Persahabatan seringkali bisa berakhir dengan cinta, namun cinta jarang sekali berakhir dengan persahabatan. Cinta kalau dilibatkan memang bisa menimbulkan jatuh, entah jatuh cinta, entah jatuh dendam atau jatuhlah permusuhan. Jatuh inilah yang membuat Adam harus meninggalkan Taman Eden, jatuh ke dalam kesalahan yang amat fatal, mencobai Tuhan Allah, melanggar larangan-Nya, dan Hawa menjadi kambing hitam sang lelaki demi harga diri. Begitulah awalnya, bila seorang lelaki berbuat salah dunia tertawa, tapi bila perempuan yang berbuat salah dunia menangis. Mengapa dunia selalu menyudutkan kaum perempuan bila berbuat salah, sementara kaum lelaki bila berlaku salah dunia dapat menerimanya dan memakluminya? Apakah karena perempuan dianggap ada-ada saja dan banyak keinginannya, dan semua itu biasanya jadi beban laki-laki, yang dianggapnya punya banyak akal untuk menaklukkan semua itu? Apakah karena Yayuk Harumwati tengah dimabuk asmara hingga tidak bisa memikirkan yang lain lagi. Pikirannya begitu penuh dengan keindahan sang kekasih dan cintanya, hingga jalan pikirannya tidak benar? Ah, mabuk cinta memang begitulah, kehilangan akal sehat, lupa yang akan terjadi serta akibat terhadap dirinya, tak terpikirkan lagi.Yayuk menganggap cinta itu saling keterkaitan dan tidak boleh berbuat semaunya untuk mencari cinta yang lain, harus saling menjaga perasaan dan hati masing-masing pasangannya. Cinta mereka seperti tak binasa walau terhapus masa, seakan Tuhan telah mempertemukan yang terbaik bagi dirinya, tapi apa yang terjadi bila sang kekasih mulai berpaling dari cintanya? "Aku memang telah berpaling, mencoba mencari penggantimu," kata Paulo terus terang. Mendengar pengakuan itu, Yayuk tersenyum. "Kenapa kau tersenyum?" "Aku mencintai dirimu seperti aku mencintai diriku sendiri Kak Paul." "Lalu?" "Aku hanya bisa ucapkan terima kasih Tuhan, yang telah sempurnakan cintaku. Bila apa yang kau lakukan memang terbaik untukmu, dan aku tidak mempunyai apa yang kau harapkan, aku tetap mencintaimu." katanya mencoba menguatkan hati, toh airmatanya mengalir begitu saja, walau perlahan. "Kamu telah tau yang kulakukan?" Yayuk mengangguk, sambil mengusap airmata yang mengalir di pipinya dengan punggung tangannya cepat-cepat. "Kamu tidak marah?" "Bila kau diciptakan untuk diriku, jangan pernah kau tanyakan cinta dan ketulusan yang kupunya." "Maafkan sayang," ucap Paulo lirih. "Aku benar-benar lelaki tolol dan bodoh." "Tidak, kau bukan lelaki tolol dan bodoh, kau hanya mencoba untuk tidak mencintaiku." "Ya. Aku benar-benar telah dibutakan oleh perasaan gelap, hingga tidak bisa membedakan cinta yang tulus dan cinta yang belum jelas." "Tinggalkan aku bila kau sudah dapat penggantimu, walau aku tidak dapat memilikimu, aku tetap mencintaimu...." lirih sekali kalimat itu diucapkan, walau berusaha tegar, tetap saja hatinya gemetar. "Sayang, cinta kita jangan sampai terhenti di sini." "Maksud Kak Paul?" "Saat aku mencoba berpaling dari kasih dan sayangmu. Ketika aku menduakan cintamu, seperti ada noda yang telah kulukiskan dalam hatimu, yang membuatku tak bisa menghapusnya begitu saja, bayangmu selalu melintas dalam mataku." "Sayang.......kamu wanita yang baik?" Yayuk memandang heran. "Maksudmu?" "Kamu menyenangkan." "Maksudmu?" "Kamu cantik!" "Maksudmu?" "Aku tak akan meragukan lagi tentang cinta dan ketulusanmu. Maafkan sayangku, bunuhlah aku bila nanti mencoba berpaling untuk mencari penggantimu!" Yayuk terbelalak, sejurus kemudian merangkul sang kekasih sambil mencubit keras-keras perutnya. "Kamu jahat!" "Apalagi?" "Kamu nakal!" "Apalagi?" "Kamu ganteng hihihi....!" "Hahahaha.....Sayangku yang cantik, kamu memang dicipta Tuhan untukku, akan aku tinggalkan semua cinta dan kasihku yang lain, hanya untukmu saja. Kau memang yang terbaik untukku, sementara aku tak punya ketulusan seperti yang engkau punya, cintamu tak ternoda, sementara cintaku mudah goyah. Terima kasih untuk pesona cintamu yang luar biasa itu. Aku mencintaimu karena sekarang aku baru mengerti bahwa engkau memang pantas untuk kumiliki selamanya." "Benarkah?" "Serius sayang!" "Enggak bo'ong?" "Enggak sayang!" "Enggak ingin selingkuh lagi?" "Enggak ah!" "Enggak lupa?" "Enggak sayang!" "Kalo lupa gimana, hayo?" "Hehehehe....namanya juga lupa....... ya diingatkan dooong...." "Ih kamu memang....ups!" belum selesai mengucapkan kalimatnya, bibirnya yang ranum itu sudah dikulum begitu cepat dan lembut. Terima kasih Tuhan, engkau benar-benar telah sempurnakan cinta kami. (Cerpen pesanan seorang ABG yang lagi lebay dalam cinta, bah!)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H