Mohon tunggu...
285 santi prameswari
285 santi prameswari Mohon Tunggu... Seniman - Its Jojo

Ilmu Komunikasi UMM

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Media Bebas Berekspresi?

21 Juni 2021   21:51 Diperbarui: 21 Juni 2021   22:47 89
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Media Pers saat ini juga memberitakan hal hal tidak penting seperti kehidupan pribadi seorang artis. Padahal itu adalah sebuah privacy dan malah memberikan berita yang tidak penting. Seperti kasus perselisihan antara ayu ting ting dan nagita slavina, jika memang mereka bentork biarkan saja mereka. Bukan ayu dan nagita yang bentrok disni malah netizen Indonesia yang sibuk mengurusi urusan pribadi Public Figur. Ada hal lain juga, seperti perceraian artis perselisihan kiwil dan mantan istirnya yang tak kunjung usai justru di jadikan berita yang tidak berbobot.

Media saat ini sudah terkontaminasi dan terpengaruh dengan hal hal yang membuat masyarakat Indonesia Bodoh. kebanyakan  Media juga memberikan informasi yang tidak berbobot dan lebih mendulukan Uang yang diperoleh. Media saat ini juga seperti mrnjadi bonekanya pemerintah dan politik. Semua yang berhubungan baik dengan politik juga di bahas sedangkan buruknya politik tidak di bahas. Kasus kasus yang harusnya di bantai, juga tidak ada di berita.

Selain Media Pers, Media Sosial sangat berpengaruh apalagi terhadap hampir seluruh generasi yang ada pada saat ini apalagi generai Z dan generasi Millenial. Adanya media yang terbaru yaitu tiktok, disitu terdalpat semua informasi maupun hiburan yang baik hingga buruk. Adanya kebebasan berekspresi disana membuat orang orang ingin menmbuat karya yang tidak seperti biasanya. Terkadang juga dapat melanggar bebebrapa aturan sepeerti potongan film yang di sebar di tiktok seharusnya tidak boleh disebar. 

Karena itu merupakan hak cipta dan orang lain jadi menonton di tiktok dan bukan di web resminya. Kemudian, dance dance viral di tiktok juga banyak dance yang tidak sesuai dengan budaya kita sebagai orang timur yang terkenal dengan sopan santun nya. Terlebih anak muda ynag bekum bisa menyaring mana ynag baik dan yang buruk akhirny amereka ikut untuk berpakaian tidak sopan. Adanya konten konten dewasa juga sangat mudah di akses oleh anak kecil yang menggunakan tiktok. Sehingga, membuat penggunanya kecanduan. Dan seharusnya itu tidak terjadi jika sang content creator membuat karya karya yang jelas dan tidak menyebarkan video video ynag tidak seharusnya di tonton oleh semua umur. Konten konten edukasi lah yang seharusnya di tanamkan sejak dini apalagi eukasi tentnag seks agar anak anak di Indonesia mamou mengendalikan diri mereka untuk tidak melihat sesuatu atau content yang tidak sesuai dengan usia mereka saat ini.

Jadi, seluruh pemberi informasi, seluruh content creator seharsunya memberi hal hal ynag positif dan mengedukasi semua kalangan. Jila ada konten atau berita ynag tidak seharusnya di tonton oleh semua umur, maka sebaiknya di publish ke beberapa media khusus. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun