Mohon tunggu...
Tante Paku  A.k.a Stefanus Toni
Tante Paku A.k.a Stefanus Toni Mohon Tunggu... wiraswasta -

Membaca dan menulis hanya ingin tahu kebodohanku sendiri. Karena semakin banyak membaca, akan terlihat betapa masih bodohnya aku ini. Dengan menulis aku bisa sedikit mengurangi beban itu. Salam, i love you full.....

Selanjutnya

Tutup

Politik Artikel Utama

Setelah Susi, Arcandra Tahar Siap-siap Diserang Mafia

15 Agustus 2016   00:40 Diperbarui: 13 September 2016   02:16 30622
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dia juga memiliki hak paten di sejumlah penemuan penting yang diakui dunia internasional ini akhirnya dipilih Presiden Jokowi untuk memegang kendali sebagai Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral setelah melalui beberapa kali pertemuan dan waktu berminggu-minggu dalam prosesnya itu.

"Beliau mempunyai reputasi dan tercatat sebagai profesional kelas dunia. Kita bersyukur Pak Arcandra yang lama di Amerika Serikat, kini kembali ke Indonesia," kata Mensetneg Pratikno.

Gebrakan Arcandra Tahar setelah dilantik sebagai Menteri ESDM itu cukup menguatirkan para mafia migas, naga-naganya menteri setengah botak ini susah diatur sesuai keinginan mereka, dengan cara apa bisa menyingkirkan menteri yang sudah mengadaptasi gaya Cowboy Amerika dalam bekerja ini?

Bagaimana tidak, dalam acara bersih-bersih anggaran di kementeriannya itu, Arcandra Tahar bisa melakukan penghematan 1 trilliun rupiah sebulan. Iya, sebulan penghematannya bisa 1 trilliun lebih. Dari mulai anggaran kunker yang tidak rasional hingga anggaran pembelian barang-barang yang sudah di-mark up semua dan memang tidak masuk akal. Seperti pembelian kabel misalnya, bila dengan uang sebanyak itu untuk beli kabel, bisa seluruh kantor kementerian ESDM itu dililit dengan kabel sebanyak itu. Gaya cowboy-nya yang blak-blakan namun cerdas dalam berhitung, membuat jajaran di bawahnya tak bisa berkutik dan menjawab dalam forum terbuka saat mereka dikumpulkan di aula ESDM saat menghitung anggaran yang pernah dibuatnya itu.

Tidak itu saja gebrakan awal menteri ini, Arcandra pun mulai menghitung ulang segala tender di kementeriannya, mulai dari Blok Masela hingga tambang emas terbesar, Freeport Indonesia di Papua. Nah, betapa terancamnya nasib para mafia ini. Untuk itu mereka berkoordinasi untuk melenyapkan Menteri ESDM ini dari Kabinet Kerja.

Menteri Sengkuni
Baru 2 minggu bekerja dan naga-naganya berakibat mengerikan bagi para mafia dan kroni-kroninya, mereka pun berkoordinasi diam-diam untuk melengserkan Archandra Tahar dengan cara yang terlihat sesuai aturan hukum. Akhirnya dapat ide juga, karena lama di Amerika, pastilah Arcandra ini memiliki kewarganegaraan Amerika, dan ini bisa menjadi senjata pamungkas untuk mengakhiri karier Arcandra dengan mudah.

Langkah pertama, bola liar dimunculkan di media sosial yaitu WA (Whatsapp). Sepertinya mereka dapat foto bukti bahwa Arcandra Tahar warga negara Amerika, dan beredarlah kabar itu hingga tembus keluar WA, ditangkap FB, dilemparkan ke Twitter dan akhirnya ke media cetak dan media elektronik, dengan inti berita Arcandra Tahar warga negara AS, artinya antek AS atau bahasa politiknya Indonesia telah melanggar undang-undang dalam mengangkat seorang menteri.

Betapa lugunya pemikiran mereka bila menganggap pemerintah kecolongan agen rahasia AS seperti yang diungkapkan Sekretaris Jenderal PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto. Dengan kalimat-kalimat kekhawatirannya seolah-olah Indonesia dalam bahaya, hingga lupa kalau dulu PDIP berkuasa (saat Megawati jadi Presiden) tak mampu menjaga apa yang dikatakannya sendiri itu. Nasionalisme hanya menjadi jargon saja, padahal PDIP juga mengincar kedudukan Menteri ESDM itu tapi tak ada kader yang ahli di bidang itu, hanya mengandalkan diri sebagai partai besar dan partai pemenang pemilu saja. Apakah memang seperti itu udang di balik batunya?

Ringkasnya, mana mungkin Jokowi kecolongan karena UU Menteri Negara memerintahkan langsung Presiden melakukan due diligence atau sejenisnya, apakah uji kelayakan, fit and proper test, dan sebagainya. Bahkan wawancara dilakukan sendiri oleh presiden, masak presiden tidak tahu kalau Arcandra Tahar sudah 20 tahun berada di Amerika

Jadi kita harus bisa berfikir harus sedikit maju dengan pola pikir jangan kaku, semua harus dilihat secara proposional.

Sudah jelas Arcandra Tahar lahir di Indonesia, masalah kewarganegaraan dan lama tinggal di Amerika nggak ada yang salah. Sebab setahu saya untuk tinggal di Amerika hanya orang-orang pilihan dan orang-orang menonjol dari segi kelebihan kemampuan, baik prestasi, finansial, dan karir. Kasus kewarganegaraan Arcandra Tahar ini sama seperti Presiden Habibie yang dianggap warga negara Jerman itu. Toh saat dipanggil pulang Presiden Soeharto tidak ada masalah dan dimasalahkan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun