Mohon tunggu...
Tante Paku  A.k.a Stefanus Toni
Tante Paku A.k.a Stefanus Toni Mohon Tunggu... wiraswasta -

Membaca dan menulis hanya ingin tahu kebodohanku sendiri. Karena semakin banyak membaca, akan terlihat betapa masih bodohnya aku ini. Dengan menulis aku bisa sedikit mengurangi beban itu. Salam, i love you full.....

Selanjutnya

Tutup

Politik

Ternyata Jonru Ngarep Diundang Makan Malam Oleh Presiden Jokowi

30 Mei 2015   23:54 Diperbarui: 17 Juni 2015   06:26 1004
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

(JAWAB : Setelah ngarep bisa makan malam dan ngobrol, ia mimpi lagi dan ngarep kalau pamitan DIBERIKAN sesuatu sebagai oleh-oleh atau dapat titipan, dan diantar ke pintu gerbang, pintu gerbang yang mana ya? Selama jadi Presiden Jokowi TIDAK PERNAH ngantar tamunya sampai PINTU GERBANG. Wah si Jonru ini memang semakin tinggi khayalannnya, sampai tidak paham pintu gerbang Istana Negara itu dengan ruang makan jaraknya dikira dekat ha ha ha ha ha ha ha.................)

Setiba di rumah, saya ingin menulis lagi tentang Jokowi, ingin mengkritiknya. Tapi tiba-tiba saya ragu. Hm, rasanya kok gak enak, ya? Kan kemarin kami baru bertemu. Ditraktir makan Di istana pula. Diundang secara eksklusif pula. Saya merasa sangat dihargai. Tentu saya jadi sungkan jika masih suka mengkritik beliau.

Karena itu, saya akhirnya diam, berhenti mengkritik Jokowi.

Coba bayangkan, Teman-Teman!

Baru ditraktir makan saja sudah seperti itu. Apalagi jika MISALNYA saya ditawari beasiswa, diberikan modal usaha, dibelikan mobil dan rumah pribadi. Pasti saya akan jauh lebih keok.

Mahasiswa adalah generasi muda yang masih independen, jiwa mereka belum terkotori oleh begitu banyak kepentingan. Jika dalam keadaan masih independen pun harga diri mereka demikian gampangnya dibeli dengan sepiring nasi, bagaimana nanti jika mereka sudah dewasa, menduduki jabatan tertentu, atau menjadi pemimpin di negeri ini?

Teman-Teman Sekalian,
Cerita di atas FIKTIF BELAKA. Bagaimana mungkin saya bisa seperti itu?

Demi Allah, SEMOGA TAK AKAN PERNAH TERJADI.

Saya menulis cerita di atas, hanya karena ingin menggambarkan MORAL para mahasiswa yang kemarin datang ke istana.

Semoga kita semua mendapat hidayah dan iman yang kuat. Aamiin....

Jakarta, 20 Mei 2015

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun