Membuka kembali kenangan bersamamu seperti kuku jemari yang tumbuh perlahan dipotong lantas tumbuh kembali tak pernah berhenti bertumbuh. Meski setiap ia tumbuh setiap itu juga rasa itu dipangkas.Â
Tidak mengapa, karena kita sudah tak lagi sama. Jika masih sama tentu kita sedang tersesat.Â
Karena aku adalah milik tuan yang lain, bukan milikmu
Bila ku terus berada dalam lingkaran kenangan bersamamu, bukankah itu seperti syirik kecil.Â
Menyakitkan bagi tuanku.Â
Hari ini aku lepas kembali, pergilah
Sudah puas ku merindu muÂ
Biar pun rindu ini hanya milikku
Hai kamu, jangan lupa cintai wanitamu saat ini.Â
Aku yakin wanitamu saat ini adalah yang terbaik.Â
Tak perlu juga kau ceritakan tentang aku.Â
Ceritakan saja bagaimana kejamnya aku.Â
pergi meninggalkanmu tanpa sebuah penjelasanÂ
Berlalu seperti angin dalam dingin pergi bersama orang baru
Doa ini milikmu agar kamu bahagia dengan wanitamu..Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H