“ Boleh mah...” .
Syafa langsung bergegas ke dapur untuk mengambil mangkok dan sendok.
“ Mama sekalian beli dan Nazwa”, terdengar suara seruan suamiku dari depan.
“ Iya Pah...”
Kuhampiri lagi suami dan bertanya” Papa mau beli berapa?”, tanya ku
“ Lima ribu aja Mah..”
Langsung Syafa bergegas menuju ke pedagang empek-empek gerobak. Dilihatnya pedagang itu sedang duduk termenung entah apa yang pikirkan. Dilihat raut wajahnya penuh dengan kesedihan dan kegelisahan. Badanya begitu lesu dan tak bersemangat. Mungkin dia memikirkan kondisi ekonomi yang semakin lesu dan tak menentu. Syafa memperhatikan lagi belum ada seorang pun yang membeli dagangannya. Pedagang itu asyik termenung hingga tak tahu kedatangan Syafa di dekatnya.
Lalu Syafa memanggil pedagang itu.
“ Bang...beli”, kata Syafa dengan nada keras.
Pedangan itu terhentak kaget dan tersadar dari lamunannya.
“Oh...iya, Bu”, dengan kaget dia menjawabnya.