"Lingkunganmu  tinggal di Asrama sih kamu Camelia, bisa bangun subuh. Coba di Kosan kayak kita" Celetuk Rio.
Aku mengangkat alis tidak menanggapi serius. Dalam hatiku apa susahnya bangun sebelum matahari terbit dalam hatiku ngedumel.Â
Dan sepuluh years later after i have baby dan a roalcoaster relathionahip Pernikahan finally aku tahu kenapa Rio bilang begitu. Aku merasa menjadi hamba Tuhan yang dzalim.Â
Tidak seperti  Muhammad Haikal yang sengaja terang-terangan membuntuti ku sepulang Kuliah. Kali ini  tombol PRNTSCRN  yang mengikutiku sepanjang hari.  Aku heran dan seperti menyingkirkan ketombe di atas bahuku. Kendati sudah dibersihkan ia akan datang lagi esok lagi. Mengapa esok hari akan datang lagi? Karena ketombe ini jenis Psoriasis. Butuh resep dokterÂ
Sehari-hari aku menghabiskan waktu di depan laptop. Kehidupan postpartum yang melelahkan dan sangat sulit untuk bisa bangun pagi. Sungguh  Pada Kesempatan  bangun kesiangan ini aku seperti sedang mendapat Ain. Â
Apa itu Ain. Jawabnya adalah kena mata. Tidak menyebut  Asma Allah atas kebaikan, kejelekan, kesenangan dan musibah yang terjadi pada seseorang. Dan kelak hal itu bisa berpindah pada diri kita sendiri. Bisa sama persis. Bisa sebaliknya.Â
Rio bukanlah Ain tapi Rio seperti hantu. Tidak ada orangnya tapi kenangan tentangnya sungguh Menghantui
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H