Gurulah yang membuatku bisa membaca dan menulis. Gurulah yang membuat tahu sejarah dunia. Gurulah yang membuatku banyak tahu agama impor. Gurulah yang seharusnya DIGUGU dan DITIRU selama itu baik pengajarannya. Tapi tidak semua guru mengatakan peribahasa dengan baik dan benar. Guruku bilang : "Sedikit hujan banyak yang basah." Aku menjawab : "Sedikit yang KORUP tapi banyak rakyat yang menderita!" Guruku bilang : "Malu bertanya sesat di jalan." Aku menjawab : "Malu-maluin tuh pak!" Guruku bilang : "Yang dikejar tidak dapat, yang dikandung berceceran." Aku menjawab : "Yang dikejar dari kandungan istri tidak juga nongol, tapi kok dimana-mana anak berceceran ya pak!" Guruku bilang : "Sudah jatuh tertimpa tangga." Aku menjawab : "Namanya juga nasib pak!" Guruku bilang : "Kalau ditendang biar dengan kaki yang berkasut, kalau ditampar biarlah dengan tangan yang bercincin." Aku menjawab : "Kalau dipaksa kawin, yah terima sajalah, biar dapat TUAÂ meskipun tidak cinta, tapi kaya raya, tinggal ngedoain biar cepet mampus saja deh pak!" Guruku bilang : "Karena tak kenal, maka tak sayang." Aku menjawab : "Karena tak punya kenalan untuk cari kerja, maka jadilah PENGANGGURAN!"
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H