Mohon tunggu...
Tante Paku  A.k.a Stefanus Toni
Tante Paku A.k.a Stefanus Toni Mohon Tunggu... wiraswasta -

Membaca dan menulis hanya ingin tahu kebodohanku sendiri. Karena semakin banyak membaca, akan terlihat betapa masih bodohnya aku ini. Dengan menulis aku bisa sedikit mengurangi beban itu. Salam, i love you full.....

Selanjutnya

Tutup

Catatan Artikel Utama

Selamet tapi Tidak Selamat

3 Januari 2013   17:50 Diperbarui: 24 Juni 2015   18:33 1539
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

1357234044429560635
1357234044429560635
Keterangan Foto : Rumah Alm. pak Slamet tampak depan dan Kompasianer Johan sedang masuk.

Informasi yang saya peroleh lebih akurat dari teman-teman yang mewawancari keluarganya, entah mereka tidak mau berterus terang atau biar tidak kelihatan ngganggur, sang istri mengatakan pekerjaannya masih buka warung! Padahal, informasi dari beberapa tetangganya, juga dari pak RT, bu Slamet sudah tidak punya warung lagi. Ini lebih masuk akal, sebab sepeninggal pak Slamet tidak ada lagi yang bisa mencari dagangan ke kota, apalagi motor satu-satunya habis terbakar, dan bu Slamet tidak diajari cara dan tempat kulakannya, jadi dagangannya lama-lama habis untuk kebutuhan sehari-hari. Begitulah faktanya. Bu Slamet sekarang tinggal bersama 2 anaknya, satu neneknya, dan ada mbakyunya yang sering berada di rumahnya. Lantas apa yang mesti kami berikan untuk mereka? Memberikan kail yang tepat, membiayai anaknya yang masih sekolah hingga tuntas dengan mencarikan donatur, atau urunan di antara kami. Sementara klaim dari Jasa Raharja katanya belum ia terima, nah begitulah kalau rakyat kecil yang tertimpa musibah, respon dari Jasa Raharja banyak telatnya, apa Anda masih heran? Dan perjalanan kami lanjutkan dengan mengunjungi dari rumah ke rumah dengan pak Ngatimin sebagai nara sumbernya sekaligus pemandu kami. Ternyata di desa ini masih banyak anak yang perlu diperhatikan tingkat pendidikannya. Banyak dari keluarga yang tidak mampu, hanya bisa menyekolahkan anaknya hingga tamat SD, selanjutnya disuruh merantau untuk bekerja. Sebab ketiadaan biaya itulah yang menjadi kendalanya.

13572342551622300780
13572342551622300780
Keterangan foto : Rumah-rumah penduduk seperti inilah yang kami datangi.

Sekarang ini, secara keseluruhan, kondisi ekonomi di desa-desa Gunungkidul sudah baik, tidak ada lagi GAPLEK atau TIWUL menjadi menu sehari-hari, mereka sudah mampu membeli beras dan hampir setiap rumah ada hewan peliharaan, kalau tidak Kambing dan Sapi. Ada yang milik sendiri ada yang NGGADUH dari orang lain, dengan perjanjian bagi hasil dari keuntungan penjualan hewan ternak tersebut.

Pemerintah mestinya tanggap dengan kondisi pendidikan di daerah-daerah pedesaan, apalagi di daerah terpencil, di pulau-pulau yang tersebar di seluruh Indonesia ini, saya kira kondisi pendidikan dasarnya sangat, sangat perlu diperhatikan. Pemerintah mestinya memberi gaji tinggi pada guru-guru SD ini, mereka ujung tombak anak bangsa menuju pintar. Tidak mudah mengajarkan anak-anak yang kosong daripada mengajar anak-anak sekolah lanjutan. Kapan pemerintah membebaskan biaya pendidikan buat seluruh SD di daerah-daerah minus atau warga yang kurang mampu, baik di sekolahan negri maupun swasta dengan merata?

1357234405137457587
1357234405137457587
Ada keindahan di rumah gubuk ini dan saya menikmati warnanya.

Kampung Baron

Setelah perjalanan yang melelahkan ini, berjalan naik turun jalanan berbatu, untung cuaca mendukung, tidak hujan seperti biasanya. Kami pun berpisah dengan pak Ngatimin, kami ingin membahas hasil survey dan menentukan langkah berikutnya. Kampung Baron menjadi tempat nginap kami. Rombongan wanita nginep di kamar, saya dan 2 orang Kompasianer lainnya cukup tidur di pendopo, berteman angin malam, berkasur kayu empuk, dan saya tertidur pulas sambi mendengarkan suara Iwan Fals yang mengalun dari Androidku.

Aku Menyayangimu Lirik: KH. Mustofa Bisri (Gus Mus) Lagu: Iwan Fals Aku menyayangimu karena kau manusia Tapi kalau kau sewenang wenang kepada manusia Aku akan menentangmu Karena aku manusia Aku menyayangimu karena kau manusia Tapi kalau kau memerangi manusia Aku akan mengutukmu Karena aku manusia Aku menyayangimu karena kau manusia Tapi kalau kau menghancurkan kemanusiaan Aku akan melawanmu Karena aku manusia Aku akan tetap menyayangimu Karena kau tetap manusia Karena aku manusia Aku akan tetap menyayangimu Karena kau tetap manusia Karena aku manusia Aku akan tetap menyayangimu Karena kau tetap manusia Karena aku manusia Aku akan tetap menyayangimu Karena kau tetap manusia Karena aku manusia

http://4.bp.blogspot.com/-yxlhSrc7CvE/TypTw_y1P9I/AAAAAAAAAAc/Pa5FcHp_lIQ/s1600/benmae29.jpg
http://4.bp.blogspot.com/-yxlhSrc7CvE/TypTw_y1P9I/AAAAAAAAAAc/Pa5FcHp_lIQ/s1600/benmae29.jpg
SEKIAN

Illustrasi : Koleksi Pribadi

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun