KETIKA saya masih anak-anak sering mendengar cerita bahwa dalam hidup kita selalu bersama dengan 2 malaikat yang bersemayam di hati, yang satu malaikat baik dan satunya malaikat jahat. Malaikat baik tugasnya mencatat segala sesuatu tindakan kita yang baik-baik juga mengingatkan serta melarang bila kita akan melakukan perbuatan jahat, sebaliknya malaikat jahat bertugas mencatat kelakuan-kelakuan kita yang jahat serta selalu mendorong kita untuk melakukan perbuatan-perbuatan jahat. Nah, catatan ke dua malaikat itulah yang nanti akan MENJADI PERTIMBANGAN apakah akan masuk sorga atau neraka. Cerita tersebut selalu kuingat hingga mampu membuatku untuk was-was bila akan melakukan perbuatan-perbuatan yang jahat, toh perbuatan jahat memang selalu mengasyikkan hingga sering membuat terlena untuk melakukannya dan melupakan cerita tentang 2 malaikat yang bersemayam di hati itu. "Ingatlah, jangan menganggap rendah seorang dari anak-anak kecil ini. Karena Aku berkata kepadamu: Ada malaikat mereka di sorga yang selalu memandang wajah Bapa-Ku yang di sorga." (Matius 18:10). "Sesungguhnya Aku mengutus seorang malaikat berjalan di depanmu, untuk melindungi engkau di jalan dan untuk membawa engkau ke tempat yang telah Kusediakan. Jagalah dirimu di hadapannya dan dengarkanlah perkataannya." (Keluaran 23:20-21) Malaikat memang bukan istilah asli bahasa Indonesia, namun berasal dari bahasa Ibrani MALAKH, sedang dalam bahasa Inggris dengan kata ANGEL merujuk dari bahasa Yunani AGGELOS (dilafalkan Angelos), semua istilah itu berarti UTUSAN. Dalam Alkitab ada penyebutan ANGELS (malaikat-malaikat). Sebab mereka tidak dapat mati lagi; mereka sama seperti malaikat-malaikat dan mereka adalah anak-anak Allah, karena mereka telah dibangkitkan. (Lukas 20:36). Malaikat-malaikat tersebut bahasa Yunaninya ISAGGELOS yang berarti seperti malaikat, jadi kata tersebut frasanya berbunyi SAMA DENGAN malaikat-malaikat. Jadi istilah MALAIKAT sering digunakan untuk menyebut UTUSAN ALLAH dari surga untuk melayani orang yang percaya kepada-Nya di dunia ini. Dalam Perjanjian Lama utusan atau malakh adalah kata kerja l'kyang berarti mengutus. Dengan demikian para utusan ini mempunyai tugas utama yaitu MENYAMPAIKAN PERINTAH ALLAH kepada manusia dalam peristiwa-peristiwa penting, juga untuk melindungi , baik secara pribadi maupun kelompok, terhadap ancaman bahaya dan hukuman, serta menjadi alat Allah dalam menghukum kejahatan atau membawa jawaban-jawaban doa jemaat beriman. Malaikat juga melayani-Nya di surga. Malaikat adalah makhluk-makhluk rohani yang berkepribadian, memiliki akal budi, emosi dan kehendak. Malaikat memiliki akal budi tetapi tidak memiliki tubuh jasmani. Namun demikian, sekalipun mereka tidak memiliki tubuh, hal ini tidak mengubah mereka sebagai pribadi-pribadi (sama halnya dengan Allah). Para malaikat memiliki peran besar bersama tim surga lainnya untuk BEKERJA SAMA dengan manusia guna menggenapi rencana-Nya di bumi. "Sesungguhnya Aku mengutus seorang malaikat berjalan di depanmu, untuk melindungi engkau di jalan dan untuk membawa engkau ke tempat yang telah Kusediakan. Jagalah dirimu di hadapannya dan dengarkanlah perkataannya, janganlah engkau mendurhaka kepadanya, sebab pelanggaranmu tidak akan diampuninya, sebab nama-Ku ada di dalam dia.Tetapi jika engkau sungguh-sungguh mendengarkan perkataannya, dan melakukan d segala yang Kufirmankan, maka Aku akan memusuhi musuhmu, dan melawan lawanmu.Sebab malaikat-Ku akan berjalan di depanmu dan membawa engkau kepada orang Amori, orang Het, orang Feris, orang Kanaan, orang Hewi dan orang Yebus, dan Aku akan melenyapkan mereka.