Mohon tunggu...
Eka Apriliana
Eka Apriliana Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswi Universitas Indraprasta PGRI

Istiqomah itu berat, yang ringan mah istirahat.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Eksplorasi Etnomatematika dengan Memodelkan Berbagai Motif Batik di Indonesia

14 Juli 2022   16:16 Diperbarui: 14 Juli 2022   16:21 2507
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Batik Madura (Gambar dok. pribadi)

Ini berarti pada setiap suku untuk pola motif daun pare memiliki selisih 3 dengan suku selanjutnya. Jika disesuaikan dengan pola barisan aritmatika dengan beda 3 maka untuk suku ke n diperoleh Un = 3n-1.

3. Motif clorot memiliki pola 3, 6, 9, 12, 15, ...

Ini berarti pada setiap suku untuk pola motif clorot memiliki selisih 3 dengan suku selanjutnya. Jika disesuaikan dengan pola barisan aritmatika dengan beda 3 maka untuk suku ke n diperoleh Un = 3n.

4. Motif klanting memiliki pola 4, 10, 16, ...

Ini berarti pada setiap suku untuk pola motif klanting memiliki selisih 6 dengan suku selanjutnya. Jika disesuaikan dengan pola barisan aritmatika dengan beda 6 maka untuk suku ke n diperoleh Un = 6n-2.

Dari paparan di atas, kita dapat mengetahui pola dari setiap motif dan kita dapat mengetahui suku-suku yang mungkin termasuk dalam pola tersebut. Misalkan kita sudah mengetahui beberapa suku dalam suatu pola, maka untuk mengetahui suku selanjutnya dari suku terakhir yang sudah diketahui, kita akan mendapatkannya dengan cara menambahkan selisih dari suku pertama dan suku kedua pada suku terakhir yang sudah diketahui. Pembelajaran matematika yang seperti ini, dapat lebih menarik dan bermakna. Dengan adanya pengenalan motif-motif tertentu, siswa dapat lebih mengenal ragam motif yang disajikan dan dapat lebih mengerti pola bilangan yang mungkin ditemukan dalam suatu sajian motif batik Adipurwo khas Purworejo.

Konsep-Konsep Matematika Pada Batik Madura

Konsep adalah ide abstrak yang dapat digunakan untuk mengklasifikasikan atau menggolongkan sekumpulan obyek (Skemp, 1987). Konsep terbentuk dari berbagai pengalaman yang memiliki ciri kesamaan secara umum. Ketika konsep pertama sudah terbentuk, dalam hal ini bisa dikatakan sebagai contoh-contoh konsep. Sehingga semakin banyak pengalaman yang diperoleh semakin banyak pula konsep-konsep yang dimiliki. Konsep adalah ide abstrak yang dapat diasimilasikan dan diakomodasikan dengan pengetahuan sehingga dapat mengelompokkan dan memberikan nama sekumpulan objek. Dengan demikian, untuk membentuk suatu konsep diperlukan berbagai pengalaman yang mempunyai suatu kesamaan.

Penggunaan nama dalam menghubungkan suatu obyek berkaitan dengan proses klasifikasi, yaitu untuk mengenali suatu benda di dalam kelas yang sudah ada. Penamaan berperan dalam pembentukan konsep yang baru. Jika nama yang sama muncul dari pengalaman-pengalaman yang berbeda, akan berpengaruh pada pengelompokkan pengalaman itu ke dalam pikiran dan mengabstraksi kesamaan intrinsiknya sehingga memisahkan kelompok mereka sendiri-sendiri. Dengan demikian, hubungan antara konsep dan namanya dapat dibentuk setelah konsep terbentuk atau dalam proses pembentukannya.

Beberapa motif batik Madura dapat dijadikan alat untuk memperkenalkan konsep-konsep matematika seperti halnya konsep-konsep geometri sehingga mempermudah dalam memahami konsep matematika yang bersifat abstrak antara lain adalah garis lengkung, sudut, titik, simetri, belah ketupat dan jajar genjang, di dalam pembelajaran matematika pada jenjang Sekolah Dasar. Seperti pada gambar-gambar berikut ini yang merupakan hasil penelitian (Zayyadi, 2017).

Batik Madura

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun