Pengertian Produksi
Kali ini kita akan membahas mengapa harus berproduksi ? Pertama-tama kita harus tau apa definisi produksi. Ada beberapa pengertian produksi baik itu secara umum ataupun menurut pandangan islam.
Produksi adalah aktivitas mendapatkan manfaat dimasa kini dan mendatang. Produksi adalah pekerjaan berjenjang yang memerlukan kesungguhan usaha manusia, pengorbanan yang besar, dan kekuatan yang berpusat dalam lingkungan tertentu untuk mewujudkan jaya guna material dan spiritual. Menurut Richar G. Lipsey mendefinisikan sebagai tindakan dalam membuat komoditi, barang-barang maupun jasa.
Dalam literature ekonomi islam berbahasa Arab, produksi adalah "intaj" (Arab) dari akar kata "nataja" (arab). Produksi menurut as-Sadr, adalah usaha mengembangkan sumber daya alam agar lebih bermanfaat bagi kebutuhan hidup manusia. Menurut Qutub Abdus Salam Duaib, produksi adalah usaha mengeksploitasi sumber-sumber daya agar dapat menghasilkan manfaat ekonomi.
Dalam system ekonomi islam, kata produksi merupakan salah satu kata kunci terpenting. Dari konsep dan gugusan produksi ditekankan bahwa tujun utama yang ingin dicapai kegiatan ekonomi yang diteorisasikan sistem ekonomi islam adalah untuk kemaslahatan individu (self interest), dan kemaslahatan masyarakat (social interest) secara berimbang.
Motif ekonomi dalam islam :
1. Anjuran islam untuk melakukan proses produksi dari relasinya dengan ibadah. Beberapa hadist juga menjelaskan tentang ajuran berproduksi , salah satu hadits dari Nabi menjelaskan :
Dari al-Miqdam Radhiallahu 'anhu, bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Tidaklah seorang (hamba) memakan makanan yang lebih baik dari hasil usaha tangannya (sendiri), dan sungguh Nabi Dawud 'alaihissalam makan dari hasil usaha tangannya (sendiri)" HR. Al-Bukhari
2. Menegakkan fungsi sebagai khalifah Allah di bumi dan semangat kerjasama antara manusia.
3. Keyakinan bahwa Allah menciptakan dunia bagi manusia dengan tujuan agar manusia dapat memakmurkan dan mengambil manfaatnya.
Prinsip-Prinsip Produksi
Beberapa prinsip yang perlu diperhatikan dalam proses produksi, antara lain dikemukakan Muhammad Al-Mubarak dalam kitabnya Nizam al-islam al-iqtisodi : Mabadi Wa Qawa'id Ammah, sebagai berikut :
- Dilarang memproduksi dan memperdagangkan komoditas yang tercela karena bertentangan dengan syari'ah (haram). Dalam system ekonomi islam tidak semua barang dapat diprouksi atau dikonsumsi. Islam dengan tegas mengklasifikasikan barang -- barang (Silah) atau komoditas kedalam dua kategori. Pertama, barang -- barang yang disebut Al -- Qur'an Thayyibat yaitu barang -- barang yang secara hukum halal dikonsumsi dan diproduksi dan kedua Khabaits yaitu barang -- barang yang secara hukum haram dikonsumsi dan diproduksi.
- Dilarang melakukan kegiatan produksi yang mengarah kepada kezoliman, seperti riba dimana kezoliman menjadi illat hukum bagi haramnya riba.
- Segala bentuk penimbunan (ikhtikar) terhadap barang -- barang kebutuhan bagi masyarakat, adalah dilarang sebagai perlindungan syari'ah terhadap konsumen dari masyarakat. Pelaku penimbunan, menurut Yusuf Kamal, mengurangi tingkat produksi untuk menguasai pasar, sangat tidak menguntungkan bagi konsumen dan masyarakat karena berkurangnya suplai dan melonjaknya harga barang.
- Memelihara lingkungan. Manusia memiliki keunggulan dibandingkan makhluk lain ditunjuk sebagai wakil atau khalifah Allah di bumi bertugas menciptakan kehidupan dengan memanfaatkan sumber -- sumber daya (I'mar al -- ard).
Pertumbuhan Produksi
Ada satu hal yang disepakati oleh doktrin ekonomi islami, kapitalis, dan Marxis. Hal tersebut adalah pertumbuhan produksi dan pemanfaatan alam hingga batas tertinggi dalam kerangka umum masing -- masing doktrin.
Contohnya, kapitalisme menolak metode pertumbuhan produksi dan peningkatan kekayaan apapun yang bertentangan dengan prinsip kebebasan ekonominya. Sementara islam menolak seluruh cara yang tidak selaras dengan berbagai teorinya tentang distribusi dan cita - cita keadilannya. Kendati demikian, Marxisme percaya bahwa doktrin ekonomi tidak akan pernah bisa bertentangan dengan pertumbuhan produksi karena keduanya akan selalu berjalan di atas suatu lintasan.
Sarana - Sarana Islam bagi Pertumbuhan Produksi
Pada saat yang sama, ketika islam mengadopsi prinsip ini dan menjadikan peningkatan produksi dan kekayaan material sebagai tujuan dan target, ia juga menyuguhkan semua potensi doktrinalnya bagi realisasi target tersebut dan penciptaan berbagai sarana serta kekuatan yang selaras dengan potensi - potensi itu.
Sarana - sarana yang disuguhkan islam bagi realisasi target tersebut terdiri atas dua jenis. Pertama, sarana - sarana doctrinal yang penciptaan dan penyediaannya merupakan bagian dari tugas - tugas fungsional doktrin social islam. Kedua, sarana - sarana yang murni aplikatif, yang keberadaannya menjamin dapat berjalannya doktrin social tadi, dengan membuat kebijakan praktis yang menyertai arahan umum doktrin tersebut.
Sarana - Sarana Islam pada Sisi Intelektual
Pada sisi intelektual, sarana - sarana doctrinal islam adopsi adalah mengispirasi manusia dengan antusiasme untuk bekerja dan melakukan aktivitas produktif. Seiring dengan itu islam memosisikan dunia ini sebagai ladang bagi dorongan produktif dan peningkatan kekayaan material, serta menggariskan standart - standart moral dan secara tegas mendefinisikan kriteria bekerja dan tidak bekerja yang sebelumnya tidak dikenal. Berdasarkan standart - standart dan kriteria ini, kerja menjadi suatu ibadah manusia yang layak diganjar pahala. Seorang individu yang bekerja demi mencari nafkah hidupnya memiliki kedudukan yang lebih baik di sisi Allah dari pada ahli ibadah atau ritual yang tidak bekerja mencari nafkah.
Tujuan - Tujuan Produksi
- Beberapa ahli ekonomi islam mengungkapkan tujuan - tujuan produksi menurut islam. Menurut Umer Chapra tujuan produksi adalah untuk memenuhi kebutuhan - kebutuhan pokok semua individu dan menjamin setiap orang mempunyai standart hidup manusiawi, terhormat dan sesuai dengan martabat manusia sebagai khalifah.
- Menurut M.N.Sidiqi dalam Perusahaan Ekonomi dalam Islam menegaskan beberapa tujuan badan usaha dalam islam, yaitu :
- Pemenuhan kebutuhan - kebutuhan individu secara wajar.
- Pemenuhan kebutuhan - kebutuhan keluarga.
- Bekal untuk generasi mendatang.
- Bekal untuk anak cucu.
- Bantuan kepada masyarakat, dalam rangka beribadah kepada Allah.Â
Faktor - Faktor Produksi
- Belum tercapai satu kesepakatan pandangan diantara penulis muslim mengenai faktor - faktor produksi, karena menurut Abdul Hasan Muhammad Sodiq, baik Al -- Qur'an maupun Hadist tidak menjelaskan maslah ini secara eksplisit.
- Faktor - faktor produksi terbagi atas enam macam, yaitu :
- Tanah dan segala potensi ekonomi, dianjurkan Al -- Qur'an untuk diolah, dan tidak dapat dipisahkan dari proses produksi.
- Tenaga kerja terkait langsung dengan tuntutan hak milik melalui produksi.
- Modal, juga terlibat langsung dengan proses produksi karna pengertian modal mencakup modal produktif yang menghasilkan barang -- barang yang dikonsumsi, dan modal individu yang dapat menghasilkan kepada pemiliknya.
- Menejemen karna adanya tuntutan leadership dalam islam.
- Teknologi.
Kesimpulannya kenapa kita harus berproduksi ? karena produksi adalah tindakan pemanfaatan sumber - sumber yang tersedia untuk menghasilkan barang - barang dan jasa yang bertujuan untuk maslahah individu (self interest) dan maslahah masyarakat (social interest).
Daftar Pustaka
Efendi,Rustman.2003.Produksi alam Islam,Yogyakarta: Magistra Insania
Edwin Nasution,Mustofa.2006.Pengenalan Ekslusif Ekonomi Islam,Jakarta: Kencana Prenada Media Group
Abdul Husain at-Tariqi,Abdullah.2004.Ekonomi Islam Prinsip, Dasar, dan Tujuan,Yogyakarta: Magistra Insana Press
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H