Mohon tunggu...
Elizza Yuliantari
Elizza Yuliantari Mohon Tunggu... Lainnya - Perempuan

sebuah memoar dalam bentuk tulisan sebelum ingatan berlalu bersama laju waktu

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Menantang Badai

28 Oktober 2024   10:44 Diperbarui: 28 Oktober 2024   10:51 49
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Ribuan hari telah berlalu saat ku mulai berbalik arah tak mau menahan rindu

Ribuan manusia telah ku jumpai tapi mengapa hanya kamu di setiap derap langkah kakiku

di balai kota ini dulu kita pernah duduk bersama 

menyimpan semua rasa di dada

ataukah hanya aku saja yang merasa

bahwa rasaku padamu bukanlah teman biasa

di sampingmu lagi  duduk temani dermamu

sungguh hatiku bergetar saat ku dengar doa mereka padaku dan padamu

aduhai nestapa miliku saja

rasa ini datang di saat yang tidak tepat karena ku harus selesaikan mandat kapten yang terhormat

bahwa harus cepat-cepat selesai kuliah biaya semakin melonjak

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun