CSO juga dapat menjadi suara bagi mereka yang tidak terwakili dalam pengambilan keputusan kesehatan, sehingga memastikan bahwa kebijakan yang diimplementasikan benar-benar memperhatikan kebutuhan dan hak-hak semua individu.
Begitu pula salah satu yayasan yang saya wawancarai mengenai kesehatan. Yayasan Bhanu Yasa Sejahtera Peduli TBC, yang mana yayasan ini berfokus pada kesehatan yang berkaitan dengan penyakit TBC. Yayasan ini mengurangi adanya penyakit TBC dengan berbagai kegiatan yang dilakukannya, mulai dari penyuluhan mengenai penyakit TBC, pemeriksaan rutin kepada anak-anak, keluarga, bahkan masyarakat umum yang tinggal ditempat penyuluhan ini.Â
Memerangi penyakit TBC merupakan hak utama yang menjadi fokus pada Yayasan tersebut. Baru-baru ini, yayasan membuat kegiatan tentang 'Dialog Bersama: Komunitas Bergerak Akhiri TBC Di Indonesia (Persiapan Pekan Skrining Serentak di Posyandu).Â
Hal ini bertujuan untuk mendukung pencapaian eliminasi TBC tahun 2030 di Indonesia dengan menguatkan kapasitas dan peran komunitas dalam program pencegahan dan pengendalian TBC di wilayah intervensi melalui deteksi dini kasus tuberkulosis di posyandu pada anak-anak dan orang dewasa.
Upaya dalam memfasilitasi kesehatan pada seluruh dunia melalui Civil Society Organizations (CSO) merupakan langkah penting dalam meningkatkan akses dan pelayanan kesehatan bagi masyarakat global. Melalui peran CSO, berbagai inisiatif kesehatan dapat dilaksanakan dengan lebih efektif dan inklusif.Â
Dengan adanya kontribusi dengan keluarga dan masyarakat setempat dapat meningkatkan efisiensi dalam menghadapi penyakit yang ada. Oleh karena itu, upaya memfasilitasi kesehatan global melalui CSO memiliki potensi besar untuk menciptakan perubahan positif dalam meningkatkan kesehatan dan kesejahteraan seluruh populasi dunia.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H