Mohon tunggu...
Tante Paku  A.k.a Stefanus Toni
Tante Paku A.k.a Stefanus Toni Mohon Tunggu... wiraswasta -

Membaca dan menulis hanya ingin tahu kebodohanku sendiri. Karena semakin banyak membaca, akan terlihat betapa masih bodohnya aku ini. Dengan menulis aku bisa sedikit mengurangi beban itu. Salam, i love you full.....

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Pelacur Itu Ditampar dan Dipukuli

9 September 2010   00:05 Diperbarui: 26 Juni 2015   13:21 864
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

BAJIRET nama panggilannya, sopir truk pekerjaannya, muatannya terserah job dari juragannya, membawa apa dan mengantar kemana, ia manut saja, yang penting tiap bulan ia dapat gaji. Tanggung jawabnya sederhana saja, selamat sampai tujuan tidak ada masalah apa pun. Tidak setiap hari ia bisa pulang ke rumah, bisa seminggu atau bahkan hitungan bulan, bila mengirim sampai ke luar pulau memang sering lama, belum kalau ada masalah alamiah, ada wilayah yang kena banjir atau longsor, laut pasang sehingga tidak bisa menyeberang, begitulah waktu tergantung lancar dan tidaknya masalah di lapangan. Ada ungkapan bahwa seorang SOPIR itu YEN NGASO MAMPIR, artinya kalau istirahat akan mampir. Mampir di sini tidak diartikan untuk makan minum saja, tapi bisa juga melampiaskan NAFSU batinnya. Oleh sebab itu banyak sopir yang tahu tempat-tempat di mana banyak "perempuan" yang bisa diajak barengan untuk ML. Padahal tidak sopir saja yang dapat cap seperti itu, semua lelaki yang sering berpergian jauh, konon memang suka mampir he he he....Maaf, tentu saja ini belum ada penelitian yang valid, tapi cerita yang berkembang rata-rata kok seperti itu? Namun lelaki yang panggilannya Bajiret ini ternyata tipikal sopir yang suka mampir tidak sekedar mau makan minum saja, ia selalu membutuhkan teman perempuan untuk diajaknya melampiaskan segala gundah gulana batinnya. Seperti malam itu, dalam perjalanannya mengantar barang ke luar pulau, dari Jawa ke Bali, sambil menunggu redanya cuaca, karena ketinggian air laut sampai 7 meter lebih dan gelombangnya sangat besar, penyeberangan ditunda. Maka untuk mengisi hari-hari sepinya, ia mencari lokasi yang banyak terdapat wanita malam di warung-warung tepi jalan. Warung remang-remang yang cukup luas itu memang sering dihinggapi lelaki hidung belang, apalagi pak Tua berkumis Jampang itu sangat ramah dan memahami keinginan para tamunya, ia selalu menyambutnya dan memberikan layanan yang menggairahkan. "Mari pak, ini ada yang baru!" sambut pak Tua ketika melihat Bajiret masuk dengan mata jelalatan. "Wah asyik, ayo tunjukkan kamarnya!" Sahut Bajiret dengan semangat menggebu, karena memang angan-angannya sudah melambung, membayangkan sekujur tubuh perempuan yang menggairahkan untuk segera disantap bulat-bulat. Pak Tua membimbing Bajiret ke sebuah  kamar, dan mempersilahkan masuk. Kamar yang remang namun Bajiret bisa melihat dengan jelas, sosok perempuan yang tengah menyisir rambutnya. Ketika perempuan itu menengok, betapa kagetnya ia, bak ada petir di siang bolong! "Lho?!" Kedua manusia itu sama-sama mengeluarkan kalimat yang sama. Sama-sama kaget luar biasa! "Kenapa kau ada di sini?" Tanya Bajiret spontan. Perempuan itu diam, tak menjawab. "Jawab! Kenapa bisa ada di sini?!" Bentak Bajiret semakin keras. Teramat keras sampai mengagetkan banyak orang. Karena perempuan itu tetap diam, Bajiret meluap emosinya, dengan cepat ditamparnya perempuan itu. Bahkan kakinya pun turut bertindak, perempuan itu ditendang hingga terjengkang dan terus dipukuli berkali-kali. Perempuan itu hanya bisa menjeri-jerit minta tolong. Tak berapa lama pak Tua dan beberapa petugas keamanan datang melerai. Bajiret diringkus dan balik dihajar, lalu dipanggilkan Polisi dengan tuduhan penganiayaan. Di kantor Polisi Bajiret diinterogasi, mukanya yang lebam, mulutnya yang mengeluarkan darah, diusapnya dengan tissue yang disodorkan oleh petugas dari kepolisian itu. "Kenapa bapak menganiaya perempuan itu?" tanya petugas penuh selidik. "Dia istriku....." jawab Bajiret lemah. Illustasi : harislucu.blogspot.com, popfi.com, kagetkaget.blogspot.com, visualstreak.com

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun