Mohon tunggu...
Tante Paku  A.k.a Stefanus Toni
Tante Paku A.k.a Stefanus Toni Mohon Tunggu... wiraswasta -

Membaca dan menulis hanya ingin tahu kebodohanku sendiri. Karena semakin banyak membaca, akan terlihat betapa masih bodohnya aku ini. Dengan menulis aku bisa sedikit mengurangi beban itu. Salam, i love you full.....

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Sumpah Birahi Pemuda dan Pemudi Indonesia

27 Oktober 2011   23:40 Diperbarui: 26 Juni 2015   00:25 959
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
http://mishbahulmunir.files.wordpress.com/2008/10/seks-remaja.jpg?w=275&h=200

Lagu Indonesia Raya berkumandang saat teks Sumpah Pemuda dibacakan pada tanggal 28 Oktober 1928 di Jalan Kramat Raya nomor 106 Jakarta Pusat sekarang menjadi Museum Sumpah Pemuda, dulu rumah seorang Tionghoa yang bernama Sie Kong Liong. Artinya, orang-orang Tionghoa (Cina) telah ikut berpartisipasi dalam gerakan Sumpah Pemuda tersebut. Bahkan yang hadir dalam pembacaan itu ada beberapa orang Tionghoa yang tercatat dalam sejarah yaitu Kwee Thiam Hong, Oey Kay Siang, John Lauw Tjoan Hok, Tjio Djien kwie. Jadi orang-orang Tionghoa harus kita rangkul untuk kemajuan Indonesia di masa depan, mengingat sejarahnya artinya jangan diskriminatif hidup subur dalam bumi Indonesia ini. Yang jadi pertanyaan, apakah kaum muda sekarang masih hafal isi dari teks Sumpah Pemuda itu? Walaupun isinya singkat dan mudah dihafalkan, belum tentu generasi muda sekarang bisa menghafalkannya, apalagi memahami maknanya eh para anggota DPR dan para pejabat baru kita BELUM TENTU hafal juga lho? Barangkali lebih mudah menghafalkan ayat-ayat agama yang panjang-panjang daripada menghafalkan teks Sumpah Pemuda itu. Mungkin saja menghafalkan ayat Agama lebih bermanfaat daripada menghafalkan teks Sumpah Pemuda? Begitulah, rasa nasionalisme kadarnya semakin rendah bagi pemuda-pemudi kita dibandingkan kadar tebalnya fanatisme keagaamaan. Apakah hal ini perlu disalahkan atau dikaji ulang? Ah, rasanya terlalu cepat kalau kita ingin menghakiminya, yang jelas Sumpah Birahi sepertinya akan lebih mudah diingat dan dipraktekkan kalau teksnya seperti di bawah ini :

SUMPAH  BIRAHI

1. Kami Pemuda dan Pemudi Indonesia, mengaku membayangkan saja birahi sudah hidup.

2. Kami Pemuda dan Pemudi Indonesia, mengaku menatap saja birahi langsung hidup.

3. Kami Pemuda dan Pemudi Indonesia, mengaku dipegang sedikit saja birahi semakin hidup.

Kompasiana, 28 Oktober 2011

http://mishbahulmunir.files.wordpress.com/2008/10/seks-remaja.jpg?w=275&h=200
http://mishbahulmunir.files.wordpress.com/2008/10/seks-remaja.jpg?w=275&h=200
Begitulah, soal seks memang lebih dan amat sangat kontekstual bianget puol-puolan temenan luar biasa tak terkira tak terkatakan dan sungguh mengagetkan dalam ratingnya. Namun bagaimana kalau semua itu dilakukan tanpa SALING PENGERTIAN? Baiklah, kita lupakan sumpah birahi itu, yang jelas jika tanpa perjuangan tidak ada yang namanya KEMAJUAN. Barangkali hanya orang-orang LANJUT UMUR yang perlu PERJUANGAN HIDUP agar birahinya hidup? Kakek-kakek masih birahi dan memujanya membabi buta Ah sungguh layak disumpahin tuh kakek-kakek. Oleh sebab itu, jagalah hati jangan di mulut saja Birahilah membangun negeri bukan untuk korupsi Birahilah mencintai sesama manusia dengan murni Birahilah mencintai bumi ibu pertiwi Jagalah hati jagalah hati jangan omong sendiri Nyatanya hati dipenuhi birahi membutakan mata hati Birahi mari birahi dengan hati-hati Jagalah birahi dari godaan Iblis yang menyusup hati Agar birahi terkendali tanpa emosi 281011

The "Green" Sumpah pemuda
The "Green" Sumpah pemuda
Illustrasi : budiutomo.com,kaskus.

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun