Mohon tunggu...
Tante Paku  A.k.a Stefanus Toni
Tante Paku A.k.a Stefanus Toni Mohon Tunggu... wiraswasta -

Membaca dan menulis hanya ingin tahu kebodohanku sendiri. Karena semakin banyak membaca, akan terlihat betapa masih bodohnya aku ini. Dengan menulis aku bisa sedikit mengurangi beban itu. Salam, i love you full.....

Selanjutnya

Tutup

Politik

Kalau Ahok "Ditembak", Jokowi Pasrah, Foke Gelisah

27 Agustus 2012   17:08 Diperbarui: 25 Juni 2015   01:15 5729
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
http://images.detik.com/content/2012/03/24/10/Jokowi-Ahok-Dalam.jpg

Tanah Jakarta makin panas, pilkada DKI membuatnya semakin keras. Pertarungan dua kandidat mendekati hari H penuh dengan segala strategi, dengan cara halus maupun kasar sekalipun dihalalkan dengan berbagai argumen untuk mencari pembenaran kelompoknya. Para pengamat mengumbar kata-kata di berbagai media, para politikus gaek turun gunung hanya sekedar jual omongan untuk mendukung salah satu kandidat yang sudah SOWAN dengan "parcel" untuk menyudutkan salah satu pihak, itulah fenomena pilkada PALING SERU di Indonesia ini.

Kompasiana.com pun ikutan gerah, tulisan tentang Jokowi vs Foke bersliweran tiap hari dengan berbagai analisanya, bencana-bencana yang ada di Jakarta akhir-akhir ini pun berusaha dikaitkan dengan perhelatan Pilkada itu, apakah Pilkada DKI Jakarta ini memang akan berdarah-darah bahkan siap mengorbankan nyawa?

Entah berapa ratus milyar uang diguyurkan salah satu kandidat untuk mencari dukungan seluas-luasnya hingga melupakan bahwa "Uang yang tidak baik akan menyingkirkan hal-hal yang baik", terbukti banyak partai besar maupun TOKOH ternama sudah tidak memperdulikan lagi asal-usul uang tersebut asal KECIPRATAN sesuai kontrak yang disepakatinya. Mereka sudah tidak perduli lagi dengan kata-kata bijak "I want no money raised by in justice".

Apakah para politikus dan pejabat bangsa ini tidak tahu KEJAHATAN YANG PALING BESAR?

Dalam setiap pemilihan memang hanya satu yang dicari yaitu KEMENANGAN, namun cara-cara mencari kemenangan itulah yang tidak gampang, segala aturan ditabraknya demi kemenangan, kalau perlu dengan cara MERUSAK, TEROR atau kalau dirasa perlu MEMBUNUH pun akan dilakukan!

Bagaimana dengan wakil Gubernurnya Jokowi, Ahok? Sudah bukan rahasia lagi, isyu SARA menjadi sarapannya sehari-hari di negeri bahari ini. Bisa jadi, kalau ada salah satu pendukung yang KESURUPAN atas nama AGAMA bisa dengan nekat membunuhnya. Bisa jadi juga, akan menyiapkan SNIPER untuk membidik AHOK atau JOKOWI atau FOKE juga akan dibidik, demi kemenangan?

Ah SEMOGA TIDAK terjadi hal demikian, walau isyu SARA semakin memanas!

Dalam Pilkada lebih baik ADU MULUT, BERDEBAT tentang program misi visi daripada BERPERANG dengan cara-cara CURANG.

Daripada memanaskan suasana, sebagai penulis yang mengamati perhelatan di tlatah Jakarta itu, saya pilih menulis puisi untuk dua calon Gubernur itu, inilah puisi yang saya persembahkan buat kedua beliau itu :

Jokowi Ramah, Foke Marah

Jokowi berkata lirih, Foke penuh kasih Jokowi lugu, Foke ragu Jokowi berpeluh, Foke mengeluh Jokowi percaya diri, Foke iri hati Jokowi suka, Foke curiga Jokowi manis, Foke sinis Jokowi  ingin, Foke dingin Jokowi menatap kosong, Foke memandang lorong Jokowi menatap bening, Foke memandang hening Jokowi menatap malam, Foke memandang dalam Jokowi menatap kebakaran, Foke memandang keheranan Jokowi bilang bolong, Foke bilang bohong Jokowi merenung, Foke tercenung Jokowi pejam, Foke kelam Jokowi  berharap, Foke kalap Jokowi melirik, Foke menuduh licik Jokowi ranum, Foke senyum Jokowi minta, Foke cinta Jokowi basah, Foke resah Jokowi ramah, Foke marah Kalau Ahok ditembak Jokowi pasrah, Foke gelisah Jokowi perih, Foke pedih Jokowi berduka, Foke merasa luka Jokowi Foke Ya Allah, mana yang oke?

Semoga Pilkada DKI Jakarta memahami bahwa tujuan dan kesempurnaan dari kemenangan salah satu calon dapat  menghindari perbuatan tercela, berperilaku etis dengan nilai-nilai manusiawi bukan dengan legalitas berdasar aturan.

Lalu, apakah kita cukup mengatakan ada provokator Walau hanya bercelana kolor Mampu menyusun program kotor Dengan jalan teror Sementara kita molor Masih banyak politikus bengis Dengan segala dusta dan tipu daya Demi nafsu angkara murka Berkedok agama Menipu rakyat jelata Masihkan kita setia mengadu domba Sebagai identitas Indonesia Dengan memanipulasi data dan fakta Memperkosa secara seksama Demi memperkaya kelompoknya Kapan para pejabat kita Mempunyai tabiat mulia Sebelum Tuhan menghancurkan manusia? Kapan para pejabat kita Punya kesadaran bahwa ia hanya wakil rakyat Dan wakil Tuhan Untuk menjaga keadilan dan kesejahteraan rakyatnya?

Illustrasi : Facebook.com

Perjalanan Jokowi  sebelumnya :

- Waspadai Ahok, Kampanye Para Pembohong!

- Lagu Baru Rhoma Irama “Sara” Dinyanyikan Dalam Acara Berbalas Pantun Jokowi Vs Foke

- Foke : “Demi Tuhan Jangan Pilih JOKOWI!” (Debat Terbuka Foke vs Jokowi Dimulai)

- Klinik Tong Fang Menolak Jokowi Maupun Foke

- Tips Mudik Foke Untuk Menghadang Jokowi

- Kampanye Hitam Jokowi

- Strategi Baru Jokowi Menghadapi Foke

- Melihat Jokowi Foke Emosi

- Jokowi Kurang Suka Tulisan di Kompasiana Tentang Dirinya, Kenapa?

- Lagu Karya Iwan Fals Untuk Jokowi

- Max Sopacua Menyindir Jokowi Sampai Lupa Diri

- Lanjutkan? Tidak! Jokowi atau Faisal Basri Figur Baru yang Layak Memimpin DKI Jakarta?

- Akankah Jokowi Lolos Uji Emosi Jadi Gubernur DKI?

- Akhirnya Mobil Esemka Tidak Dipakai Jokowi dan Wakilnya

- Jokowi Dalam Berita, Megawati Mengawasinya

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun