakti Yoga Marga yang merupakan cara menyembah Ida Sang Hyang Widhi Wasa dalam wujud yang abstrak dan menyembah Tuhan Yang Maha Esa dalam wujud yang nyata, misalnya dengan mempergunakan yang namanya Nyasa atau Pratima yang dapat berupa sebuah Arca ataupun sebuah Mantra.

Yang ketiga, menyangkut tentang Jnana Marga Yoga yang merupakan sebuah jalan pengetahuan suci menuju Tuhan Yang Maha Esa atau Ida Sang Hyang Widhi Wasa. Terdapat juga dua pengetahuan yaitu pengetahuan yang pertama yang pertama Jnana atau ilmu pengetahuan dan wijnana atau serba tahu dalam hal pengetahuan itu sendiri. Keempat atau yang terakhir yaitu Raja Yoga Marga atau Raja Marga Yoga yang dalam bagian ini mengajarkan tentang bagaiaman cara ataupun tentang bagaiamana jalan yoga atau meditasi/konsentrasi pikiran demi untuk menuju Tuhan Yang Maha Esa atau Ida Sang Hyang Widhi Wasa. 

Dalam Bhagavad Gita, 7:21 disebutkan bahwa "Yo-yo y- y tanu bhakta raddhayrcitum icchati, tasya tasy cal radd tm eva vidadhmy aham" Yang terjemahannya adalah "Kepercayaan apa pun yang ingin dipeluk seseorang, Aku perlakukan mereka sama dan Ku-berikan berkah yang setimpal supaya ia lebih mantap". Dalam Agama Hindu telah diberikan banyak jalan dalam menyembah atau berkomunikasi dengan Ida Sang Hyang Widhi begitu juga dalam pelaksanaan pemujaan lingga diwujudkan dalam bentuk arcanam yaitu pemujaan dalam bentuk media arca atau pratima. 

Arcanam yang artinya bhakti kepada Ida Sang Hyang Widhi melalui simbol-simbol suci keagamaan baik berupa pratima atau sebagainya. Bhakti kepada Tuhan melalui simbol misalnya: Menghormati dan menjaga kesucian Pura sebagai lambangatau simbol perwujudan Ida Sang Hyang Widhi, karena melalui simbol tersebut manusia lebih dekat dengan Tuhan dan manifestasi-Nya. Menjaga kelestarian pura juga merupakan salah satu bentuk yadnya.

 Bagian--Bagian Catur Marga Yoga seperti penjabaran diatas adalah proses atau cara mempersatukan atman dengan Brahman dengan berlandaskan atas dasar cinta kasih yang mendalam kehadapan Ida Sang Hyang Widhi serta segala ciptaan-Nya yang ada di dunia ini. Kata bhakti yang berarti hormat, taat, sujud, menyembah, mempersembahkan, cintah kasih maupun sebuah penyerahan diri seutuhnya pada Sang pencipta. Seorang Bhakta atau orang yang menjalani Bhakti marga yang dengan sujud serta cinta, menyembah dan melakukan yang namanya berdoa dengan pasrah mempersembahkan jiwa raganya sebagai yadnya kepada Sang Hyang Widhi. 

Cinta kasih yang mendalam adalah suatu cinta kasih yang bersifat umum dan mendalam yang disebut dengan istilah yang namanya Maitri. Semangat "Tattwam Asi" yang sangat subur dalam hati setiap umat yang mempercayai keberadaan-Nya. Cinta bhaktinya kepada Ida Sang Hyang Widhi yang sangat mendalam, hal itu juga dipancarkan kepada semua makhluk ciptaan Ida Sang Hyang Widhi Wasa baik itu manusia, binatang maupun juga tumbuh-tumbuhan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun