Mohon tunggu...
Tante Paku  A.k.a Stefanus Toni
Tante Paku A.k.a Stefanus Toni Mohon Tunggu... wiraswasta -

Membaca dan menulis hanya ingin tahu kebodohanku sendiri. Karena semakin banyak membaca, akan terlihat betapa masih bodohnya aku ini. Dengan menulis aku bisa sedikit mengurangi beban itu. Salam, i love you full.....

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Manfaat Bahasa Roh Dalam Membeli Buah

20 Januari 2011   22:42 Diperbarui: 26 Juni 2015   09:20 1487
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
http://4.bp.blogspot.com/_mUO3EFIUF28/S1nOhriau8I/AAAAAAAAAJQ/PSNKAqTnMF8/s320/roh_kudus.jpg

http://4.bp.blogspot.com/_mUO3EFIUF28/S1nOhriau8I/AAAAAAAAAJQ/PSNKAqTnMF8/s320/roh_kudus.jpg
http://4.bp.blogspot.com/_mUO3EFIUF28/S1nOhriau8I/AAAAAAAAAJQ/PSNKAqTnMF8/s320/roh_kudus.jpg
http://4.bp.blogspot.com/_mUO3EFIUF28/S1nOhriau8I/AAAAAAAAAJQ/PSNKAqTnMF8/s320/roh_kudus.jpg
http://4.bp.blogspot.com/_mUO3EFIUF28/S1nOhriau8I/AAAAAAAAAJQ/PSNKAqTnMF8/s320/roh_kudus.jpg
Bahasa Roh tentu sudah banyak yang menuliskannya dalam berbagai sudut pandangnya dengan bertabur banyak ayat pendukungnya. Bahasa Roh katanya bahasa lidah, sungguh susah ditangkap oleh orang awam, apalagi kalau ditambahi bahwa bahasa roh adalah bahasa LIDAH YANG LAIN, semakin memusingkan saja.Padahal ada dua jenis bahasa lidah, yaitu bahasa lidah yang dimengerti oleh orang lain dan bahasa lidah yang harus ditafsirkan karena tidak dimengerti oleh orang lain. Maka penuhlah mereka dengan Roh Kudus, lalu mereka mulai berkata-kata dalam bahasa-bahasa lain, seperti yang diberikan oleh Roh itu kepada mereka untuk mengatakannya (Kisah 2:4). Siapa yang berkata-kata dengan bahasa roh, tidak berkata-kata kepada manusia, tetapi kepada Allah. Sebab tidak ada seorang pun yang mengerti bahasanya; oleh Roh ia mengucapkan hal-hal yang rahasia. (1 Korintus 14:2). Apakah bahasa Roh masih bisa terjadi pada masa kini? Pasti akan terjadi pro kontra dari berbagai denominasi gereja untuk membahas hal ini, dan tidak akan ada habis-habisnya, bahkan mungkin sampai emosi meluap tinggi disertai caci maki yang barangkali itu bahasa roh yang sudah diterjemahkan juga. "Yang dimaksud dengan bahasa lidah disini adalah bahasa lidah yang "benar-benar" merupakan karunia Roh Kudus, bukan bahasa lidah yang dibuat-buat, dipelajari, atau ditiru. Berbicara dalam bahasa roh ialah karunia Roh!" begitulah argumentasi mereka yang percaya bahasa Roh masih terjadi sampai hari ini. Celakanya banyak yang merasa dapat karunia bahasa Roh berikut pertejemahnya sekaligus, luar biasa bukan perkembangan bahasa Roh ini. Padahal di 1 Korintus 14 : 2 sudah jelas TIDAK ADA SEORANG PUN YANG MENGERTI BAHASANYA. Menurutku bahasa Roh itu tak bedanya dengan BAHASA ASING yang kita tidak mengerti artinya. Berbicara tanpa lidah mana mungkin bisa? Jadi bahasa lidah memang yang bisa mengerti tentunya sesama LIDAH saja, dan ini bisa dilakukan oleh orang yang tengah berciuman dengan lidahnya. Tentunya kita semua pernah berbahasa lidah bila sudah mempunyai kekasih atau sudah berkeluarga. Haiya lidah ketemu lidah biarlah lidah yang menyimpan rahasia bahasanya. Kepada yang seorang Roh memberikan kuasa untuk mengadakan mujizat, dan kepada yang lain Ia memberikan karunia untuk bernubuat, dan kepada yang lain lagi Ia memberikan karunia untuk membedakan bermacam-macam roh. Kepada yang seorang Ia memberikan karunia untuk berkata-kata dengan 'BAHASA ROH', dan kepada yang lain Ia memberikan karunia untuk menafsirkan 'BAHASA ROH' itu. (1 Korintus 12:10) Maka sering terjadi, seseorang berbicara ASAL ASING dan disebelahnya sang penterjemah menterjemahkan ASAL KOTBAH di sebuah mimbar Gereja, terjadilah kerjasama saling menguntungkan, dan umat yang mendengarkan pun bisa terpesona, entah percaya atau tidak? Begitulah fenomena yang sering terjadi pada kegiatan yang berhubungan dengan BAHASA ROH. Bahasa Yunani menggunakan dua kata yang bermakna "yang lain" yaitu 'allôs' dan 'eterôs'. Ada hal menarik jika ingin mengkaji kata "yang lain" menurut1Korintus12:10.Ilustrasinya saya kutip dari situs Sarapan Pagi seperti di bawah ini : Jika seseorang menawarkan buah mangga kepada saya dan saya minta 'allôs', berarti saya minta "mangga" yang lain, namun jika saya minta 'eterôs', berarti saya minta "buah" yang lain (yang bukan mangga), barangkali jambu. Nah, baik mujizat, nubuat, dan penafsiran bahasa lidah menggunakan kata 'allôs', "yang lain" dari jenis yang sama, tetapi khusus untuk bahasa lidah itu sendiri menggunakan kata 'eterôs', "yang lain" dari jenis yang berbeda. Banyak yang tidak mengerti bahwa kita semua pernah menggunakan "bahasa lidah" untuk menyebutkan BERMACAM BUAH, misalnya buah Pepaya, Bengkoang, Mentimun, Mangga, Nanas, Kedondong, Jambu  dan lainnya, sementara orang-orang yang mendengarnya sudah tahu maksudnya, tanpa perlu penterjemah, dan tidak pernah menimbulkan KONTROVERSI atau DEBAT BERKEPANJANGAN sepanjang masa. Bahasa lidah itu hanya terdiri dari SATU KALIMAT saja, anda pun bisa menikmati semua BUAH tanpa resiko diprotes dengan banyak ayat. Kalimat tersebut adalah : RUJAK.
http://www.boplo.net/images/rujak_buah.jpg
http://www.boplo.net/images/rujak_buah.jpg
Illustrasi : zendings.blogspot.com, boplo.net

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun