Mohon tunggu...
Tante Paku  A.k.a Stefanus Toni
Tante Paku A.k.a Stefanus Toni Mohon Tunggu... wiraswasta -

Membaca dan menulis hanya ingin tahu kebodohanku sendiri. Karena semakin banyak membaca, akan terlihat betapa masih bodohnya aku ini. Dengan menulis aku bisa sedikit mengurangi beban itu. Salam, i love you full.....

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Yang Letih Lesu Katakan Dengan ABC

22 April 2011   00:56 Diperbarui: 26 Juni 2015   06:32 182
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
http://files.myopera.com/m2m99/albums/600302/Love_Graphic_Design_Digital_Art_by_mrm.jpg

Tuhan mempunyai kekayaan bahasa yang luar biasa semenjak peristiwa Menara Babel, artinya Tuhan tidak menyukai kalau manusia hanya mempunyai satu bahasa saja, karena itu tidak sesuai dengan nubuat-Nya untuk memenuhi penjuru bumi. Dengan adanya bahasa yang tersimpan dalam huruf-huruf yang ada sekarang, semua komunikasi bisa terjalin dengan presisi karena bisa dimengerti. Dan Tuhan mengerti semua bahasa itu, sebab Dia yang memberinya. Puisi A B C A pakah B enar ada C intamu? A ku letih B icara denganmu C obalah mengerti A ku B enar-benar C inta A langkah B ahagianya daku C amkan ini A ku lelah B enarkah C intamu untukku? A ku tunggu B isakah C intamu untukku? A h B ilang saja C antikku A ku B erdosa C amkan itu A ku B erharap C epat katakan A ku B ersabar C epat datanglah A ku menunggu B elaianmu C akrawalaku A ndai B ersungguh-sungguh C intamu untukku A dakah B ibirmu ucapkan C inta A ndaikata B isumu kontras C eritakan saja A ku B alut hatiku C oba pahami A ku siap pergi B erbekal rindu dendam C intamu A ku siap mati B erada dimana saja C ium pelukku untukmu A ku tak perduli lagi B iar sendiri di sini C intamu tak seperti cinta-Nya A ku cinta B enar-benar C inta A ku milik-Mu B awalah aku C epat A ku milik-Mu B  angkit-Mu C inta-Mu 29.04.11 Illustrasi : Digital Art By M.R.M

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun