Mohon tunggu...
Tante Paku  A.k.a Stefanus Toni
Tante Paku A.k.a Stefanus Toni Mohon Tunggu... wiraswasta -

Membaca dan menulis hanya ingin tahu kebodohanku sendiri. Karena semakin banyak membaca, akan terlihat betapa masih bodohnya aku ini. Dengan menulis aku bisa sedikit mengurangi beban itu. Salam, i love you full.....

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Di Balik Penghargaan Kompasianer Ada Kampanye yang Tidak Bener

28 November 2010   08:10 Diperbarui: 26 Juni 2015   11:14 638
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ajang pemilihan Kompasianer Award 2010 dengan gelar-gelar yang kutahu yaitu Kompasianer Terpopuler, Tulisan Terpopuler, dan Kompasianer Teraktif telah selesai dan laporan dari yang hadir sudah mewakili apa yang terjadi di sini, baik tuisan maupun foto-fotonya. Tapi banyak yang tidak tahu ada kehebohan tersendiri di balik layar kompi dari para pendukung maupun peserta untuk mengkampanyekan dengan cara-cara yang tidak bener maupun yang benar. Dengar saja, para penduduk dari DESA RANGKAT kasak-kusuk menyebar SMS untuk mendukung pendirinya maupun kepala desanya untuk meraih simpati agar terpilih menjadi salah satu lomba yang diperebutkan. "MOMMY harus tampil untuk kita jagokan dalam pemilihan tersebut," usul salah satu warga Desa Rangkat dengan menggebu. "Oke, tapi ikut lomba kategori yang mana nih?" jawab yang lain. "Apa saja boleh, pokoknya terpilih, sebab kriteria Mommy cukup bisa masuk semua kategori." Maka bersatu padulah warga Desa Rangkat mengkampanyekan dengan diam-diam ataupun secara terbuka. Bahkan mereka sudah mempersiapkan calon lain bila calon tunggalnya ditolak panitia pemilihan. "Mommy adalah ibu semua Kompasianer siap mengayomi dengen puisi yang menentramkan hati." Begitu salah satu bunyi spanduk di pasang di depan WARNET Desa Rangkat. Tidak itu saja, dari PLANET KENTHIR rupanya tak tinggal diam, mereka juga punya tokoh yang layak untuk maju dalam ajang penghargaan di Kompasiana ini, sang ketua pun dijagokan dengan aklamasi. "Jangan saya, yang muda-muda sajalah, saya tahu diri, sudah tua, mendingan momong cucu ketimbang ikut-ikutan ajang yang akan menguras tenaga dan pikiran nanti ha ha ha ha......." "Jangan gitu bos!" protes salah satu warganya. "Bos harus maju, biar tua tak ada masalah, usia tidak menjadi kriterianya, yang penting bos harus TETAP KENTHIR kalau nanti menang," lanjutnya menggebu-gebu. Penduduk  Planet Kenthir pun memasang spanduk di setiap penjuru negri, menyebar selebaran di setiap perempatan, dan mengkampanyekan di mana saja ada kesempatan. "Pilihlah Engkong dari Planet Kenthir, dijamin murah meriah!" kata pendukungnya bersemangat sambil menyebarkan pamflet di setiap jalan. Desa Rangkat dan Planet Kenthir memang harus bekerja keras untuk mengkampanyekan tokohnya, sebab dari NEGERI NGOTJOLERIA juga telah memasang kuda-kuda dan menancapkan genderang perang untuk menjagokan pimpinan sekaligus pendirinya yaitu  ANDY SYOEKRI AMAL untuk merebut salah satu lomba Kompasiana Award 2010 itu. "Wah saya tidak tertarik ikutan ajang seperti itu, tapi kalau kalian mendesaknya ya apa boleh buat," jawab bang Asa, begitu mereka memanggilnya, dengan bersahaja. Kontan saja para TIM SUKSES dari Negeri Ngotjoleria langsung menyebar magnet di setiap jejaring sosial untuk mengkampanyekan tokohnya agar mendapat simpati dari banyak rakyat. Bahkan adar Blogger yang tidak tahu Kompasiana pun di suruh mendukungnya. "Apa itu Kompasiana Award? Kok baru dengar, lalu siapa itu Andy Syoekry Amal? Memangnya suka beramal ya kok kalian begitu getol mendukungnya?" tanya blogger yang sudah tergolong kakek-kakek itu bertanya kepada tim suksesnya ASA ketika bertemu di Warnet. "Ah kakek nggak perlu tahu bang ASA dah, nih gambarnya pake kopiah, cocok menjadi yang terpilih kan?" "Oke dah kakek ikut milih. Eh cu, ngomong-omong ada duitnya nggak?" kata sang kakek terus terang. "Jangan kuatir kek, nanti kalo menang