(Kel. 23:20-23) Ayat di atas menjelaskan bahwa Tuhan menyatakan diri-Nya dalam dan melalui malaikat, ketaatan mutlak terhadap instruksi yang diucapkan malaikat tidak boleh dibantah lagi. Para malaikat juga bekerja sama dalam kehidupan Nabi Elia. Tetapi berfirmanlah Malaikat TUHAN kepada Elia,orang Tisbe itu: "Bangunlah, berangkatlah menemui utusan-utusan raja Samaria dan katakan kepada mereka: Apakah tidak ada Allah di Israel,sehingga kamu ini pergi untuk meminta petunjuk kepada Baal-Zebub, allah di Ekron? (2 Raj. 1:3) Bekerjasama dengan malaikat bukan berarti para malaikat bisa menjadi budak manusia yang bisa diperintah atau diminta melakukan hal-hal tertentu, bekerja sama dengan malaikat dibutuhkan kedewasaan rohani. Lantas bagaimana kedudukan manusia dan malaikat dalam firman Tuhan? Perhatikan ayat-ayat yang sering dikutip para penafsir untuk mempertahankan pendapatnya tentang kedudukan manusia dan malaikat. Maka Engkau telah menjadikan dia kurang sedikit dari pada segala malaekat dan Engkau memakotai dia dengan kemuliaan dan dengan hormat,dan Engkau menjadikan dia pemerintah atas segala perbuatan tangan-Mu, dan Engkau telah menaklukkan semesta sekalian di bawah kakinya:(Maz. 8:5-6 TL) Ayat itu diambil dari Alkitab Terjemahan Lama versi King James, namun dalam Alkitab Terjemahan Baru secara literal ayat tersebut berbunyi. Namun Engkau telah membuatnya hampir sama seperti Allah,dan telah memahkotainya dengan kemuliaan dan hormat .Engkau membuat dia berkuasa atas buatan tangan-Mu; segala-galanya telah Kauletakkan di bawah kakinya: (Maz. 8:5-6) "Tidak tahukah kamu bahwa kita akan menghakimi malaikat-malaikat? Jadi apalagi perkara-perkara biasa dalam hidup kita sehari-hari" (I Kor. 6:3) Jika manusia berada pada posisi yang lebih tinggi dari malaikat, dan itu terbukti karena manusia diciptakan segambar dengan Allah, lalu apa yang sebenarnya dikatakan oleh Roh Kudus melalui ayat Alkitab tersebut? Apakah yang dimaksudkan Rasul Paulus itu manusia akan menghakimi malaikat yang jatuh? Manusia adalah puncak dari semua ciptaan Allah. Artinya Allah tidak mendelegasikan otoritas atas dunia ini kepada para malaikat, tetapi kepada umat manusia. Karena Allah sendiri telah mengambil rupa sebagai manusia dan menjadi satu dalam diri Yesus Kristus. Karena Allah itu esa dan esa pula Dia yang menjadi pengantara antara Allah dan manusia, yaitu manusia Kristus Yesus, yang telah menyerahkan diri-Nya sebagai tebusan bagi semua manusia : itu kesaksian pada waktu yang ditentukan (1 Tim. 2:5-6). Walau para malaikat makhluk roh, tidak memiliki tubuh jasmani, apakah malaikat bisa tampil dalam wujud manusia? Para malaikat adalah makhluk-makhluk rohani yang, sampai pada tingkat tertentu, dapat mengambil bentuk fisik. Umat manusia pada dasarnya adalah makhluk-makhluk yang bersifat jasmani namun memiliki aspek rohani. Ketika menemui Abraham malaikat tampil dalam wujud manusia yang sedang dalam perjalanan. Kemudian TUHAN menampakkan diri kepada Abraham dekat pohon tarbantin di Mamre, sedang ia duduk di pintu kemahnya waktu hari panas terik.Ketika ia mengangkat mukanya, h ia melihat tiga orang 1 berdiri di depannya. Sesudah dilihatnya mereka, ia berlari dari pintu kemahnya menyongsong mereka, lalu sujudlah ia sampai ke tanah, (Kej. 18:1-2).
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H