Untuk memahami sebuah puisi Tidak boleh hanya mengutip kata- kata itu akan merusak makna kalimat tidak boleh hanya mengutip kalimat-kalimat itu akan merusak makna sebuah puisi Merenungkannya dengan hati jernih untuk memahami maknanya itulah yang benar . (Kitab Mengzi VA : 4:2-WanZhang ) Puisi-Puisi :
Denyut Rindu
Hatiku resah Padahal waktu tanpa kesah Nyanyiku sumbang Perasaanku bimbang Tolong raba dadaku Masih adakah denyut Yang bernada rindu?
1987
Sepi Kutikam Berkali-kali Kutikam sepi berkali-kali Dingin pisau tak perduli Kamar ini menjadi saksi Sepi telah mati berulangkali Sunyi datang menghampiri Kembali aku berkelahi Jangan kau lari Aku benci sunyi 17311
Fiksi Malam Ini
Tiba-tiba layar menjadi warna-warni dunia fiksi huruf-huruf berbunyi dalam diam menari
Kekasih ajari aku hari ini cinta kasih sejati yang bukan sekedar fiksi
180311
Saat Bersamamu Ketika aku jadi kupu-kupu jadilah sayapnya yang lembut untuk bersama terbang menuju langit-Nya Saat kau jadi merpati patuklah hatiku tempatkan aku di sarangmu untuk bersama semadi di rumah-Nya Harapanku ada padamu mari nikmati anggur cinta dalam cawan kesegaran dan ingin kucium keharumanmu Kasih mari bersama menuju cahaya-Nya 180311
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H