kakek akan dikirimin pulsa selama stok masih ada, lumayan buat catting ama nenek cantik kan? He he he he......" Begitulah sekilas suasana para pendukung masing-masing tokoh dalam mengkampanyekan jagoannya. Facebook dan Twitter serta jejaring yang lain padat merayap dengan status bernuansa kampanye. Apakah hanya mereka saja para calonnya? Tidak. Dari calon independen pun ikut mendaftar, baik dengan diam-diam maupun terang-terangan. "Bermimpi pun saya tidak berani, tetapi kalau terpilih yaah mengalir saja lah...." ujar KATEDRA RAJAWEN dengan rendah hati. Toh pendukungnya pun sudah yakin kalau calonnya ini pasti merebut salah satu kategori ajang tersebut. "Jangan kuatir pak, banyak yang akan mem-vote anda!" kata pendukungnya antusias. Masih banyak lagi calon independen yang dijagokan para pendukungnya atau menjagokan diri walau tidak ada pendukungnya, toh tidak ada kriteria yang kaku dalam ajang Kompasiana Award 2010 itu. "Silahkan dikritisi tulisan saya yang menjadi HL," ujar HERMAN HASYIM penuh percaya diri. "Anak pertamaku mau membuka account di Kompasiana, dia pasti mendukungku kalau aku maju!" kata ODI SHALAHUDDIN mantap. "Saya penuh Salam cinta n ukhuwah, masak tidak ada yang mendukung kalau ikut?" sahut ELHA dari KLINIK CINTA berharap. "Saya mendukung bang ASA menjadi Kompasiana Terpopuler," kata OM JAY pada saat jumpa pers. "Kalau anda yang terpilih menjadi yang terpopuler gimana Om? Bukankah Om Jay paling aktif Kopdar dan bertemu banyak tokoh Kompasiana, lobbynya kan lebih kuat?" tanya salah seorang wartawan. "Waah kalau saya yang terpilih itu NASIB namanya ha ha ha ha....." jawabnya sambil terbahak-bahak hingga seluruh perutnya berguncang dahsyat. INGE Dudul pun diam-diam ada yang mendukungnya, banyak juga yang diam-diam mengkampanyekan di inbox untuk memilihnya, karena Inge mampu menjembatani berbagai perbedaan dengan tawa renyahnya. "Bila anda bermasalah dengan HA HA HA HA HA cobalah dengan HE HE HE HE HE......." begitu bunyi salah satu slogannya. Dan masih banyak lagi tokoh-tokoh hebat di kompasian yang kasak-kusuk untuk ikut ajang pemilihan tersebut. Tak kurang dari tokoh kontroversial MAD MIZAN ikutan dengan jurus sodok sana sodok sini, mungkin dia akan menggandeng SUAMI SABLENG untuk ikut mendukungnya. "Ajang Kompasiana Idol penuh dengan kepura-puraan! Lomba belum mulai saja saya sudah tahu siapa yang bakalan menang!" teriak Mad Mizan lantang. "Kompasianer Terpopuler, Tulisan Terpopuler, dan Kompasianer Teraktif belum tentu yang terbaik! Mad Mizan bisa menjadi alternatif untuk yang mengundurkan diri!!" begitulah kampanye Mad Mizan di pasar-pasar dengan membawa pengeras suara cukup besar. Memang kalau hanya 3 yang menjadi pilihan saat ini sangat sedikit, tetapi sebagai awal tentu suatu penghargaan yang baik dari Kompasiana untuk Kompasianernya. Padahal ada kasak-kusuk akan ada lagi tambahan untuk memilih Kompasianer dengan kategori yang lain, misalnya : - Kompasianer Teraktual. - Kompasianer Terinspiratif. - Kompasianer Bermanfaat. - Kompasianer Termenarik. - Kompasianer Paling menghibur. - Kompasianer BIASA saja. - Kompasianer Terbasi. - Kompasianer Tidak Penting. - Kompasianer Asal Tulis. - Kompasianer Plagiat. - Kompasianer Provokatif. Nah, semakin lengkaplah bila semua itu terwujud dan semakin banyak peluang bagi para Kompasianer untuk mengkategorikan diri sendiri ke dalam pilihan tersebut di atas. Tentu saja semakin ke bawah akan semakin sedikit pesaingnya, kita tunggu saja tahun depan. Akhirnya, selamat kepada mereka para Kompasianer yang terpilih di ajang Kompasiana Award 2010 yang sudah menjadi kenyataan. Dan para TIM SUKSES dari masing-masing calon  pun berakhir dengan sendirinya, kembali pada kehidupan normal lagi. Tentu saja tidak ada dendam di antara mereka, sebab DENDAM tidak memakan apa-apa selain memakan hatinya sendiri. Illustrasi : http://unic77.blogspot.com, PHI.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun