Mohon tunggu...
Tante Paku  A.k.a Stefanus Toni
Tante Paku A.k.a Stefanus Toni Mohon Tunggu... wiraswasta -

Membaca dan menulis hanya ingin tahu kebodohanku sendiri. Karena semakin banyak membaca, akan terlihat betapa masih bodohnya aku ini. Dengan menulis aku bisa sedikit mengurangi beban itu. Salam, i love you full.....

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Para Kompasianer Silahkan Makan Bajingan

11 Agustus 2010   01:13 Diperbarui: 26 Juni 2015   14:08 1085
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Belum genap sebulan saya bergabung di Kompasiana ini, namun telah dengan berani bertamu di kios-kios kompasianer yang mempunyai beraneka dagangan yang unik menarik dan segala macam rasa yang perlu untuk dicoba. Selain itu saya juga telah dengan nekat memposting beberapa blog setelah membaca peraturan admin dengan hati-hati dan teliti dan selama ini ternyata baik-baik saja. Dagangan pertama saya BEGINILAH KALAU ISTRI DOKTER SELINGKUH cukup menuai hasil, banyak pembeli berdatangan, ada yang menyapa ramah, ada juga yang melirik ingin tahu, ada yang bersalaman dan menjadi teman, mungkin juga ada yang waspada dan ancang-ancang mengokang senjatanya, siapa tahu ini orang membahayakan RUMAH SEHAT datang-datang sudah menawarkan dagangan tentang SELINGKUH, karena saya masuk pas ada KEGADUHAN dari para pedagang lamanya, yang saya belum mengerti terlalu mendalam duduk permasalahannya, untuk itu saya hanya menikmati saja dan tetap BERPIKIR POSITIF. Dua hari baru bergabung, ada tulisan saya yang masuk headline, suatu hal yang tidak terpikirkan sama sekali. Karena saya menulis di kompasiana ini dimintai teman untuk ikut meng-VOTE tulisannya yang diikutkan lomba 100 menit itu. Celakanya, untuk bisa men-vote tulisan itu harus login dulu, apa boleh buat terpaksa deh saya login. Begitu login ternyata banyak teman yang mampir ke kios yang masih kosong dagangannya dan meminta saya men-vote tulisan-tulisannya yang diikutkan lomba, ya okelah berbuat menyenangkan orang lain sejatinya melegakan hati, saya pun memberikan VOTE ke banyak blog tanpa ragu-ragu. Walau saya gaptek, tapi dengan jurus klak-klik klak-klik saja dan membaca petunjuk-petunjuk para blogger di kompasiana ini akhirnya saya memutuskan untuk tidak memeties-kan akun saya, saya harus berpartisipasi meramaikan RUMAH SEHAT ini, kebetulan saya punya banyak tulisan yang sudah jadi atau yang baru draft, tinggal dipoles dikit langsung bisa dimasukkan ke Kompasiana ini sesuai kategori yang ada. Saya tidak tahu kenapa KOMPASIANA dinamakan RUMAH SEHAT, ah ini memang hal biasa dilakukan para bloggernya bila tergabung dalam suatu komunitas, pasti akan memberikan NAMA pada tempatnya berkumpul. Kalau menurut saya kompasiana lebih cocok dinamakan PASAR BESAR, dengan dasar bahwa di kompasiana begitu banyak bloggernya, dan begitu banyak blog-blog yang diposting setiap harinya, bak sebuah pasar yang selalu silih berganti berdatangan dagangan-dagangan baru yang siap diperjualbelikan di berbagai kiosnya. KOMPASIANA adalah PASAR BESAR yang selalu buka 24 jam full, banyak kios-kios berada di dalamnya, ada kios yang tertata rapi, bersih, berbau wangi, dengan AC yang sejuk, ada juga kios yang cuma menggunakan kipas angin atau bahkan tidak ada pengatur udaranya sama sekali. Ada juga pedagang yang belum punya kios, yang terpaksa menggelar dagangannya di kaki lima, bahkan ada yang tidak buka kios sama sekali, ia hanya datang sebagai pembeli, menawar sana-sini sesuka hati, setelah itu pergi atau nanti datang kembali kalau ada dagangan baru yang menarik hatinya. Pembeli demikian sering dianggap BLOGGER ABU-ABU oleh beberapa kompasianer yang tidak suka gaya tawarnya itu. Saya belum banyak mengenal para pedagang yang buka kios di sini, baik pedagang lama atau yang baru, tapi saya beranikan diri untuk berdagang dan menambah banyak kenalan, oleh sebab itu saya tidak ragu-ragu untuk berkunjung ke kios-kios pedagang yang lain, saling menyapa atau membagikan pengetahuan yang saya tahu saja. Di PASAR BESAR KOMPASIANA ini memang banyak dagangan LAMA atau BARU yang beraneka warna dan rasanya. Ada yang BERNAS, ada yang PEDAS, ada yang LEPAS,ada yang COPAS, ada yang GANAS, ada yang KERAS, ada yang BEBAS. Semua saya nikmati silih berganti, saya tak melihat SIAPA PENULISNYA tapi APA ISI tulisannya tersebut. Karena semakin banyak saya membaca, semakin kenal akan kebodohanku sendiri, oleh sebab itu saya tidak pilih-pilih dalam membacanya, tapi tentu saya utamakan teman-teman yang telah dengan baik menawarkan diri menjadi teman saya, untuk saya apresiasi sebisa saya atau sekedar memberi penilaian sesuai hati nurani yaitu AKTUAL, INSPIRATIF, BERMANFAAT, MENARIK dan MENGHIBUR, ya karena kata-kata itu yang saya suka untuk menjalin persahabatan.

http://multiply.com/mu/beha38b/image/9/photos/384/1200x120/18/IMG-1356-43-18.jpg?et=R0%2BnEO2ES%2BI%2CuJttJRdiuA&nmid=111125788
http://multiply.com/mu/beha38b/image/9/photos/384/1200x120/18/IMG-1356-43-18.jpg?et=R0%2BnEO2ES%2BI%2CuJttJRdiuA&nmid=111125788
Sementara NILAI yang berbunyi BIASA, BASI, TIDAK PENTING, ASAL TULIS, PLAGIAT, PROVOKATIF, belum saya pergunakan sebagaimana layaknya orang yang berusaha menggunakan hati nuraninya yang terdalam, walau untuk pembelajaran hal tersebut sangat penting, tapi orang kadang tidak mau belajar dari KRITIKAN halus atau terang-terangan itu, entah nanti kalau memang perlu untuk dipergunakan dengan sejujurnya. Saya menulis di KOMPASIANA tidak begitu memperhatikan tentang HEADLINE, TERPOPULER, TERTINGGI, TERBANYAK, menulis ya menulis saja, karena semua kategori itu, utamanya HEADLINE tentu tergantung ADMIN-nya, Adminlah yang memegang merah, kuning, hijaunya tulisan yang layak di pajang di HL itu. Mungkin karena AKTUAL, BAGUS, INFORMATIF, UNIK, MENARIK, atau bisa jadi berdasar SENIORITAS, PERTEMANAN, atau hanya KEBETULAN saja? Baca saja semua tulisan tanpa pilih-pilih, itu yang saya terapkan. Sementara dalam menulis, TULIS SAJA MENULIS SAJA YANG KITA BISA YANG KITA TAHU tidak perlu memikirkan terlalu jauh bahwa tulisan tersebut akan dibaca 1 atau 1000 orang, tulisan itu akan laris atau tidak, menulis saja, menulis terus saja sesuai dengan gaya sendiri.Ketika sebuah tulisan dibaca 1 orang, tapi tulisan tersebut bisa membawa BERKAH bagi yang membaca tulisan itu, anda sudah memperoleh BERKAH yang tidak disadarinya, kita sering tidak tahu manfaat sebuah tulisan kita bagi orang lain, itulah kekuatan sebuah tulisan. Sebaliknya tulisan yang dibaca banyak orang, belum tentu membawa manfaat, mungkin karena para pembacanya tertarik judulnya yang bombastis, aktual atau merangsang untuk dibaca, walau isinya sebetulnya datar saja alias tidak berisi sama sekali. Bisa jadi si pembaca tulisan tersebut tertarik dengan NAMA BESAR sang penulisnya, walau penulis besar tidak semua tulisannya bermanfaat. Atau bisa juga si pembaca hanya sekedar meninggalkan jejak  dengan memberi komentar yang MANIS-MANIS karena menghargai nilai sebuah pertemanan. Begitulah kenyataan yang sering tidak kita sadari, jadi jangan ragu untuk TERUS MENULIS walau dibaca sedikit orang, kita tidak tahu kelak kemudian hari tulisan kita itu membawa manfaat bagi pembaca yang lain. KOMPASIANA memang pantas disebut PASAR BESAR yang tidak pernah sepi setiap hari, selalu saja ada transaksi di dalam kios-kios para pedagangnya. PASAR BESAR KOMPASIANA ini nyatanya sudah masuk daftar 100 situs populer versi Alexa, juga sudah ditata demikian rapi, jadi tidak mudah membuat pengunjung TERSESAT. Ada petunjuk bagi para pengunjung bila ingin membeli dagangan yang dijajakannya, ada dagangan beraroma PERISTIWA, POLHUKAM, HUMANIORA, EKONOMI, HIBURAN, OLAHRAGA, LIFESTYLE, WISATA, KESEHATAN, TEKNOLOGI, MEDIA, GREEN, FIKSI, MUDA. Silahkan menawar pada kios-kios tersebut tanpa ragu, bila ternyata ditemukan BARANG ASPAL, silahkan complain pada bagian keamanan di pasar ini dengan bertanya pada ADMIN atau bisa juga SIARAN di setiap kios-kios agar disampaikan para pedagangnya, yang mungkin punya akses untuk menegur PEDAGANG ASPAL itu. Dan bila pedagangnya TETAP BANDEL, pada saatnya nanti pasti DIARAK KELILING PASAR untuk dipermalukan, ini sepertinya yang pernah terjadi, menurut pengamatan saya.
http://3.bp.blogspot.com/_85ZvY4QaDdA/TPyxDLii2sI/AAAAAAAAAZM/r56ctfgtMrg/s1600/kecanduan+ngeblog.jpg
http://3.bp.blogspot.com/_85ZvY4QaDdA/TPyxDLii2sI/AAAAAAAAAZM/r56ctfgtMrg/s1600/kecanduan+ngeblog.jpg
Para KOMPASIANER yang terhormat, tanpa mengurangi rasa hormat, untuk memperkenalkan diri dengan tidak ragu-ragu saya akan memberikan sajian di meja makan yaitu BAJINGAN. Walau saya pakai nama Tante, tapi saya laki-laki sejati yang tak ragu untuk menuliskan kalimat tersebut yaitu BAJINGAN. Eit, jangan  buru-buru menuduh saya tengah marah dan mengeluarkan sebuah makian kotor. Saya tidak dalam kondisi marah atau kesal sehingga menumpahkan tulisan yang sering dianggap semua orang adalah kalimat TIDAK SOPAN untuk diucapkan. Saya sering heran ketika SATU KATA disepakati dengan tanpa perjanjian tertulis sebagai UCAPAN KOTOR atau bahkan JOROK sehingga  TABU untuk diucapkan di muka umum! Apakah tujuan ucapan-ucapan BERSERI BINATANG (Misalnya : "Anjing lu! Monyet lu!  Buaya lu!  Babi kamu! Jangkrik!  Dasar Raja Singa!  Bangsat semua!  Dll) atau ANGGOTA TUBUH (Misalnya : Banyak bacot!  Cangkemmu mingkem bae!  Matamu picek!  Mulutmu bau!  Dasar buta!  Dll)  ini sebagai ungkapan realitas sosial masyarakat kita akibat KEMISKINAN, KEBODOHAN dan BERBAGAI PENINDASAN? Sehingga ungkapan kalimat-kalimat itu sebagai bentuk protes? Manusia memang menyimpan absurditas dengan segala implikasinya termasuk dalam tatanan kehidupan. Ada yang berdampak positip maupun negatip, namun itulah realitas sosial yang terus berkembang dalam arti seluas-luasnya. Manusia memang mempunyai kemerdekaan dan itu hak setiap manusia untuk menikmatinya, tetapi untuk mengucapkan kata-kata kasar apakah hanya hak segelintir orang? Bagaimana pun manusia tidak terlepas dari bebas nilai sistem sosialisasi masyarakatnya, tetapi kemudian geraknya terjadi geseran gerak nuraninya, apakah ini akan dikatakan bahwa harus dikembalikan kemerdekaan dalam dunia yang penuh alam intuitip itu? Ataukah kehidupan ini harus dalam sistem PAROKIAL yang lebih menitikberatkan pada sistem kekeluargaan? Sehingga semua bisa diatur sampai dalam hal pengucapan kalimat yang boleh dan tidak? Apakah kerancuan-kerancuan dalam mempergunakan kata-kata kasar diperlukan kesadaran kolektif yang perlu dijalankan agar tidak terlindas oleh globalisasi materi, yang memang ditawarkan dan menjadi TULANG BOKONG industrialisasi? Jangan-jangan kesadaran kolektif ini bisa menjelma menjadi BADUTISME di dalam kehidupan yang pluralis ini. Bisa jadi kata-kata "umpatan" semacam ini sudah menjadi kebudayaan yang diciptakan secara terselubung, akibat subyektivitas memorial tanpa pencerahan dalam konteks memahami suatu kebudayaan. Ketika orang Surabaya mengucapkan JANGKRIK dengan indikasi mengumpat, mungkin orang Jakarta tidak memahaminya sebagai umpatan kasar. Sebaliknya, bila orang Jakarta mengumpat dengan kata BANGSAT, belum tentu orang Irian akan tersinggung dan mengambil tombaknya. Apakah "makian-makian daerah" yang belum "menasional" bisa dijadikan obyektifitas memorial? Padahal itu hanya subyektifitas memorial masyarakat setempat yang secara tidak langsung menyepakati bahwa kata-kata itu berkonotasi TIDAK SOPAN. Saya tidak tahu awal mulanya, bagaimana nama-nama binatang menjadi suatu umpatan yang disukai manusia ketika mengumpat atau marah. Saya juga tidak tahu asal-usulnya ketika beberapa organ tubuh manusia dijadikan kalimat untuk mengumpat manusia yang lain dengan nada tinggi tentunya. Bagaimana akhirnya semua yang mengucapkan maupun yang mendengarnya bisa sepakat bahwa kalimat itu adalah kalimat TIDAK SOPAN? Kalimat yang TIDAK PANTAS diucapkan dimana saja? Para Kompasianer yang terhormat, dengan tidak mengurangi rasa hormat, anda yang belum tahu di sini anda bisa tahu bahwa BAJINGAN itu sebenarnya nama makanan, semacam KOLAK yang isinya KETELA POHON yang diris besar-besar. Lebih mantap lagi kalau dicampur dengan kolang-kaling atau irisan pisang, cocok dah buat buka PUASA BERSAMA Jadi jangan marah dulu bila mendengar kalimat BAJINGAN, yang sering dikonotasikan KATA-KATA KOTOR yang berindikasi PREMAN itu, siapa tau anda ditawari makanan khas JOGYA itu. Jadi anda perlu lihat SIKONnya terlebih dahulu sebelum mengambil kesimpulan.
Illustrasi :  Kompasiana.com, sichandra.com, payshant.blogspot.com,beha38b.multiply.com,memo.blogombal.org

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun