Selingkuh sendiri pada dasarnya, dibersamai adanya pengkhianatan, penyelewengan dan kecurangan dilarang dalam agama Islam. Di antara ayat dan hadis yang melarang hal-hal tersebut adalah firman Allah:
Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:
يٰۤـاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا لَا تَخُوْنُوا اللّٰهَ وَا لرَّسُوْلَ وَتَخُوْنُوْۤا اَمٰنٰتِكُمْ وَاَ نْـتُمْ تَعْلَمُوْنَ
"Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengkhianati Allah dan Rasul (Muhammad) dan (juga) janganlah kamu mengkhianati amanat-amanat yang dipercayakan kepadamu, sedang kamu mengetahui." (QS. Al-Anfal: 27)
Dan sabda Rasulullah Shallallahu 'alayhi wa sallam-:
عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: لاَ يَخْلُوْنَ رَجُلٌ بِامْرَأَةٍ إِلاَّ مَعَ ذِي مَحْرَمٍ فَقَامَ رَجُلٌ فَقَالَ: يَا رَسُولَ اللهِ، اِمْرَأَتِي خَرَجَتْ حَاجَةً وَاكْتَتَبْتُ فِي غَزْوَةِ كَذَا وَكَذَا قَالَ: اِرْجِعْ فَحَجَّ مَعَ امْرَأَتِكَ. [رَوَاهُ اْلبُخَارِي وَمُسْلِمٌ]
Artinya: "Diriwayatkan dari Ibnu Abbas dari Nabi -Shallallahu 'alayhi wa sallam-., beliau bersabda: 'Janganlah seorang laki-laki berdua-duaan dengan seorang perempuan kecuali dengan mahramnya', maka ada seorang laki-laki berdiri lalu berkata: 'Wahai Rasulullah, istriku mau pergi haji sementara aku tercatat harus pergi perang ini dan itu'. Maka beliau bersabda: 'Pulanglah lalu pergilah naik haji bersama istrimu'." (HR. Al-Bukhari dan Muslim)
Selain dari ayat-ayat Al-Qur'an, adapaun hadist yang menjelaskan tentang perselingkuhan yaitu Dari Abu Hurairah, Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda "Tanda orang munafik ada tiga: jika bicara ia berdusta, jika berjanji ia ingkar janji, jika diberi amanah ia berkhianat" (HR. Al Bukhari 6095, Muslim no.59).
Perselingkuhan memang bukan perilaku yang wajar akan tetapi lebih baik memperbaiki satu sama lain supaya tidak menimbulkan perceraian karena Allah SWT membenci akan perceraian. Sebab perceraian bukan saja memutus hubungan pernikahan suami istri melainkan berisiko besar menyebabkan konflik dan renggangnya hubungan antardua keluarga yakni dari pihak suami dan pihak perempuan. Bahkan perceraian berdampak besar bagi anak-anak. Sebab mereka tidak akan bisa lagi mendapati kehangatan keluarga yang utuh dalam satu atap.
