Dengan membaca, apa saja yang kau suka, novel, cerpen, puisi, kita akan lebih mengenal secara otentik riak gelombang kehidupan masyarakat, di dalamnya terbentang layar proyeksi kehidupan, ada cermin yang merefleksi dan ada lampu yang meneranginya. Dengan membaca karya sastra, ada aliran yang mampu melembutkan hati, menghaluskan perasaan, dan membersihkan kekotoran di dalamnya. Kita akan menjadi insan yang lebih menghargai serta mensyukuri kehidupan ini, lebih apresiatif terhadap pesona alam semesta serta penuh empati terhadap duka nestapa orang-orang di sekitar kita, itulah anugerah Tuhan. Nikmatilah PUISI-PUISI SATU BARIS yang beberapa hari ini saya simpan dalam kepala.
KAMBING HITAM
Adam lah yang pertama kali menuduh Hawa
MENUNGGU
Merayapi detak ke detik, menyebalkan!
SEBELUM TIDUR
Ingatlah, adakah dustamu hari ini?
IBUKU IBUMU Perempuan yang sama, melahirkan kita.
RUTINITAS
Ada saatnya perlu sendiri.
SORGA NERAKA Kita belum melihat dan merasakannya.
FANATIK
Benarkah dengkulnya ada otaknya?
Juni 2011
Illustrasi : Digital Art By M.R.M is sharing photos on My Opera,koleksibungahiasku.wordpress.com,mimiracle.blogspot.com,citraindahrumahku.com,villakotabatu.blogdetik.com, gadis.co.uk
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H