Mohon tunggu...
Tante Paku  A.k.a Stefanus Toni
Tante Paku A.k.a Stefanus Toni Mohon Tunggu... wiraswasta -

Membaca dan menulis hanya ingin tahu kebodohanku sendiri. Karena semakin banyak membaca, akan terlihat betapa masih bodohnya aku ini. Dengan menulis aku bisa sedikit mengurangi beban itu. Salam, i love you full.....

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Ingin Bertemu Mencium Kamu

9 April 2011   01:26 Diperbarui: 26 Juni 2015   06:59 475
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Cinta memang bisa tumbuh dalam hati melalui kontak dengan yang nyata, itulah realitas cinta sebagai bentuk sikap batin. Cinta yang demikian ini akan memancar ke seluruh penjuru kepada semua orang dan segala sesuatu. Tetapi cinta jangan menjadi ketergantungan batiniah kepada orang-orang, kita harus menyadari ketergantungan itu, dengan cara melakukan kegiatan sehari-hari dengan senang hati demi kegiatan itu sendiri.

PUISI

INGIN BERTEMU MENCIUM KAMU

Dingin bergumul sepi seusai hujan sehari teman, dimanakah rumahmu? ingin bertemu mencium kamu.

Lalu lalang asap jalanan bau tanah sehabis hujan teman, ada dimana kamu? ingin bertemu mencium kamu.

Sunyi tanpa dering riuh hati kering teman, sedang apa kamu? ingin bertemu mencium kamu.

Langit muram tertutup awan daun muda dikerat ulat teman, datang kemari ingin bertemu mencium kamu.

Dalam lelah darah tumpah lewati musim yang serakah teman baikku teman hatiku teman rinduku teman kangenku kuingin bertemu mencium kamu dari balik bayang matahari sudah kusiapkan sedikit nyali mencium kamu walau hanya punggung tanganmu walau hanya....

281019

Opera Cinta

Pegang tanganku Ingin kunikmati rembulan Yang bersinar dari matamu Dan kusimpan di ketiak anak-anak Agar tidak mudah melesat darimu Mari sayang Dengarkan dongenganku Aku pendekar dari gunung tinggi Merenung bersama sunyi Menunggu cinta sejati Anak-anak itu kembali menyentak Saat kau datang menyihir pedangku "Serahkan hatimu!" Dan kau merampok sepiku Dan aku menikmati cintamu 7.4.11

1301307480528555620
1301307480528555620

Illustrasi gambar Digital Art By M.R.M dan Foto oleh Drs. Subana Pamuja.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun